Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!
Agung Samodra
Pencarian
log up
cailender
April 2024 S S R K J S M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Penulis: Arief “Kandang Bambu”, Januari 2010.
Pemirsa kandang bambu yang terhormat, kesempatan kali ini saya coba mengetengahkan sebuah uraian tentang penanganan proses kelahiran ternak kambing. Saya mengangkat tema ini karena cukup banyak diskusi dan pertanyaan yang masuk pada kami tentang hal tersebut. Mudah-mudahan dengan membaca artikel ini, pemirsa sekalian memiliki wacana dan pemahaman tentang proses kelahiran serta bagaimana menanganinya.
A. Tanda-tanda kambing akan melahirkan.
Setelah kandungan berusia kurang lebih 5 bulan, induk kambing biasanya menunjukan tanda-tanda melahirkan cempenya. Tanda-tanda umum adalah sebagai berikut:
Gambar tanda-tanda induk akan melahirkan
Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 50 by: Rosalee sinn
B. Proses Kelahiran
Setelah tanda-tanda tersebut diatas, biasanya segera akan terjadi proses kelahiran cempe. Jumlah anak yang dilahirkan biasanya adalah 2 ekor, namun sering juga terjadi 1,3 atau 4 ekor per kelahiran. Proses awal kelahiran adalah keluarnya ketuban dari vagina induk. Biasanya berbentuk bulat seperti bola berisi air, tak berapa lama gelembung keluar akan pecah diikuti oleh proses kelahiran cempe. Pada posisi cempe normal, akan keluar dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan peternak. Posisi cempe yang normal pada perut induk menjelang kelahiran adalah sebagai berikut:
Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 51 by: Rosalee sinn
Penjelasan gambar diatas memperlihatkan posisi cempe pada kelahiran normal biasanya 2 kaki depan keluar dahulu diikuti bagian kepala dan yang lain hingga keluar sempurna. Selain itu posisi keluar yang didahului oleh 2 kaki belakang masih dikategorikan sebagai posisi normal. Selisih kelahiran antara cempe satu dengan yang lainnya biasanya dalam hitungan menit hingga setengah jaman.
Namun demikian, sering juga induk mengalami kesulitan kelahiran sebagai akibat dari posisi atau letak cempe yang tidak normal didalam kandungan. Pada keadaan seperti ini mutlak dibutuhkan bantuan manusia (peternak), hal ini untuk memudahkan kelahiran dan menghindarkan terjadinya kegagalan kelahiran akibat induk kehabisan tenaga dan cairan hingga menyebabkan kematian bagi induk dan cempe. Gambar posisi kelahiran tidak normal adalah sebagai berikut:
Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 52 by: Rosalee sinn
C. Penanganan persalinan untuk posisi tidak normal pada kambing
Pastikan tangan anda bersih dan kuku anda pendek, potong kuku jika panjang kemudian lanjutkan dengan mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 53 by: Rosalee sinn
Ada beberapa posisi tidak normal pada saat cempe akan lahir seperti tampak pada gambar diatas, masing-masing posisi memerlukan bantuan penanganan yang berbeda. Memang pada awalnya agak sulit, namun pelan tapi pasti saya yakin rekan-rekan sekalian mampu mempraktekannya. Saya berikan contoh penanganan pada posisi kelahiran satu kaki depan normal namun satu kaki lainnya posisinya tertekuk. Pada posisi ini masukan tangan anda pada organ kelahiran induk, jangan kuatir tangan anda akan bisa masuk karena tekstur organ kelahiran tersebut sangat elastis. Upayakan meraih kaki yang tertekuk dengan menggunakan jari telunjuk dengan memposisikan kepala cempe berada diantara jari telunjuk dan jari tengah. jika sulit, sedikit dorong bagian kepala kembali kedalam secara perlahan hingga tangan anda mampu meraih kaki yang tertekuk tersebut. Setelah itu posisikan kedua kaki depan sejajar (seperti posisi normal) dan tarik keluar secara perlahan mengikuti dorongan sang induk. Perhatikan, jangan menarik paksa tanpa mengikuti irama dorongan dari induk!! Lebih mudahya bisa anda lihat melalui ilustrasi gambar dibawah ini, salam kandang bambu:)
Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 53 by: Rosalee sinn
Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bisnis peternakan dan pertanian. Ini adalah peluang bagi kita yang tertarik di bisnis peternakan, karena kita memiliki banyak tenaga ahli di desa-desa yang dapat kita manfaatkan dengan mengajak mereka bekerja sama dengan kita sebagai pemodal dan mereka sebagai pekerja dan penyedia lahan. dengan demikian kita sebagai pengusaha diuntungkan dengan pengiritan modal lahan. begitu pula para pekerja yang merupakan penduduk desa yang ahli dalam peternakan kambing tapi tidak memiliki modal diuntungkan oleh kita para pengusaha yang menyediakan modal untuk mereka dalam bentuk kerja sama, sehingga pihak pengusaha dan peternak sama-sama diuntungkan.
Langkah-langkah yang dibutuhkan
Mulailah usaha ternak kambing kurban iedulad’ha ini yaitu 5 bulan sebelum iedulad’ha tersebut. Sebulan pertama untuk menyiapkan kandang-kandang dan pembelian kambing umur 10 bulan untuk digemukan, sehingga pada saat hari raya tiba kambing tadi sudah berumur lebih dari setahun dan siap dijual untuk kurban. karena salah satu syarat kambing untuk kurban adalah berumur lebih dari setahun. sebaiknya anda membaca juga syarat-syarat dari kambing kurban seperti tidak cacat, tidak sakit, dalam keadaan sehat, dan lain-lain.
Usaha ini dapat kita mulai dengan mencari lokasi yang baik untuk memelihara kambing. Daerah yang ideal adalah yang sepi jauh dari keramaian, tapi mempunyai fasilitas jalur transport untuk mobil, tidak jauh dari daerah tempat tanaman pakan buat ternak. Daerah demikian hanya ada di desa-desa.
Setelah menemukan daerah yang cocok untuk peternakan kambing, carilah penduduk desa daerah tadi yang memiliki lahan yang diinginkan untuk diajak kerja sama dengan menjadikan mereka sebagai peternak dengan perjanjian bagi hasil sehingga dapat mengirit modal lahan atau dengan system gaji. Biasanya orang-orang desa lebih suka system gaji, sebab dengan system gaji mereka menerima hasil kerjanya setiap bulan. walaupun system bagi untung hasilnya lebih besar namun karena hasil dibagikan pada saat panen mereka akan merasa itu terlalu lama jadi mereka akan lebih suka menerima gaji. Begitu pula dengan pemilik lahan, mereka akan lebih suka dengan system sewa daripada system bagi hasil. Ini juga disebabkan oleh minimnya jiwa ataupun ilmu bisnis mereka sehingga mereka lebih suka menjadi pekerja daripada menjadi partner kerja.
Setelah sepakat dengan pemilik lahan dengan harga sewa yang diinginkan, mulailah mencari kambing yang akan digemukkan ke peternak-peternak rumahan ataupun ke pasar-pasar hewan. Tapi kambing-kambimg tadi jangan langsung dibeli. Setelah memeriksa dan menemui kambing yang cocok (sehat, bagus, berumur 10 bulan, harga sesuai) dikasi tanda dan uang muka saja dulu sebagai tanda jadi sisanya dibayar saat pengambilan sebulan kemudian saat kandang dan pekerja sudah disiapkan. Ini bertujuan agar tidak tergesa-gesa dalam membeli kambing yang akan digemukkan. dengan tidak tergesa-gesa akan didapatkan kambing yang baik sesuai yang diinginkan dengan harga yang murah juga sebab kita punya banyak waktu untuk menego harga.
Pilihlah jenis kambing jawa randu! Sebenarnya jenis kambing kibas juga bisa, hanya saja akan lebih repot dalam pemeliharaannya. Sebab harus rajin mencukur bulu-bulunya, sementara kambing jawa hanya butuh perawatan kebersihan kandang dan makanan saja sehingga lebih praktis.
Buatlah kandang dengan ukuran 6 x 6 meter untuk kapasitas 20 ekor kambing per kandang, kandang di sekat per kamar per seekor kambing dengan ukuran 150cm x 60cm, dengan tujuan agar tidak terjadi perkelahian yang dapat mencedrai. Maka dibutuhkan 5 unit kandang untuk 100 ekor kambing. Penargetan 100 ekor kambing bertujuan agar mendapatkan keuntungan yang layak, karena semakin banyak jumlah kambing yang digemukkan makin banyak pula keuntungan yang dihasilkan. Tapi tergantung dari besarnya modal yang dimiliki. (Di sini akan dibahas penggemukan 100 ekor kambing sebagai barometer akan dihitung per kandang yaitu untuk 20 ekor kambing). Kandang tadi menghadap ke timur atau ke barat agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup supaya tidak lembab.
Buatlah rumah semi permanen untuk dijadikan basecamp dan gudang tempat menyimpan peralatan, sumur bor untuk kebutuhan air dan buatlah pagar pembatas wilayah peternakan agar keamanan terjamin.
Carilah dua orang pekerja yang akan bertugas sebagai peternak dan pencari pakan yang rajin dan memiliki pengalaman beternak dan siapkanlah peralatan mereka seperti cangkul, sekop, arit, sepatu but, dll.
Buatlah perjanjian jika mereka bekerja tidak rajin atau melakukan kesalahan mereka akan diberi peringatan 1, 2, dan ketiga kalinya dipecat. Jika mereka melakukan kesalahan yang mengakibatkan kambing mati, mereka harus bertanggung jawab dengan ganti rugi dengan pemotongan gaji sesuai harga kambing yang mati.
Setelah semua langkah tadi selesai dilaksanakan dan para peternak mulai bekerja, mulailah menyebarkan pamflet ke masjid-masjid atau membuat iklan di website-website yang menyediakan iklan gratis seperti http://www.pengusahamuslim.com, dll, untuk mempermudah penjualan nantinya.
Proses kerja usaha ini
Mengontrol setiap hari para pekerja dan hewan ternak agar didapatkan hasil yang maksimal dan menangani langsung jika terjadi masalah. Setiap pekerja bertanggung jawab atas 50 ekor kambing. sebelum pekerja-pekerja tadi berangkat mencari pangan ke hutan mereka harus membersihkan kotoran ternak untuk dimasukkan ke dalam karung-karung. Kemudian memberi makan ternak dengan sisa pakan kemarin. Para pekerja pergi mencari pakan dua kali sehari, yaitu : 1- Pada waktu pagi setelah membersihkan kandang dan kembali membawa pakan ternak (dedaunan dan rerumputan) siangnya pada waktu makan siang, pakan tadi ditaruh dulu tidak langsung diberikan kepada ternak. Setelah itu biarkan mereka pulang istirahat dan makan siang ke rumah masing-masing selama satu jam. setelah mereka (pekerja) balik dari istirahat barulah pakan tadi diberikan ke ternak untuk dimakan, ini bertujuan agar pakan tadi layu terlebih dahulu. Jika pakan diberikan ke ternak dalam keadaan segar akan mengakibatkan perut ternak kembung karena masih banyaknya kadar gas pada pakan tadi.
2- Setelah memberi makan ternak para pekerja berangkat lagi mencari pakan dan kembali membawa pakan pada sore harinya. Pakan ditaruh dulu kemudian mereka (para pekerja) istirahat solat Asar selama setengah jam, setelah itu memberi makan hewan ternak. sisakan secukupnya pakan untuk diberikan keesokan pagi hari setelah membersihkan kotoran ternak sebelum berangkat lagi mencari pakan.
Mengikuti organisasi ternak setempat agar mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat buat usaha ternak ini. Biasanya dengan mengikuti organisasi peternak kita mendapatkan informasi bantuan dari pemerintah berupa pelayanan kesehatan ternak geratis. Mengikuti organisasi peternak juga dapat mempermudah informasi pemasaran.
Menjaga agar kandang tetap bersih dan kering agar tidak ada parasit-parasit yang dapat hidup di udara lembab dan basah. Ini untuk menghindari penyakit kulit yang biasa diderita kambing ternak.
Agar mendapat keuntungan yang layak maka dibutuhkan minimal 100 ekor kambing untuk digemukkan, sebab keuntungan diterima setahun sekali. Perhitungannya adalah per seekor kambing akan didapatkan keuntungan Rp550.000,- jadi jika 100 ekor kambing keuntungannya berjumlah Rp55.000.000,-. Artinya dengan 100 ekor kambing perbulan dapat dihasilkan keuntungan Rp4.580.000,-(55jt : 12). Semakin banyak jumlah kambingnya maka semakin banyak keuntungan yang dihasilkan. Tentunya semakin banyak pula modal yang dibutuhkan. Penentuan jumlah kambing minimal 100 ekor diperhitungkan agar bisa didapat keuntungan Rp4.580.000,- per bulan supaya keuntungan tersebut dapat layak membiayai kebutuhan hidup yang semakin mahal. Sehingga bisa focus dalam usaha ini selama menunggu hari raya tahun berikutnya. Tapi perhitungan keuntungan Rp4,5juta per bulan tersebut hanya sebagai biaya untuk pemeliharaan kambing selanjutnya selama setahun kedepan. Kita bebas mengelola keuntungan sebesar Rp55jt per tahun tersebut selama menunggu hari raya kurban yang berikutnya. Untuk perincian perhitungan keuntungan, pengeluaran dan lain-lain akan dibahas berikutnya.
Menjual kotoran ternak kepada petani untuk dijadikan pupuk, kemudian hasil penjualan tadi dibelikan makanan konsentrat (gabah, limbah jagung, limbah pisang dan ampas tahu)
Membeli bibit kambing yang sapih (baru selesai menyusui) untuk dipelihara satu tahun sebulan sebelum panen dengan cara memberi uang muka (seperti cara pembelian pertama)
Modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut
Keuntungan yang di dapat pada setiap tahunnya
Hasil penjualan 100 ekor kambing adalah Rp100.000.000,- dengan penjualan per ekor kambing Rp1.000.000,- dikurangi pengeluaran untuk usaha setahun berikutnya:
Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dari yang dihitung tadi usahakanlah agar kambing peliharaan menjadi sehat-sehat dan gemuk-gemuk agar dapat dijual dengan harga lebih mahal sehingga mendapat untung lebih banyak.
Pemasaran
Karena usaha ternak ini ditujukan untuk penjualan pada hari raya kurban, maka pemasarannya tidak terlalu sulit. Sebab ternak tersebut dibutuhkan oleh orang-orang yang mau mengadakan kurban. Jadi pasarnya sangat prospektif. Namun tetap diadakan penawaran pemasaran melalui famplet-famplet agar dikenal dan dapat bersaing, sebab pasti banyak juga yang melihat peluang ini dan menjadi pesaing. Kemudian buatlah iklan-iklan di website jauh hari sebelum Iedul Ad’ha tiba. Usahakan mengiklankan di website yang menyediakan iklan gratis seperti http://www.pengusahamuslim.com, untuk memperkecil biaya pengeluaran.
Penutup
Berusahalah agar perhitungan diatas dapat sesuai dicapai, namun jika ternyata kurang sesuai maka janganlah putus asa. Berusahalah memperbaiki diri agar mendapatkan hasil yang lebih dan lebih. Walaupun usaha ini adalah hasilnya musiman tapi harus focus agar dapat hasil maksimal. Tetaplah berfikiran untuk maju dengan ide-ide baru yang menguntungkan kemudian berdoa dan pasrah kepada Allah supaya mendapatkan rizki yang banyak dan berkah. Amin!
Wassalamualaikum
Manajemen Sumber Daya Manusia disingkat MSDM adalah suatu proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis sehingga manusia memiliki nilai penting bagi perusahaan.
v Pengertian menurut tokoh :
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar tercapai tujuan yang diinginkan.
French mendefinisikan manajemen personalia sebagai proses penarikan, seleksi dan pengembangan serta pemeliharaan sumberdaya manusia oleh organisasi.
Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.
Mengelola sumber daya manusia adalah proses menentukan orang-orang yang tepat untuk bekerja di berbagai kegiatan perusahaan. Mereka harus digunakan dalam kegiatan yang akan memenuhi kebutuhan organisasi, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia memainkan peran yang demikian penting dalam mensukseskan tujuan-tujuan perusahaan. Oleh karena itu perhatian terhadap sumber daya manusia ini memiliki tempat khusus dalam organisasi perusahaan.
Ruang Lingkup Kegiatan Pengelolaan SDM
Secara sederhana proses yang dapat dilakukan oleh manajer personalia adalah sebagai berikut :
Proses sederhana di atas dapat dijabarkan dalam bagian-bagian kecil yang lebih spesifik mengatur hal-hal penting dalam tahap-tahap yang diperlukan.
Fungsi perencanaan, penarikan dan seleksi untuk mendapatkan dan mengelola input berupa sumber daya manusia agar dapat digunakan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan.
Perencanaan Sumberdaya Manusia
Perencanaan Sumberdaya manusia adalah proses menentukan kebutuhan SDM dan menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan kualitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan pada saat yang tepat.
Perencanaan ini dapat dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Secara jangka pendek adalah pemenuhan terhadap kebutuhan tenaga kerja satu tahun mendatang, dan jangka panjang adalah estimasi tenaga kerja dalam skala lima sampai sepuluh tahun mendatang.
Dalam proses perencanaan sangat rumit dan melibatkan berbagai pertimbangan internal dan eksternal untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pada sisi permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal, organisasional dan lingkungan kerja.
Sedang di sisi penawaran tenaga kerja yang perlu dilakukan adalah dengan melihat bagan penempatan tenaga kerja di perusahaan.
Gambar Perencanaan Sumberdaya Manusia
Tidak ada perbedaan
Permintaan= Penawaran
|
Sistem perencanaan SDM ini memberikan manfaat bagi perusahaan karena :
Analisis Pekerjaan, Deskripsi Pekerjaan, dan Spesifikasi Pekerjaan
Analisis pekerjaan yaitu proses penentuan tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan kualifikasi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan (KSA Knowlodge, Skill, and Ability).
Deskrepsi Pekerjaan adalah uraian mengenai profil pekerjaan secara menyeluruh.
Menyusun spesifikasi pekerjaan adalah pernyataan mengenai siapa saja yang berhak untuk memegang pekerjaan tersebut dengan melihat karakteristik manusia.
Merupakan proses pencarian dan memikat calon tenaga kerja yang mampu melamar sebagai karyawan perusahaan dengan kualifikasi yang baik.
Proses ini dimulai dengan mencari pelamar dan diakhiri dengan penyerahan lamaran-lamaran dari calon karyawan. Pelaksana dari proses ini biasanya departemen personalia dengan nama tim recruiters.
Dalam gambar di bawah di terangkan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kesuksesan atau kegagalan penarikan, antara lain dengan melihat faktor internal dan faktor eksternal. Evaluasi tersebut dapat dijadikan perbaikan dan juga dapat diketahui kendala-kendala yang menghambat
Proses Penarikan Sumberdaya Manusia
–
Seleksi Sumberdaya Manusia
Proses yang dimulai dengan penyaringan awal dan diakhiri dengan pengambilan keputusan tentang siapa yang akan diterima.
Secara umum proses seleksi melewati tahap-tahap :
Proses seleksi memerlukan persiapan yang matang dan perlu adanya penilaian yang obyektif untuk mendapatkan karyawan berkualitas. Tahap yang paling rumit adalah pada saat wawancara, karena situasi berhadapan langsung membuat dua pihak mengalami gangguan komunikasi dan kesalahan. Padahal wawancara berfungsi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai pelamar kerja dan juga pelamar mengetahui situasi kerja perusahaan.
Sedangkan prosedur resmi ada tes kesehatan dan tes psikologi kemudian yang terakhir adalah referensi pelamar sebagai bahan pertimbangan keputusan diterima / tidaknya pelamar tersebut.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
Masa orientasi merupakan masa pengenalan kndisi kerja dan lingkungan kerja. Orientasi ini dapat bersifat formal ataupun bersifat informal.
Merupakan suatu aktivitas untuk mendidik karyawan tentang bagaimana melaksanakan pekerjaan agar menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Pelatihan ini seringkali diserahkan kepada instruktur atau pelatih yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian.
Progam pelatihan pada dasarnya memiliki dua kategori utama yaitu:
Contoh : rotasi jabatan, magang, penugasan sementara, dll
Contoh : studi kasus, presentasi video, kuliah dll
Merupakan aktivitas untuk mempersiapkan karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaan melalui proses membangun dan mendidik karyawan terseleksi sehingga memiliki KSA (Knowledge, Skill, and Ability di masa datang.
PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN
Penilaian prestasi yaitu pengevaluasian tingkat prestasi kerja untuk menentukan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan.
Penilaian kinerja mencakup kegiatan-kegiatan berikut :
KOMPENSASI ATAU BALAS JASA TERHADAP KARYAWAN
Kompensasi adalah semua jenis imbalan yang diterima karyawan atas pengorbanan dan unjuk kerjanya sebagai anggota organisasi.
IMPLEMENTASI KEPUTUSAN TERHADAP KARYAWAN
Pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap karyawan sering dilakukan oleh manajer untuk menjaga sirkulasi dan kesinambungan kerja.
Perubahan pekerjaan yang menuntut tanggung jawab yang lebih besar dengan meningkatkan gaji sebagai kompensasinya.
Perpindahan pekerjaan secara setara, dalam arti bahwa posisi baru memiliki tingkat tanggung jawab dan penggajian yang sama dengan pekerjaan sebelumnya.
Perpindahan dari suatu posisi ke posisi lain yang memiliki tingkat tanggung jawab dan penggajian yang lebih rendah. Demosi kadang-kadang disebut juga transfer ke bawah.
Tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang baik.
Keluarnya karyawan dari lingkungan organisasi, baik secara sukarela maupun secara paksa.
Modal yang berasal dari setoran atau transaksi dengan pemilik
Nilai nominal/nilai yang dinyatakan untuk saham biasa dan saham prioritas yang beredar.
Meliputi agio saham, hasil dari transaksi saham treasuri, dsb.
(Dewi Ratnaningsih,1998 : 29)
Saham dengan hak yang berbeda dari saham biasa.
Kas …………………………………….xx
Modal Saham ……………………………….xx
Tambahan Modal Disetor ……..……..….. xx
(harga jual > nilai nominal)
Kas …………………………………….xx
Tambahan Modal Disetor………..….xx
Modal Saham ………………………….. xx
(harga jual < nilai nominal)
Contoh: Saham Dengan Nilai Nominal
(Harnanto, 2003 : 190 – 191)
PT KFC didirikan pada awal tahun 2002, dengan modal dasar sebesar Rp.1 milyar yang terdiri dari 100.000 lembar saham biasa sebesar nilai nominal @ Rp.10.000 per saham. Pada tanggal 3 Maret 2002, 25.000 lembar saham dijual tunai dengan harga @ Rp.11.000.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp.275 juta hasil penjualan saham sebanyak 25.000 lembar dengan nilai nominal Rp.250 juta tersebut adalah sebagai berikut (ribuan rupiah).
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
3/3/02 | Kas atau Bank
Modal Saham Biasa Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan 25.000 saham @ Rp.10.000 dengan harga Rp.275 juta) |
275.000 | 250.000
25.000 |
b. Saham tidak bernilai nominal
(Dewi Ratnaningsih,1998 : 30)
1). Dicatat berdasarkan harga jual:
Kas …………………………………….xx
Modal Saham ……………………………….xx
2). Dicatat berdasarkan harga yang dinyatakan (stated value):
Kas …………………………………….xx
Modal Saham ……………………………….xx
Tambahan Modal Disetor ……….……….. xx
(harga jual > harga yang ditetapkan)
Contoh : Saham Tanpa Nilai Nominal
(Harnanto, 2003 : 191 – 192)
PT MNC didirikan pada awal tahun 2002, dengan otorisasi untuk menerbitkan Saham Biasa sebanyak 100.000 lembar tanpa nilai nominal dan tanpa nilai ditetapkan. Pada tanggal 1 April 2002, sebanyak 25.000 lembar saham dijual tunai dengan harga @ Rp.15.000 per saham.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp.275 juta dari hasil penjualan saham tanpa nilai nominal dan tanpa ditetapkan sebanyak 25.000 lembar, pada tanggal 1 April 2002 adalah sebagai berikut (ribuan rupiah).
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1/4/02 | Kas atau Bank
Modal Saham Biasa (Penjualan 25.000 saham biasa tanpa nilai nominal) |
275.000 | 275.000 |
(Dewi Ratnaningsih,1998 : 31 – 32)
a. Rekening yang diperlukan:
1). Modal Saham Yang Dipesan : untuk mencatat nilai nominal saham yang dipesan. Merupakan rekening modal dan disajikan dibawah rekening. Modal Saham.
2). Piutang kepada Pesanan Saham: untuk mencatat jumlah tagihan yang masih harus dibayar oleh pemesan.
Penyajian di neraca:
a). sebagai elemen aktiva lancar bila akan dilunasi dalam waktu 1 tahun sejak tanggal neraca
b). sebagai pengurangan Modal Saham Yang Dipesan di kelompok modal bila akan dilunasi lebih dari satu tahun.
b. Pada saat dipesan
Kas …………………………………………..xx
Piutang kepada Pemesan Saham …….… xx
Tambahan Saham yang Dipesan …………………. xx
Tambahan Modal Disetor ……………………………xx
Kas …………………………………………..xx
Modal Saham yang Dipesan …….……… xx
Piutang kepada Pemesan Saham …………..……. xx
Modal Saham …………………………………………xx
Kebijakan yang dapat ditentukan adalah:
1). Mengembalikan pembayaran yang sudah diterima
2). Mengembalikan jumlah pembayaran yang sudah diterima setelah dikurangi dengan jumlah tertentu
3). Jumlah yang sudah diterima tidak dikembalikan ke pemesan melainkan diakui sebagai unsure penambah modal dari pembatalan penjualan saham
4). Menyerahkan saham yang nilainya sesuai dengan pembayaran yang telah diterima
Contoh: Saham Diterbitkan Melalui Pesanan
(Harnanto, 2003 : 193 – 194)
PT JEC didirikan pada awal triwulan-4 tahun 2002, dengan otorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 100.000 lembar nominal @ Rp.10.000. Berikut adalah ikhtisar transaksi yang terjadi dalam hubungannya dengan penerbitan dan penjualan saham–saham tersebut sampai dengan tanggal 31 Desember 2002.
Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi terkait dengan penerbitan saham tersebut, dan efeknya terhadap saldo rekening-rekening eukitas atau hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut :
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1-30/11/02 | Kas atau Bank
Piutang Pemesan Saham Modal Saham Biasa Dipesan Modal Disetor-Agio |
312.500.000
312.500.000 |
500.000.000
125.000.000 |
1-31/12/02 | Kas atau Bank
Piutang Pemesan Saham Modal Saham Biasa Dipesan Modal Saham Biasa |
156.250.000
250.000.000 |
156.250.000
250.000.000 |
EKUITAS | |
Modal Disetor:
Saham Biasa (100.000 lembar diotorisasi; 25.000 lembar beredar) Dipesan sebanyak 25.000 lembar Modal Disetor-Agio Saham |
250.000.000
250.000.000 125.000.000 |
Jumlah
Krg: Piutang Pemesan Saham |
625.000.000
156.250.000 |
Jumlah Modal Disetor | 468.750.000 |
Contoh: Pembatalan Pesanan Saham
(Harnanto, 2003 : 194 – 196)
Masih dalam kaitannya dengan kasus pemesanan saham PT JEC tersebut, diumpamakan sebagai berikut. Seorang pemesan saham sebanyak 5.000 lembar tidak membayar sisa harga saham yang telah dipesan sebesar seluruhnya Rp.31,25 juta (0,5 x 5.000 x Rp.12.500) yang jatuh tempo dalam bulan Januari 2003, sehingga sesuai dengan ketentuan kontraktualnya pesanan saham dibatalkan.
Ikhtisar jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembatalan pesanan saham, pada masing-masing alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan seperti dikemukakan tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1-31/1/03 | Modal Saham Biasa Dipesan
Modal Disetor-Agio Saham Piutang Pemesan Saham Kas atau Bank (Pembatalan pesanan saham, uang dikembalikan) |
50.000.000
12.500.000 |
31.250.000
31.250.000 |
Diumpamakan pesanan saham sebanyak 5.000 lembar yang dibatalkan dapat dijual kembali dengan harga @ Rp11.250, sehingga terdapat penurunan harga sebesar Rp.1.250 per saham atau sebesar seluruhnya Rp.6,25 juta (5.000 x Rp.1.250). Sebagai akibatnya, maka hanya uang muka sebesar Rp.25 juta (Rp.31,25 juta – Rp.6,25 juta) dikembalikan kepada pemesan saham.
Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pembatalan pesanan dan penjualan kembali saham tersebut adalah sebagai berikut :
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1-31/03 | Modal Saham Biasa Dipesan
Modal Disetor-Agio Saham Piutang Pemesan Saham Utang Pemesan Saham (Pembatalan pesanan saham) |
50.000.000
12.500.000 |
31.250.000
31.250.000 |
Kas atau Bank
Utang Pemesan Saham Modal Saham Biasa Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan kembali saham, penurunan harga dibebankan kepada pemesan) |
56.250.000
6.250.000 |
50.000.000
12.500.000 |
|
Utang Pemesan Saham
Kas atau Bank (Pengembalian uang muka pesanan saham yang dibatalkan) |
25.000.000 | 25.000.000 |
Uang muka pesanan saham yang disita diakui sebagai Tambahan Modal Disetor-Uang Muka Pesanan Saham Dibatalkan sebagai berikut :
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1-31/03 | Modal Saham Biasa Dipesan
Modal Disetor-Agio Saham Piutang Pemesan Saham Modal Disetor-U/M Pesanan Saham Dibatalkan (Pembatalan pesanan saham, uang muka pesanan disita) |
50.000.000
12.500.000 |
31.250.000
31.250.000 |
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1-31/03 | Modal Saham Biasa Dipesan
Modal Disetor-Agio Saham Piutang Pemesan Saham Modal Saham Biasa (Pembatalan pesanan saham, saham yang ekuivalen dengan uang muka, pesanan diserahkan kepada pemesan saham) |
50.000.000
6.250.000 |
31.250.00
25.000.000 |
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 32)
Harga jual harus dialokasikan ke setiap jenis saham dengan metode:
Contoh: Penerbitan Saham Dengan Harga Tergabung
(Harnanto, 2003 : 192)
Untuk membiayai kegiatan ekspansinya, pada tanggal 1 April 2003, PT MSC menerbitkan dan menjual tunai beberapa jenis sekuritas saham tersebut di bawah ini dengan harga seluruhnya sebesar Rp.1.575 juta.
Sekuritas Saham | Jumlah Saham | Nilai Nominal | Harga Pasar | Jumlah
Harga Pasar |
10% Saham Preferen
Saham Biasa-Klas A Saham Biasa-Klas B |
50.000 lembar
100.000 lembar 150.000 lembar |
10.000
5.000 1.000 |
12.500
7.500 2.500 |
625.000.000
750.000.000 375.000.000 |
Jumlah | 1.750.000.000 |
Dengan metode jumlah relatif harga pasar, penerimaan kas sebesar Rp.1.575 juta diakolasikan kepada setiap jenis sekuritas saham sebagai berikut (dalam ribuah rupiah).
Sekuritas Saham | Kalkulasi | Harga Jual | Nilai Nominal | Agio Saham |
10% Saham Preferen
Saham Biasa-Klas A Saham Biasa-Klas B |
0,90 x Rp.625 jt
0,90 x Rp.750 jt 0,90 x Rp.375 jt |
562.500
675.000 337.500 |
500.000
500.000 150.000 |
62.500
175.000 187.500 |
0,90 x Rp.1.750jt | 1.575.000 | 1.150.000 | 425.000 |
Berdasar hasil alokasi harga jual kepada setiap jenis sekuritas saham tersebut di atas, maka ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi penjualan saham dengan harga tergabung pada tanggal 1 Apri 2003 adalah sebagai berikut (rupiah dalam ribuan).
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1/4/02 | Kas atau Bank
Modal Saham Preferen Modal Saham Biasa-Klas A Modal Saham Bisaa-Klas B Modal Disetor-Agio Saham Preferen Tambahan Modal Disetor-Agio S. B.Klas A Tambahan Modal Disetor-Agio S.B.Klas B |
1.575.000 | 500.000
500.000 150.000 62.500 175.000 187.500 |
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 32)
Dasar pencatatan:
Contoh: Pertukaran Saham dengan Aktiva Nonkas
(Harnanto, 2003 : 197)
PT KFC menukarkan 2.000 lembar sahamnya sebesar nilai nominal @ Rp.10.000 dengan sebidang tanah pada tanggal 1 April 2004. Harga pasar saham biasa perusahaan pada saat itu adalah Rp.12.500 per saham.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran saham dengan tanah, pada tanggal 1 April 2004 tersebut sebagai berikut:
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1/4/04 | Tanah
Modal Saham Biasa Modal Disetor-Agio Saham (Pertukaran saham dengan sebidang tanah) |
25.000.000 | 20.000.000
5.000.000 |
Akan tetapi, apabila harga pasar tanah dapat ditentukan sebesar Rp.22,5 juta, sedang saham perusahaan tidak ada harga pasarnya, maka harga pasar tanah harus dipakai sebagai dasar pengukuran dan pencatatan transaksi pertukaran saham dengan tanah tersebut sebagai berikut:
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
1/4/04 | Tanah
Modal Saham Biasa Modal Disetor-Agio Saham (Pertukaran saham dengan sebidang tanah) |
25.000.000 | 20.000.000
5.000.000 |
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 33)
Terdapat dua alternatif pengakuan:
Metode pencatatan yang bisa dipakai:
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 34 – 36)
1). Pada saat dibeli kembali:
Saham treasuri dicatat sebesar biaya perolehannya.
Saham Treasuri ……………………………. xx
Kas ………………………………………………. Xx
2). Pada saat dijual lagi:
a). Harga jual = biaya perolehan
Kas ……………………………… xx
Saham Treasuri ……………………….xx
b). Harga jual > biaya perolehan
Kas ……………………………… xx
Saham Treasuri ……………………….xx
TMD Saham Treasuri ……………….. xx
c). Harga jual < biaya perolehan
Kas ………………………………… xx
TMD Saham Treasuri …………… xx
Laba Ditahan …………………….. xx
Saham Treasuri ……………………….xx
Rekening Laba Ditahan di debit bila selisih harga jual dibawah biaya perolehan lebih besar dari saldo rekening Tambahan Modal Disetor-Saham Treasuri
3). Saat dihentikan untuk selamanya
a). Biaya perolehannya = harga jual mula-mula
Modal Saham .……………………………… xx
Tambahan Modal Disetor …….…………… xx
Saham Treasuri …………..………..……….xx
b). Biaya perolehannya > harga jual mula-mula
Modal Saham ………………………….…… xx
Tambahan Modal Disetor …….…………… xx
Laba Ditahan ………………………….……. xx
Saham Treasuri ………………….………….xx
c). Biaya perolehannya < harga jual mula-mula
Modal Saham ……………………….……… xx
Tambahan Modal Disetor …….…………… xx
Saham Treasuri ……………………….…..xx
TMD Penghentian Saham ………………..xx
(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 36 – 37))
1). Pada saat dibeli
Saham Treasuri dicatat sebesar nilai nominalnya
a). Biaya perolehan > harga jual mula-mula
Saham Treasuri ……………………………… xx
Tambahan Modal Disetor …….………….… xx
TMD Saham Treasuri ……………………..… xx
Laba Ditahan …………………………………. xx
Kas ………………………………………………….xx
b). Biaya perolehan < harga jual mula-mula
Saham Treasuri ……………………………….. xx
Tambahan Modal Disetor ……………………. xx
Kas ………………………………………….xx
TMD Saham Treasuri ……………………..xx
2). Pada saat dijual lagi
a). Harga jual > nilai nominal
Kas ……………………………….. xx
Saham Treasuri…………………………… xx
Tambahan Modal Disetor………………… xx
b). Harga jual < nilai nominal
Kas ……………………………….. xx
TMD Saham Treasuri …..………. xx
Laba Ditahan ………………………xx
Saham Treasuri………………….xx
3). Dihentikan untuk selamanya
Modal Saham ………………………xx
Saham Treasuri………………….xx
Contoh: Transaksi Saham Treasuri – Metode Kos
(Harnanto, 2003 : 202 – 204)
PT BIC didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2002. Berikut adalah ikhtisar hak-hak pemegang sahamnya pada tanggal 31 Desember 2003.
PT BIC
Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah) |
|
Ekuitas (Catatan-1)
Saham Preferen (7 % kumulatif: 10.000 saham dalam peredaran) Saham Biasa, nom.@ Rp.5.000 (30.000 saham dalam peredaran) Modal Disetor-Agio Saham Biasa Laba Ditahan |
100.000
150.000 7.500 425.000 |
Jumlah hak-hak pemegang saham | 682.500 |
Catatan-1: Saham Preferen dijual dengan harga sama dengan nilai pari dan callable berdasar kurs 103 |
Berikut adalah ikhtisar transaksi saham treasuri yang terjadi dalam tahun 2004.
10/3/04 | Ditarik kembali dari peredaran sebagai saham treasuri sebanyak 7.500 lembar saham biasa dengan harga @ Tp.7.000 per saham |
10/4/04 | Saham treasuri sebanyak 1.500 lembar dijual kembali dengan harga @ Rp.7.500 per saham |
10/5/04 | Saham treasuri sebanyak 1.000 lembar dijual kembali dengan harga @ Rp.6.000 per saham |
10/6/04 | Saham treasuri sebanyak 2.500 lembar dinyatakan sebagai pelunasai secara formal. |
Akuntansi Saham Treasuri – Metode Kos
Berdasar informasi tersebut, maka ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi terkati saham treasuri menurut metode kos adalah sebagai berikut:
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
10/3/04 | Saham Treasuri
Kas atau Bank (Pembelian 7.500 lembar saham treasuri @ Rp.7000) |
52.500.000 | 52.500.000 |
10/4/04 | Kas atau Bank
Saham Treasuri Modal Disetor-Transaksi Saham Treasuri (Penjualan 1.500 lembar saham treasuri @ Rp.7500) |
11.250.000 | 10.500.000
750.000 |
10/5/04 | Kas atau Bank
Modal Disetor-Transaksi Saham Treasuri Laba Ditahan Saham Treasuri (Penjualan 1000 lembar saham treasuri @ Rp.6000) |
6.000.000
750.000 250.000 |
7.000.000 |
10/6/04 | Modal Saham Biasa
Modal Disetor-Agio Saham Biasa Lab Ditahan Saham Treasuri (Pembatalan 2.500 lembar saham treasuri) |
12.500.000
625.000 4.375.000 |
17.500.000 |
Pembukuan ayat-ayat jurnal transaksi tersebut membuat jumlah saham treasuri masih tersisa pada akhir Juni 2004 berjumlah 2.500 lembar atau sebesar Rp.17,5 juta (2.500 x Rp.7.000). Di dalam neraca pada akhir Juni 2004, Saham Treasuri disajikan sebagai berikut:
PT BIC
Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah) |
|
Ekuitas (Catatan-1)
Saham Preferen nom (7 % kumulatif: 10.000 saham dalam peredaran) Saham Biasa, nom.@ Rp.5.000 (27.500 saham beredar; 2.500 dalam treasuri) Modal Disetor-Agio Saham Biasa (Rp.7,5 juta – 0,625 juta) Laba Ditahan (Rp.425 juta – Rp.4,625 juta) Krg: Saham Treasuri (2.500 saham @ Rp.7.000) |
100.000
137.500 6.875 420.375 (17.500) |
Jumlah hak-hak pemegang saham | 647.250 |
Akuntansi Saham Treasuri – Metode Nilai Pari
(Harnanto, 2003 : 205)
Dengan metode nilai pari, ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi terkait dengan saham treasuri pada kasus PT BIC tersebut akan tampak sebagai berikut:
Tgl | Rekening dan Deskripsi | Debit | Kredit |
10/3/04 | Saham Treasuri
Modal Disetor-Agio Saham Laba Ditahan Kas atau Bank (Pembelian 7.500 lembar saham treasuri @ Rp.7000) |
37.500.000
1.875.000 13.125.000 |
52.500.000 |
10/4/04 | Kas atau Bank
Saham Treasuri Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan 1.500 lembar saham treasuri @ Rp.7500) |
11.250.000 | 7.500.000
3.750.000 |
10/5/04 | Kas atau Bank
Saham Treasuri Modal Disetor-Agio Saham (Penjualan 1000 lembar saham treasuri @ Rp.6000) |
6.000.000 | 5.000.000
1.000.000 |
10/6/04 | Modal Saham Biasa
Saham Treasuri (Pembatalan 2.500 lembar saham treasuri) |
12.500.000 | 12.500.000 |
Dengan metode nilai pari, saham treasuri dicatat berdasar nilai nominal sahamnya (7.500 @ Rp.5.000 atau Rp.37,5 juta). Selisih antara kos atau nilai perolehan saham treasuri (Rp.52,5 juta) dengan nilai nominal sahamnya diperlakukan sebagai pengurang terhadap Modal Disetor-Agio Saham secara proporsional (Rp.1,875 juta); sedang selebihnya (Rp.13,125 juta = Rp.52,5 juta – Rp.39,375 juta) diperlakukan sebagai pengurang atau dibebankan kepada Laba Ditahan.
Sebagai pengurang total modal
Sebagai pengurang nilai nominal Modal Saham yang sejenis
1). Membuat jurnal pada 1 Desember 2001
2). Membuat jurnal pada 1 Februari 2002
Modal Saham (10.000 lembar @ Rp. 50,-) Rp. 500.000,-
Agio Saham 1.000.000,-
Laba Ditahan 800.000,-
Total Rp. 2.300.000,-
(agio saham timbul dari transaksi penjualan saham di atas nilai nominalnya)
Transaksi saham treasuri tahun 2001:
a. 1 Februari: membeli 1.000 lembar saham dengan harga Rp. 125,- per lembar
b. 1 Mei: menjual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp. 140,- per lembar
Dengan metode Nilai nominal atau Biaya Perolehan:
1). Buat jurnal untuk setiap tanggal tersebut di atas!
2). Tunjukkan penyajian Saham Treasuri di neraca 31 Desember 2001
KAJIAN TERHADAP BEBERAPA METODE
Juniady Slamed Setiawan
Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Kristen Petra
ABSTRAK
Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan, yang
memberikan informasi mengenai hasil usaha, perubahan posisi keuangan
kepada pihak yang memerlukan. Dalam menyusun laporan keuangan,
perusahaan memiliki keleluasaan untuk memilih metode dan teknik
sepanjang metode yang dipilih tersebut ada dalam SAK (Standar
Akuntansi Keuangan).
Pemilihan metode akuntansi memiliki dampak yang sangat besar
terhadap laporan keuangan yang dihasilkan. Dengan demikian
dimungkinkan perusahaan yang sebenarnya memiliki kinerja yang sama
dapat melaporkan hasil yang berbeda. Tulisan ini mencoba untuk
mengetengahkan dampak pemilihan metode penyusutan terhadap
perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold).
Kata kunci: metode penyusutan, beban penyusutan, aktiva tetap, beban
pokok penjualan.
ABSTRACT
Every company must generate financial statement, that provide
information about income, changes in financial position to whom that
concerned. In preparing financial statement, each company has a power to
choose the accounting methods and technics that recommended by
Financial Accounting Standard.
Accounting policies adopted by firm has a substanstial impact in
financial statement.Therefore the company that has equal performance
will report different result.This article try to present the impact of
choosing depreciation method in calculating cost of goods sold.
Keywords: depreciation methods, depreciation expense, fixed assets, cost
of good sold.
158 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
1. PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang ada dimanapun juga harus membuat apa yang dinamakan
dengan laporan keuangan (Financial Statement) yaitu laporan yang berisi informasi
perusahaan termasuk di dalamnya neraca, laba rugi, laporan perubahan modal, dan
laporan arus kas beserta rincian masing-masing pos dalam laporan keuangan. Dengan
adanya laporan keuangan ini maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan seperti pemilik modal dan pihak lain yang terkait dapat mengetahui
kinerja dari perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pemilihan metode-metode, teknik,
dan kebijakan-kebijakan akuntansi. Pemilihan metode maupun teknik dalam
akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan dan beban (revenue
recognition principle), perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold),
sehingga pada akhirnya mempengaruhi laporan keuangan yang dihasilkan.
Berbicara mengenai aktiva tetap tidak terlepas dari kebijakan dan metode
penyusutan. Hal ini tergantung dari kebijakan perusahaan yang bersangkutan. Di
mana antara satu dan lain perusahaan terutama yang sejenis misalnya tekstil belum
tentu mempunyai kebijakan umur ekonomis aktiva yang sama walaupun metode
penyusutan yang digunakan bisa sama. Membahas penyusutan itu sendiri tidak hanya
membahas metode penyusutan yang ada berapa macam itu tapi juga dapat membahas
tentang penentuan umur ekonomis dari aktiva tetap dalam hal ini mesin dan peralatan
pabrik. Selain itu komposisi dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dan juga jenis
kegiatan usaha perusahaan tentunya dapat mempengaruhi pemilihan metode
penyusutan.Pemilihan metode penyusutan haruslah dilakukan dengan benar dan tepat
dan mempertimbangkan untung ruginya untuk masa mendatang. Karena itu beban
penyusutan harus dialokasikan secara rasional dan sistematik agar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang telah berlaku umum. Beban penyusutan aktiva tetap harus
dialokasikan sepanjang umur ekonomis aktiva tersebut dalam menghasilkan
pendapatan. Sebab jika beban penyusutan dialokasikan tanpa dasar yang benar maka
hal itu dapat berpengaruh terhadap perhitungan beban pokok produksi/beban pokok
penjualan karena beban penyusutan terutama mesin dan peralatan serta bangunan
pabrik merupakan salah satu unsur yang signifikan dan bernilai material dari beban
overhead pabrik. Hal-hal yang berkaitan dengan penyusutan dapat meliputi beberapa
hal seperti metode penyusutan, kebijakan penentuan umur ekonomis aktiva tetap.
Dalam pemilihan metode penyusutan ini bisa dipengaruhi oleh jumlah dan jenis aktiva
tetap serta jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan.
2. PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 159
integral dari laporan keuangan. Informasi lain yang biasanya disertakan dalam laporan
keuangan adalah termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Tujuan dari laporan keuangan itu adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan sebagian
besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
karena laporan keuangan secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.(SAK 1996)
2.2 Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu
perusahaan selama periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama
tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber
ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang.
Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di
masa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga
penting dalam hal ini.
Dalam laporan laba rugi diperlukan penggolongan, pengungkapan dan perlakuan
atas unsur tertentu sehingga semua perusahaan menyusun dan menyajikan laporan
laba rugi berdasar pada basis tertentu. Hal ini akan meningkatkan daya banding
laporan keuangan antar periode suatu perusahaan dan laporan keuangan antar
perusahaan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan ditetapkan standar tentang
penggolongan dan pengungkapan pos-pos luar biasa (extraordinary items),
pengungkapan tentang unsur-unsur tertentu sehubungan dengan laba rugi aktivitas
normal, perubahan estimasi akuntansi (accounting estimates), kebijakan akuntansi
(accounting policies) dan perlakuan akuntansi atas kesalahan yang mendasar
(fundamental errors).
2.3 Posisi Keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut :
a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh perusahaan.
b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
160 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban.
Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau
ekuitas; perhatian ditujukan pada substansi yang mendasari serta realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya. Jadi misalnya, dalam kasus sewa guna usaha
keuangan (finance leases), substansi dan realitas ekonomi tersebut adalah bahwa sewa
guna usaha memperoleh manfaat ekonomi dari penggunaan aktiva yang
disewagunausahakan selama sebagian besar masa manfaatnya sebagai imbalan dari
terlibatnya kewajiban untuk membayar hak tersebut dalam jumlah yang mendekati
nilai wajar dari aktiva dan beban keuangan yang bersangkutan. Jadi, sewa guna usaha
keuangan menimbulkan pos yang memenuhi definisi aktiva dan kewajiban dan diakui
seperti itu dalam neraca penyewa guna usaha.
2.3.1 Aktiva
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari
aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat
berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional
perusahaan, dapat pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara
kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti
penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif.
Banyak aktiva, misalnya aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian,
bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva, karena itu
paten dan hak cipta, misalnya merupakan aktiva kalau manfaaat ekonomi yang
diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau masing-masing aktiva tersebut dikuasai
perusahaan.
Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa
lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri,
tetapi transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya properti
yang diterima perusahaan dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk
merangsang pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah.
2.3.2 Kinerja
Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar bagi ukuran lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau
penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan
pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan
pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba),
tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan
perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.
Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut:
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 161
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
b. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
Penghasilan dan beban dapat disajikan dalam laporan laba rugi dengan beberapa
cara yang berbeda demi untuk menyediakan informasi yang relevan untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Misalnya, pembedaan pos penghasilan dan beban
yang berasal dan tidak berasal dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa
(ordinary) merupakan praktek yang lazim. Pembedaan ini dilakukan berdasarkan
argumentasi bahwa sumber suatu pos adalah relevan dalam mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas (dan setara kas) di masa depan.
Pembedaan antara pos penghasilan dan beban dan penggabungan pos tersebut
dengan cara berbeda juga memungkinkan penyajian beberapa ukuran kinerja
perusahaan, masing-masing dengan cakupan yang berbeda. Misalnya, laporan laba rugi
dapat menyajikan laba kotor, laba bersih dari aktivitas biasa sebelum pajak, laba
bersih dari aktivitas biasa setelah pajak, dan laba bersih.
2.4 Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan
dengan pangakuan kewajiban atau penurunan aktiva (penyusutan aktiva tetap).
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut
pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues) ini melibatkan
pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan
secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama;
misalnya berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost or
expense of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh
dari penjualan barang. Namun penerapan konsep matching ini tidak memperkenankan
pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.
Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan
manfaat ekonomi masa depan atau manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi
syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya
pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.
2.5 Aktiva Tetap
Definisi aktiva tetap menurut PSAK No. 16 adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dalam hal ini, aktiva tetap memiliki beberapa unsur antara lain sebagai berikut :
162 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
a. Masa manfaat adalah:
1. periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau
2. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
b. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dipergunakan.
c. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau
suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan
untuk melakukan transaksi wajar.
d. Jumlah tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu
aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
e. Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah jumlah yang
diharapkan dapat diperoleh kembali dari penggunaan suatu aktiva di masa yang
akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan aktiva.
2.5.1 Pengakuan
Untuk diakui sebagai aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap maka harus
dipenuhi syarat berikut:
1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan.
Dalam menentukan suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu
perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa
yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal.
Adanya kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan datang
akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan
akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya
tersedia jika resiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal ini terjadi,
transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa sanksi yang
signifikan, dan karenanya aktiva tidak diakui.
2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Kriteria kedua untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena
transaksi pertukaran mempunyai bukti pembelian aktiva yang mengidentifikasikan
biayanya. Dalam keadaan suatu aktiva dikontruksi sendiri, suatu pengukuran yang
dapat diandalkan atas biaya dapat dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal dan
perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan input lain yang
digunakan dalam proses kontruksi.
3. aktiva yang digunakan dalam operasi/kegiatan utama perusahaan dan tidak untuk
dijual;
4. memiliki umur ekonomi yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun dan
disusutkan nilainya; dan
5. memiliki bentuk fisik yang aktual.
Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan
karenanya signifikan dalam penyajian laporan keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 163
apakah suatu pengeluaran merupakan aktiva atau beban dapat berpengaruh signifikan
pada hasil operasi yang dilaporkan perusahaan.
2.5.2 Perolehan Aktiva Tetap
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor
dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut pada kondisi untuk
penggunaan yang dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari
harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
a. biaya persiapan tempat;
b. biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost);
c. biaya pemasangan (installation costs); dan
d. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.
Biaya administrasi dan overhead umum lainnya bukan merupakan suatu komponen
biaya aktiva tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung
pada biaya perolehan aktiva atau membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Demikian pula
biaya permulaan (start-up costs) dan pra produksi tidak merupakan bagian baiya suatu
aktiva kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Rugi
operasi awal yang terjadi sebelum suatu aktiva mencapai kinerja yang direncanakan
diakui sebagai suatu beban. Harga perolehan dari masing – masing aktiva tetap yang
diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan
tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang
bersangkutan.
2.6 Pengertian Penyusutan
Definisi penyusutan menurut PSAK No. 17 adalah alokasi jumlah suatu aktiva
yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk
periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang:
a. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi; dan
b. memiliki suatu masa manfaat yang terbatas; dan
c. ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok
barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
Aktiva yang dapat disusutkan seringkali merupakan bagian signifikan aktiva
perusahaan. Penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam
menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Masa manfaat adalah:
a. periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan; atau
b. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh
perusahaan.
Estimasi dari masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan atau suatu
kelompok aktiva serupa yang dapat disusutkan adalah suatu masalah pertimbangan
yang biasanya berdasarkan pengalaman dengan jenis aktiva yang serupa. Untuk suatu
164 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
aktiva yang menggunakan teknologi baru atau yang digunakan dalam produksi suatu
produk baru atau yang digunakan dalam pembelian suatu jasa baru dan hanya sedikit
pengalaman mengenai jasa tersebut, estimasi masa manfaat lebih sulit namun tetap
dibutuhkan.
Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan untuk suatu perusahaan
mungkin lebih pendek daripada usia fisiknya. Sebagai tambahan terhadap aus dan
kerusakan fisik (physical wear and tear) yang tergantung pada faktor operasional
(seperti frekuensi penggunaan aktiva, program perbaikan dan pemeliharaan), faktorfaktor
lain juga perlu dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut termasuk keusangan
yang timbul dari perubahan teknologi atau perbaikan dalam produksi, keusangan yang
timbul dari perubahan dalam permintaan pasar terhadap output produk atau jasa dari
aktiva, dan pembatasan hukum seperti tanggal batas penggunaan.
Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan harus diestimasi setelah
mempertimbangkan faktor berikut:
a. taksiran aus dan kerusakan fisik (physical wear dan tear)
b. keusangan
c. pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aktiva.
Masa manfaat dari aktiva yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan
persentase penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang dan yang akan datang jika
terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya. Pengaruh perubahan harus
diungkapkan dalam periode akuntansi di mana perubahan terjadi.
Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu
aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan
dikurangi nilai sisanya.
Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku suatu aktiva yang dilakukan
apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan manfaat dari aktiva
yang bersangkutan. Penghapusan aktiva berbeda dengan penyusutan.
Nilai sisa suatu aktiva seringkali tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam
penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai tersebut
diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya revaluasi aktiva
(hanya mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah), berdasarkan nilai
yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut untuk kondisi yang hampir sama
dengan aktiva yang digunakan.
2.7 Metode Penyusutan
Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang
dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat
profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya
banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.
Menurut PSAK No.17 penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang
dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:
a. berdasarkan waktu:
i. metode garis lurus (straight line method)
ii. metode pembebanan yang menurun
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 165
b. berdasarkan penggunaan
i. metode jam-jasa (service hours method)
ii. metode jumlah unit produksi (productive-output method)
c. berdasarkan kriteria lainnya
i. metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
ii. metode anuitas (annuity method)
iii. sistem persediaan (inventory method)
2.7.1 Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan.
Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah
diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban
penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan
hasil/output yang diproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus
adalah sebagi berikut:
Tarif Penyusutan
Estimasi Umur Kegunaan
Harga Perolehan Nilai Sisa
=
Tabel 1.
Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Tahun Nilai Buku Tingkat Beban Saldo Nilai Buku
Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Ak.Peny. Akhir Tahun
1 $500,000 20% $90,000 $ 90,000 $410,000
2 $410,000 20% $90,000 $180,000 $320,000
3 $320,000 20% $90,000 $270,000 $230,000
4 $230,000 20% $90,000 $360,000 $140,000
5 $140,000 20% $90,000 $450,000 $ 50,000
* Karena Nilai buku tidak boleh lebih kecil dari nilai sisa
Metode penyusutan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari
metode ini adalah:
Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah:
menghasilkan pendapatan.
yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matching principle, beban
penyusutan harus proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).
166 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
2.7.2 Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the Years Method )
Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar
penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi
dengan nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan
penyebut (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan
sebagi penghitung.
Tabel 2.
Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)
Tahun Dasar
Penyusutan
Sisa Umur
dalam tahun
Pecahan
Penghitungan
Beban
Penyusutan
Nilai Buku
1 $450,000 5 5/15 $150,000 $350,000
2 $450,000 4 4/15 $120,000 $230,000
3 $450,000 3 3/15 $ 90,000 $140,000
4 $450,000 2 2/15 $ 60,000 $ 80,000
5 $450,000 1 1/15 $ 30,000 $
50,000*
15 15/15 $450,000
* Nilai Sisa
2.7.3 Metode Saldo Menurun (Declining BalanceMethod)
Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang
menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang merupakan
perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan
diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti
metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga
perolehan dalam mengitung nilai yang dapat disusutkan.
Tabel 3.
Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Tahun Nilai Buku
Awal Tahun
Tingkat
Penyusutan
Beban
Penyusutan
Saldo
Ak.Peny.
Nilai Buku
Akhir Tahun
1 $500,000 40% $200,000 $200,000 $300,000
2 $300,000 40% $120,000 $320,000 $180,000
3 $180,000 40% $ 72,000 $392,000 $108,000
4 $108,000 40% $ 43,200 $435,200 $ 64,800
5 $ 64,800 40% $ 14,800* $450,000 $ 50,000
* Karena Nilai buku tidak boleh lebih kecil dari nilai sisa
2.7.4 Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada
proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 167
jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.
Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel daripada
beban tetap seperti dalam metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
sesuai dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap
periode akuntansi. Kelemahan dari metode ini adalah ketika kapasitas produktif dari
perusahaan menjadi berkurang karena adanya pesaing baru yang mungkin lebih
efisien dan efektif, sehingga cepat atau lambat perusahaan dipaksa untuk mengakui
kelemahan dari kapasitas produksinya. Selain itu metode jasa jasa mengakui beban
penyusutan berdasarkan unit produksi, sehingga beban penyusutan yang diakui
menjadi kecil pada saat produksi yang dihasilkan sedikit, yang selanjutnya akan
menyebabkan overstatement terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan.
2.7.5 Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)
Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada
proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan
hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.
Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel sesuai
dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti
dalam metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method). K7elemahan dari metode
ini adalah sama seperti kelemahan yang terdapat pada metode jam jasa.
2.7.6 Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group and Composite
Method)
Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu aktiva tetap. Dalam keadaan
tertentu bagaimanapun juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan dengan
menggunakan satu tarif penyusutan.
Ada 2 metode penyusutan untuk aktiva yang beragam ini yaitu group dan composite
method. Group mengindikasikan kumpulan dari aktiva yang memiliki jenis yang sama
dan composite mengarah kepada kumpulan aktiva yang memiliki jenis yang berbeda.
Metode group biasanya digunakan untuk kelompok aktiva yang hampir sama jenisnya
dan memiliki umur kegunaan yang sama. Sedangkan composite method digunakan
untuk aktiva yang bermacam – macam dan memiliki umur kegunaan yang berbeda.
Contoh dari metode komposit dalam dilihat dari tabel.
Tabel 4.
Metode Komposit (Composite Method)
Aktiva Harga Perolehan Nilai Sisa Nilai yang dapat disusutkan Estimasi Umur
Mobil $145,000 $25,000 $120,000 3 $40,000
Truk $ 44,000 $ 4,000 $ 40,000 4 $10,000
Campers $ 35,000 $ 5,000 $ 30,000 5 $ 6,000
$224,000 $34,000 $190,000 $56,000
Tingkat penyusunan Composite =
$224,00
$56,00
= 25%
Umur Composite – 3.39 thn ($190,000 : $56,000)
168 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
Tarif penyusutan untuk composite method ditentukan dengan membagi penyusutan
tiap tahun dengan nilai total dari aktiva yang disusutkan. Dalam metode ini tarif
penyusutan didasarkan pada umur kegunaan kelompok aktiva. Laba atau rugi dalam
keadaan normal akibat aktiva tersebut dipensiunkan/tidak lagi digunakan, tidak
diakui. Perbedaan antara nilai buku aktiva dan nilai sisa dibebankan atau
dikurangkan pada akumulasi penyusutan.
2.7.7 Metode Anuitas (Anuity Method)
Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun / periode
awal adalah rendah dan akan meningkat jumlahnya tiap periode berikutnya. Metode ini
paling banyak digunakan dalam industri real estate dan beberapa penyedia jasa , tetapi
metode ini bukanlah metode penyusutan yang secara umum dapat diterima. Prinsip
Akuntansi Berterima Umum ( U.S. GAAP ) sendiri tidak mengijinkan bentuk metode
penyusutan ini.
2.7.8 Sistem Persediaan (Inventory Method)
Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai aktiva berwujud yang
nilainya kecil. Persediaan peralatan, sebagai contoh, mungkin ada pada awal dan akhir
periode. Kemudian jumlah beban penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan
nilai awal dari persediaan ditambah dengan beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh peralatan tersebut dikurangi dengan nilai akhir persediaan. Keberatan
utama terhadap metode ini dikarenakan metode ini tidak sistematik dan rasional,
karena tidak ada seperangkat formula yang digunakan.
Pemilihan metode alokasi dan estimasi masa manfaat aktiva tetap yang dapat
disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan metode
penyusutan yang digunakan dan estimasi masa manfaat akan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, dalam menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan
dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, perlu
untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan dalam suatu
periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.
2.8 Dampak Pemilihan Metode Penyusutan terhadap perhitungan Beban
Penyusutan (Depreciation Expense)
Berikut ini akan disajikan suatu ilustrasi perhitungan beban penyusutan dengan
menggunakan tiga metode penyusutan, dengan menggunakan asumsi harga perolehan
(cost) aktiva tetap adalah Rp. 22,500,000. Nilai sisa (salvage value) dari aktiva tetap
adalah Rp. 2,500,000. Estimasi umur ekonomis (useful life) yang digunakan adalah
perbandingan antara 5 tahun dan 10 tahun. Perhitungan penyusutan untuk masingmasing
metode dapat dilihat pada tabel 5,6,dan 7 berikut.
Dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus, maka beban penyusutan tiap
tahunnya akan sama besar nilainya. Dengan metode garis lurus, beban penyusutan
adalah sebesar 4,000,000 tiap tahunnya untuk jangka waktu 5 tahun, dan 2,000,000
setiap tahunnya untuk jangka waktu 10 tahun.
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 169
Tabel 5.
Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode Penyusutan : Garis Lurus
Umur Ekonomis 5 tahun
Tahun ke 1 2 3 4 5
4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000
Umur Ekonomis 10 tahun
Tahun ke 1 2 3 4 5
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Tahun ke 6 7 8 9 10
2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Tabel 6.
Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit)
Metode Penyusutan :
Jumlah Angka
Tahun
Umur Ekonomis 5 tahun
Tahun ke 1 2 3 4 5
6,666,667 5,333,333 4,000,000 2,666,667 1,333,333
Umur Ekonomis 10 tahun
Tahun ke 1 2 3 4 5
3,636,364 3,272,727 2,909,091 2,545,455 2,181,818
Tahun ke 6 7 8 9 10
1,818,182 1,454,545 1,090,909 727,273 363,636
Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun maka beban penyusutan tiap
tahun tidak akan sama besarnya, dimana beban penyusutan akan besar pada tahun
pertama dan semakin berkurang setiap tahunnya.
Tabel 7.
Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Metode Penyusutan :
Saldo Menurun
Ganda
Umur Ekonomis 5 tahun
Tahun ke 1 2 3 4 5
9,000,000 5,400,000 3,240,000 1,944,000 416,000
Umur Ekonomis 10 tahun
Tahun ke 1 2 3 4 5
4,500,000 3,600,000 2,880,000 2,304,000 1,843,200
Tahun ke 6 7 8 9 10
1,474,560 1,179,648 943,718 754,975 519,899
170 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun maka beban penyusutan tiap
tahun tidak akan sama besarnya, dimana beban penyusutan akan besar pada tahun
pertama dan semakin berkurang setiap tahunnya. Dimana beban penyusutan untuk
periode selanjutnya dicari dengan mengkalikan tarif penyusutan dengan nilai buku
awal tahun. Tarif penyusutan untuk saldo menurun adalah 2 kali dari tarif penyusutan
metode garis lurus.
2.9 Dampak Pemilihan Metode Penyusutan Terhadap Perhitungan Beban
Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
Berikut ini diberikan suatu ilustrasi perhitungan beban pokok penjualan (Cost of
Goods Sold) dengan menggunakan beban penyusutan dari ketiga metode untuk
perbandingan. Selain itu diasumsikan bahwa segala beban variabel dalam perhitungan
beban pokok penjualan (cost of goods sold) tidak berubah meskipun dalam prakteknya
tidak demikian.
Tabel 8.
Pengaruh Beban Penyusutan Terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan
Garis Lurus Saldo Menurun
Jumlah Angka
Tahun
Tahun ke 1 Tahun ke 1 Tahun ke 1
Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000
Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Beban Overhead
– Tenaga Kerja Tak
Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000
– Penyusutan 4,000,000 9,000,000 6,666,667
– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Total Beban Pokok
Penjualan 31,000,000 36,000,000 33,666,667
Laba Kotor 19,000,000 14,000,000 16,333,333
Garis Lurus Saldo Menurun
Jumlah Angka
Tahun
Tahun ke 2 Tahun ke 2 Tahun ke 2
Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000
Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 171
Lanjutan Tabel 8
Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Beban Overhead
– Tenaga Kerja Tak
Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000
– Penyusutan 4,000,000 5,400,000 5,333,333
– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Total Beban Pokok
Penjualan 31,000,000 32,400,000 32,333,333
Laba Kotor 19,000,000 17,600,000 17,666,667
Garis Lurus Saldo Menurun
Jumlah Angka
Tahun
Tahun ke 3 Tahun ke 3 Tahun ke 3
Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000
Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Beban Overhead
– Tenaga Kerja Tak
Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000
– Penyusutan 4,000,000 3,240,000 4,000,000
– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Total Beban Pokok
Penjualan 31,000,000 30,240,000 31,000,000
Laba Kotor 19,000,000 19,760,000 19,000,000
Garis Lurus Saldo Menurun
Jumlah Angka
Tahun
Tahun ke 4 Tahun ke 4 Tahun ke 4
Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000
Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Beban Overhead
– Tenaga Kerja Tak
Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000
– Penyusutan 4,000,000 1,944,000 2,666,667
– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Total Beban Pokok
Penjualan 31,000,000 28,944,000 29,666,667
Laba Kotor 19,000,000 21,056,000 20,333,333
172 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
Lanjutan Tabel 8
Garis Lurus Saldo Menurun
Jumlah Angka
Tahun
Tahun ke 5 Tahun ke 5 Tahun ke 5
Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000
Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000
Beban Overhead
– Tenaga Kerja Tak
Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000
– Penyusutan 4,000,000 416,000 1,333,333
– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000
Total Beban Pokok
Penjualan 31,000,000 27,416,000 28,333,333
Laba Kotor 19,000,000 22,584,000 21,666,667
Dari ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode penyusutan
garis lurus, beban penyusutan adalah sama besar tiap tahun, hal ini berarti jika semua
komponen variabel perhitungan beban pokok penjualan tidak berubah, maka laba yang
diperoleh akan konstan. Sebaliknya jika menggunakan metode saldo menurun ganda
maupun jumlah angka tahun, maka beban penyusutan tidak akan sama tiap
tahunnya, sehingga beban pokok penjualan setiap tahun juga tidak sama. Beban pokok
penjualan pada awal periode penyusutan lebih besar daripada dengan menggunakan
metode garis lurus, akan tetapi pada akhir periode penyusutan akan lebih kecil
daripada dengan menggunakan metode garis lurus. Dengan menggunakan metode garis
lurus maka beban pokok penjualan setiap tahunnya sama besar sehingga laba yang
dihasilkan juga akan sama setiap tahunnya. Laba pada tahun pertama akan lebih
besar daripada laba yang dihasilkan dari metode saldo menurun maupun metode
jumlah angka tahun. Akan tetapi laba pada tahun akhir periode penyusutan lebih besar
dengan menggunakan metode saldo menurun ataupun jumlah angka tahun daripada
laba yang dihasilkan dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi perusahaan dapat
memilih metode penyusutan untuk kepentingan perolehan laba maupun untuk
kepentingan pajak. Dengan laba yang kecil, maka pajak yang dibayarkan juga kecil.
Sebaliknya jika perusahaan menginginkan laba yang besar maka resikonya pajak yang
dibayarkan juga akan besar.
3. KESIMPULAN
Perusahaan yang banyak baik dari segi jenis maupun jumlahnya tentu memiliki
kebijakan dan metode akuntansi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun
ada juga yang memiliki persamaan dalam pemilihan metode akuntansi. Berdasarkan
pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan:
Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 173
1. Beban penyusutan dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold) sebagai komponen beban
overhead, dilihat dari besar kecilnya nilai dari aktiva tetap yang disusutkan, serta
metode penyusutan yang digunakan, seperti yang diberikan pada ilustrasi di
pembahasan.
2. Pemilihan metode penyusutan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengatur
besar kecilnya perolehan laba maupun besarnya pajak yang dibayarkan oleh
perusahaan.
3. Pengaruh beban penyusutan terhadap pembentukan beban pokok penjualan (cost of
goods sold ) tergantung pada 3 faktor berikut yaitu:
1. metode penyusutan yang dipilih (depreciation method)
2. estimasi nilai sisa (salvage value)
3. asumsi umur ekonomis (useful life)
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi Indonesia (1996), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. (1999), Accounting Principles, 5th ed, John Wiley
& Sons Inc., Canada.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. (1995), Intermediate Accounting, 8th ed, John
Wiley & Sons Inc., Canada.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. (2001), Intermediate Accounting, 10th ed, John
Wiley & Sons Inc., Canada.
White, Gerald I., Sondhi, Ashwinpaul C., Fried, Dov (1994), The Analysis and Use of
Financial Statements, John Wiley & Sons Inc., Canada.
INDEKS
Atmadja, Adwin S. Free Floating Exchange Rate System dan Penerapannya pada
Kebijaksanaan Ekonomi di Negara yang Berperekonomian Kecil dan Terbuka.
Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 18-29.
Ciptani, Monika Kussetya. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Biaya Melalui
Integrasi Time & Motion Study dan Activity-Based Costing. Vol. 3, No. 1, Mei
2001, hlm. 30-50.
Juniarti. Contemporary Theory Sebagai Pendekatan Alternatif dalam Penyusunan
Laporan Konsolidasi. Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 1-17.
174 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173
Maharsi, Sri. Penerapan Digital Nervous Systems (DNS): Sebuah Usaha untuk
Meningkatkan Bisnis di Era Ekonomi Digital. Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 51-
66.
Mangoting, Yenny. Pajak Penghasilan dalam Sebuah Kebijaksanaan. Vol. 3, No. 2,
November 2001, hlm. 142-156
Santosa, Setyarini. The Application of E-Commerce in Shipping and Warehousing
Industry. Vol. 3, No. 2, November 2001, hlm. 126-141.
Setiawan, Juniady S. Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusunan dan
Pengaruhnya Terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan. Vol. 3, No. 2,
November 2001, hlm. 156-174.
Toly, Agus A. Analisis Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions pada
Staf Kantor Akuntan Publik. Vol. 3, No. 2, November 2001, hlm. 102-125.
Widyaningdyah, Agnes U. Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh Terhadap Earning
Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Vol. 3, No. 2, November
2001, hlm. 89-101.
Yuliana, Oviliani Y. Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem
Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan. Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 67-88.
بسم الله الرّ حمن الرّ حيم
Ekonomi Syari’ah smt. VII
Universitas Muhammadiyah Magelang
Andi Triyanto, SEI.
Investasi sebagai bentuk kegiatan penundaan konsumsi atas dana yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu, dapat dilakukan salah satunya di pasar modal.
Pasar modal: tempat bertemunya perusahaan yang membutuhkan modal dalam bentuk emiten dengan masyarakat pemilik modal untuk melakukan transaksi, berfungsi sebagai media investasi dan mencari dana murah.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
Proses transaksi di pasar modal harus melalui calo, yang kemudian disebut broker atau perusahaan sekuritas.
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan perantara yang bertugas menjualkan dan membelikan saham.
Perusahaan emiten adalah perusahaan yang menjual saham di pasar modal.
Perusahaan go public adalah perusahaan yang memiliki wewenang atau sudah diberi hak/ ijin dari BAPEPAM untuk menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan jenis ini berinisial, Tbk. (terbuka).
Instrumen pasar modal adalah piranti keras yang menjadi objek jual beli, berupa: efek dan surat berharga. Efek berupa obligasi dan sekuritas (commercial paper), surat berharga berupa saham, derivatif: option, warrant, put and call, right issue.
Bursa efek: pihak penyelenggara dan penyedia sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
Pelaku Pasar Modal:
Lembaga penunjang:
Perusahaan pialang:
Pembentukan harga efek:
b.1. black trading, perdagangan dalam jumlah besar 1 blok = 200.000 saham.
b.2. odd lot trading, perdagangan kurang dari 1 lot saham
b.3. crossing trading, perdagangan untuk sendiri suatu anggota bursa
b.4. foreign trading, perdagangan untuk pihak di luar anggota bursa.
Pendapatan pemegang saham berasal dari deviden yang dibagikan berdasar keputusan rapat umum pemegang saham. Adapun obligasi berasal dari persentase bunga yang tercantum pada obligasi.
Pasar Perdana: pasar dimana terjadi transaksi jualbeli saham pada saat IPO (penawaran perdana terhadap efek yang dilakukan emiten kepada masyarakat calon investor) dan transaksi hanya diantara perusahaan emiten dan investor.
Pasar Sekunder: pasar yang terjadi setelah adanya IPO (Inittial Public Offering), bisa terjadi antara perusahaan emiten dengan investor, investor dengan investor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan investasi Pasar Modal:
|
|
Indeks:
Manfaat go public:
Proses jual beli saham:
KDEI: lembaga yang bertugas untuk menjadi perantara dan bertanggung jawab dalam proses transaksi administrasi.
Transaksi dilakukan di BEJ atau BES di lantai bursa, dengan waktu (sesi) perdagangan:
Hari Senin – Kamis : Sesi I : pukul 09.30 – 12.00
Sesi II : pukul 13.30 – 16.00
Hari Jum’at : Sesi I : pukul 09.30 – 11.00
Sesi II : pukul 14.00 – 16.00
Penawaran Umum (Public Offering)
Sebelum Emisi | Emisi | Sesudah Emisi | ||
Intern Perusahaan | BAPEPAM | Primary Market | Secondary Market | Pelaporan |
|
|
Syarat-syarat perusahaan emiten (go public):
Prospectus, dokumen yang dikeluarkan disaat perusahaan akan go public dan saat penjualan efek berisi analisis detil tentang:
Mekanisme pembelian saham di bursa efek:
Pembukaan rekening dapat dilakukan dengan:
-Pembelian 20 (dua puluh) lot saham, 1 (satu) lot = 500 (lima ratus) lembar. (fee beli 0,004 dan fee jual 0,005).
Broker, juga disebut PPE (Perantara Pedagang Efek).
WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek).
Ketentuan jual beli saham dalam Pasar Modal:
Dahulu, t + 4h + 5: ketika kita membeli akan mendapatkan saham 4 (empat) hari kemudian. Dan jika menjual akan mendapatkan 5 (lima) hari kemudian.
Sekarang, t + 3h + 4: ketika kita membeli akan mendapatkan saham 5 (lima) hari kemudian. Dan jika menjual akan mendapatkan 4 (empat) hari kemudian.
Keuntungan Pasar Modal:
Mendapatkan modal, biaya go public murah, perusahaan menjadi lebih dikenal.
Mendapatkan deviden, mendapatkan gain (kelebihan harga jual atas harga beli), memiliki perusahaan, diversifikasi resiko: menghindari pajak dan mengembangkan harta.
Mendapatkan komisi dari emiten, keuntungan dari selisih harga jual efek yang dibeli dari emiten.
Konsekuensi perusahaan yang telah go public:
Pelanggaran oleh emiten, sebagai misal tidak membuat laporan keuangan, maka:
Saham yang merupakan bukti pemilikan sebuah perusahaan memiliki beberapa hak, sbb :
Jenis-jenis saham :
Adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga tingkat resiko paling besar. Dengan tingkat resiko yang besar, ketika jalan perusahaan dalam kondisi normal maka hak atas pembagian deviden lebih tinggi dibanding saham priorotas.
Sertifikat yang dikeluarkan oleh PT Danareksa Pemerintah untuk membeli saham perusahaan-perusahaan emiten melalui pasar modal dan menjualnya kembali kepada masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.
Jenis saham yang memiliki beberapa kelebihan ketika dikaitkan dengan pembagian deviden atau aktiva pada saat likuidasi. Beberapa kelebihan tersebut :
Saham Prioritas Kumulatif, adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun devidennya harus dibayarkan kepada pemegang saham
Saham Prioritas Tidak Kumulatif, adalah deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi tahun-tahun berikutnya. Ketika akan membagi deviden untuk saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar deviden saham prioritas untuk tahun tersebut.
Pencatatan modal saham, hal-hal yang berkaitan dengannya :
Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan diserahkan kepada pemesan bila harga sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesan tidak dapat melunasinya, kebijakan yang dapat diambil perusahaan :
Lump Sum, adalah penjualan unit saham yang terdiri dari beberapa jenis saham.
Treasury Stock, sebagai saham yang dibeli kembali oleh perusahaan yang mengeluarkannya biasa terjadi karena beberapa alasan berikut :
Perubahan yang mungkin terjadi dalam modal saham, yaitu :
Early redemption: pembelian kembali sumber asset perusahaan setelah sebelumnya dijual, seperti halnya hostile take over dalam dunia perbankan. Contoh: buyback Eurobond Indofood oleh Indofood yang telah dijual tahun 2002 seharga 310 juta US dollar, dengan tingkat bunga 10,375%.
Forrex loss: rugi selisih kurs yang dialami perusahaan emiten akibat penundaan pengeluaran obligasi, disebabkan alasan / kebijakan tertentu.
Deviden adalah pembagian keuntungan kepada setiap pemegang saham perusahaan sesuai dengan jumlah lembar kepemilikan.
Deviden yang dibagi perusahaan :
Contoh kasus pembelian saham:
Tanggal 1 Januari 2005 dibeli 20 lot (20 x 500) dengan harga Rp. 5000,00/ lembar dan tanggal 6 dijual dengan Rp. 5.200,00/ lembar.
Jawab: 10.000 lembar saham : Rp. 50.000.000, 00 beli
: Rp. 52.000.000, 00 jual
Rp. 50.000.000, 00 x 4/1000: Rp. 200.000, 00 fee beli
Rp. 52.000.000, 00 x 5/1000: Rp. 260.000, 00 fee jual
Harga beli: Rp. 50.200.000, 00 dan harga jual: Rp. 51.740.000, 00
Jurnal: Membeli
Saham biasa Rp. 50.000.000, 00 Fee beli Rp. 200.000, 00 Kas Rp. 50.200.000, 00 |
Menjual
Kas Rp. 51.740.000, 00 Saham biasa Rp. 50.200.000, 00 Pendapatan Rp. 1.540.000, 00 |
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)
Keputusan investor memilih suatu saham sebagai objek investasinya membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa. Baik, secara individual, kelompok maupun gabungan.
Informasi yang sederhana namun dapat mewakili suatu kondisi tertentu akan mewujudkan peta permasalahan yang disimbolkan oleh tanda-tanda angka atau peristilahan tertentu.
Berdasarkan peta permasalahan inilah para investor dapat membayangkan maupun memprediksi situasi yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Bentuk informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu adalah suatu indeks harga saham.
IHSG adalah suatu indeks yang diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. IHSG di bursa efek meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan preferen. IHSG mulai dikenalkan pada tanggal 1 April 1983 dengan landasan dasar (baseline) tanggal 10 Agustus 1982. Pada waktu itu hanya tercatat sebanyak 13 saham.
JENIS-JENIS INDEKS HARGA SAHAM
a. Seluruh saham: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutup di bursa pada hari tersebut (menggambarkan kinerja suatu saham gabungan).
b. Kelompok saham: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham kelompok seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutup di bursa pada hari tersebut (menggambarkan kinerja suatu saham kelompok).
c. Jenis usaha: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham kelompok jenis usaha, sampai pada tanggal tertentu.
Rumus menghitung IHSG
IHSGt: Nilai Pasar t x 100 Nilai Dasar |
IHSGt: indeks harga saham gabungan hari ke-t.
Nilai Pasar: rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar per lembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-t.
Nilai Dasar: sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982. Dengan demikian pada tanggal tersebut bernilai 100 (merupakan indeks dasar).
Nilai dasar dari IHSG selalu disesuaikan untuk kejadian, seperti:
Sembilan sektor yang diperhatikan dalam perhitungan IHSG:
Nilai pasar/ Kapitalisasi Pasar: jumlah saham hari x harga pasar hari ini.
Nilai dasar: jumlah saham pada hari dasar x harga pasar pada hari dasar.
Issued: seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh emiten. Kecuali untuk beberapa emiten yang belum listing atau belum mencatatkan semua sahamnya di bursa.
Perubahan indeks terjadi disebabkan:
Rumus-rumus perhitungan harga teoritis:
|
Perhitungan HT saham yang diakibatkan split saham dari nilai nominal Rp. NL menjadi Rp. NB.
Hc: harga akhir saham dengan nilai nominal lama
n : nilai nominal lama : nilai nominal baru (faktor split)
|
Perhitungan HT saham yang diakibatkan pembagian saham bonus atau deviden dengan rasio A : B (sejumlah A saham lama mendapat sejumlah B saham baru).
A: jumlah saham lama
B: jumlah saham baru.
HTS’ : (B x hc) + (B x hr)
A + B
|
Hr : exercise price, harga yang telah ditetapkan emiten untuk membeli saham baru
Contoh penghitungan indeks saham
Jumlah Saham (unit dalam juta) | Harga Saham (dalam rupiah) | Nilai Pasar (dalam juta rupiah) | ||||
Saham | Sblmnya | Hari ini | Sblmnya | Hari ini | Sblmnya | Hari ini |
A | – | 2 | – | 1000 | – | 2000 |
B | – | 6 | – | 1200 | – | 7200 |
C | – | 5 | – | 1250 | – | 6250 |
D | – | 12 | – | 1975 | – | 23.700 |
E | – | 8 | – | 2500 | – | 20.000 |
F | – | 7 | – | 1525 | – | 10.675 |
G | – | 9 | – | 1650 | – | 14.800 |
Hak beli saham (HBS)
Para investor mungkin menerima hak beli saham (stock right). Hak beli saham merupakan hak yang diberikan kepada investor untuk membeli saham baru dari perusahaan dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu. Setiap lembar saham akan memperoleh 1 lembar saham.
Perhitungan untuk alokasi harga perolehan hak beli saham adalah:
Cost HBS = Harga pasar HBS x Cost Inv.Saham
Harga pasar tanpa hak beli saham x Harga pasar beli saham
Contoh: Abdullah memiliki 200 lembar saham PT A dengan nominal Rp. 1000,00 / lembar dibeli dengan harga Rp. 2.000.000,00. Setahun kemudian diterima HBS yang dapat digunakan membeli 1 / 4 lembar saham baru dengan harga Rp. 1.000,00 / lembar. Pada saat itu diketahui harga pasar sbb:
Saham tanpa hak beli Rp. 11.000,00
HBS Rp. 5.000,00
Berapa harga pokok HBS dan berapa harga pokok baru untuk saham
Peristiwa yang sifatnya tidak merubah nilai pasar total tidak berpengaruh terhadap nilai dasar IHSG, misal: pemecahan lembar saham (stock splits), deviden berupa saham (stock devidens), bonus issue.
Rumus untuk menyesuaikan nilai dasar
|
NDB: nilai dasar baru yang disesuaikan
NPL: nilai pasar lama
NPTS: nilai pasar tambahan alam
NDL: nilai dasar lama
Contoh 1:
Nilai pasar seluruh saham yang beredar di pasar modal saat ini adalah sebesar Rp. 100 milyar. Nilai dasar pada saat ini adalah sebesar Rp. 25 milyar. Berapa IHSG?
Jawab: IHSG : Rp. 100 milyar x 100
Rp. 25 milyar
: 400
Contoh 2:
Perusahaan X melakukan IPO sebanyak 1 juta lembar saham dengan harga Rp. 1000,- per lembar. Nilai tambahan saham (NPTS) ini adalah sebesar 1.000.000 x Rp. 1000,- = Rp. 1 milyar. Nilai pasar lama dan nilai dasar lama adalah berturut-turut adalah sebesar NPL: Rp. 100 milyar dan NDL = Rp. 25 milyar. Berapa nilai dasar baru yang baru yang disesuaikan?
Jawab: NDB : (Rp. 100 M + Rp. 1 M) x Rp. 25 M
Rp. 100 M
: Rp. 25, 25 M
IHSG baru: ( Rp. 101 M ) x 100
Rp. 25, 25 M
: 400
Contoh 3:
Misalnya hanya harga saham X yang berubah dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 2.000 per lembarnya, sehingga terjadi kenaikan nilai pasar sebesar (Rp. 2.000 – Rp. 1.000) x 1.000.000 = Rp. 1 Milyar. Nilai pasar keseluruhan yang baru menjadi Rp. 101 M + Rp. 1 M = Rp. 102 M. Maka, IHSG yang baru menjadi sebesar:
IHSG = (Rp. 102 M) x 100 = 404
Rp. 25, 25 M
Referensi:
والحمدالله ربّ العالمين
Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Organisasi adalah suatu alat dan wadah atau tempat seorang manajer untuk melakukan kegiatan-kegiatannya mencapai tujuan yang diinginkan.Pengorganisasian adalah salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah melakukan perencanaan (planning).
organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak secara sendiri.
Bentuk-bentuk organisasi
1. Berdasarkan Tipe-tipe Struktur Organisasi
Jika dilihat dari strukturnya, organisasi dapat dibagi kepada beberapa tipe,yaitu:
(a) organisasi dalam bentuk lini (line organization)
(b) organisasi dalam bentuk lini dan staf (line and staf organization)
(c) organisasi dalam bentuk fungsional {functional, organization)
(d) organisasi dalam bentuk panitia (committe organization).
a. Organisasi dalam bentuk lini (line Organization)
Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur atau bentuk militer. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya orga¬nisasi ini dipakai oleh militer dan perusahaan-perusahaan kecil saja.
Dalam organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan bersangkutan.
Ciri-ciri dari organisasi dalam bentuk lini adalah:
1) Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi kepada berbagai tingkat operasional.
2) Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
3) Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top Management).
4) Ruang lingkup Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit.
5) Hubungan kerja antara atasan dan bawahan bersifat langsung.
6) Tujuan alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana.
7) Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan yang tertinggi.
8)Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah.
9) Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya.
10) Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).
Keuntungan dari organisasi dalam bentuk lini adalah:
1) Kekuatan dan tanggung-jawab dapat ditetapkan secara pasti.
2) Orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggung-jawab diketahui oleh semua pihak.
3) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat karena jumlah orang yang perlu diajak berkonsultasi tidak banyak.
4) Disiplin kerja mudah dipertahankan dan pengawasan dari pimpinan mudah dilaksanakan.
5) Besarnya solidaritas para anggota karena satu sama lainnya saling kenal-mengenal.
6) Tersedianya kesempatan yang banyak bagi pimpinan organisasi untuk melatih bakat-bakat yang dipunyai bawahan.
7) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat terbatas.
Keburukan dari organisasi bentuk lini adalah:
1) Tujuan organisasi cenderung sama, atau paling tidak didasarkan atas tujuan pribadi pimpinan tertinggi dari organisasi dimaksud.
2) Pimpinan organisasi cenderung bertindak otoriter, karena organisasi dipandang milik pribadi.
3) Seluruh kegiatan organsasi tertalu tergantung ke pada seseorang, dan kelangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh orang bersangkutan.
4) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat terbatas.
b. Organisasi dalam bentuk staf (Staff Organization)
Organisasi dalam bentuk staf hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan.Berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah.
c. Organisasi dalam bentuk lini dan staf (tine and staf or¬ganization)
Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization) adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.Biasanya organisasi bentuk lini dan staf terjadi pada organisasi yang lebih besar, di mana penyediaan tenaga spesialis sudah semakin dirasakan untuk memberikan nasehat-nasehat atau saran-saran teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf adalah:
1) Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
2) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
3) Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4) Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5) Hubungan antara atasan dengan para bawahan tidak bersifat langsung.
6) Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling kenal-mengenal.
7) Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Keuntungan dari organisasi dalam bentuk lini dan staf adalah:
1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan tugas pokok organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan penunjang.
2) Asas spesialisasi yang ada dapat dilanjutkan menurut bakat bawahan masing-masing.
3) Prinsip “the right man on the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
4) Koordinasi dalam setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan mudah.
5) Dapat digunakan dalam organisasi yang lebih besar.
Keburukan dari organisasi bentuk lini dan staf adalah:
1) Pimpinan lini sering mengabaikan nasehat atau saran dari staf.
2) Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pimpinan lini.
3) Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui’batas kewenangannya.
4) Perintah lini dan perintah staf sering membingungkan anggota organisasi karena kedua jenis hirarki sering tidak seirama dalam memandang sesuatu.
d. Organisasi dalam bentuk fungsional
Organisasi fungsional adalah bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Setiap kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya.
Pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas/pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya. F. W. Taylor yang menciptakan organisasi fungsional ini.
Adapun ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut:
1) Dapat dibedakan pembidangan tugas secara tegas dan jelas.
2) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3) Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4) Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.
Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
1) Adanya pembagian tugas antara kerja pikir (mental) dan fisik,
2) Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik.
3) Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi.
4) Moral serta disiplin keija yang tinggi.
5) Koordinasi antara orang-orang yang ada daiam satu fungsi mudah dijalankan.
Keburukan dari organisasi bentuk fungsional adalah:
1) Insiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.
2) Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
3) Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.
d. Organisasi dalam bentuk panitia (committee)
Organisasi panitia/komite adalah organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif/ presidium/plural executive” dan komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal,komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.
Jadi, organisasi dalam bentuk panitia ini adalah organisasi di mana para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia.
Ciri-ciri organisasi bentuk panitia adalah:
1) Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas.
2) Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Or¬ganisasi ini hahya dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan.
3) Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif.
4) Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama.
5) Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas.
Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
1) Keputusan dapat diambil dengan baik dan tepat
2) Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan.
3) Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Keburukan dari organisasi bentuk panitia adalah:
1) Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota or¬ganisasi.
2) Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung jawab melebihi yang lain.
3) Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak dari satu orang saja
4) Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas.
Organisasi panitia biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi.
Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika :
– Mengembangkan produk baru
– Memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru
– Mengikuti lelang atas kontrak kerja baru
Sembilan Strategi Harga – Mutu :
H A R G A
Tinggi | Sedang | Rendah | |
Tinggi | 1. Strategi Premium | 2. Strategi Penetrasi | 3. Strategi Nilai Istimewa |
Sedang | 4. Strategi penetapan harga terlalu tinggi | 5. Strategi nilai menengah | 6. Strategi nilai – baik |
Rendah | 7. Strategi Peneuri | 8. Strategi yg sesungguhnya tidak menghemat | 9. Strategi penghematan |
Prosedur penetapan harga ( 6 langkah )
Memilih Tujuan Penetapan Harga
Semakin jelas tujuan maka semakin mudah bagi perusahaan untuk menetapkan harga.
Ada lima tujuan utama :
Menentukan Permintaan
Tiap harga yg dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yg berbeda-beda dan sebab itu akan memberikan pengaruh yg berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.
$ 15
$ 10
100 105 50 150
Jumlah yang diminta per periode Jumlah yang diminta per periode
Langkah pertama dalam memperkirakan permintaan adalah memahami faktor-faktor yg mempengaruhi kepekaan harga yaitu :
Sejumlah kekuatan seperti deregulasi dan teknologi perbandingan harga langsung yg tersedia dlm internet telah mengubah produk menjadi komoditas di mata para konsumen dan meningkatkan kepakaan mrk thd harga.
Dalam mengukur kurva permintaan, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode :
Pemasar pelu mengetahui seberapa responsif atau elastis suati permintaan menanggapi perubahan harga., Jika permintaan hampir tidak berubah dgn adanya perubahan kecil pd harga, disebut permintaan inelastis. Jika permintaan mengalami perubahan, disebut permintaan elastis.
Permintaan akan mjd kurang elastis dlm kondisi-kondisi berikut :
Jika permintaan elastis, maka penjual akan mempertimbangkan utk menurunkan harga yg akan menghasilkan penerimaan total yg lebih besar.
Memperkirakan Biaya
Biaya perusahaan ada 2 jenis ( biaya tetap dan biaya variabel )
Biaya tetap (overhead) biaya yg tdk dipengaruhi oleh produksi atau penjualan
Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi.
Biaya total = biaya tetap + biaya variabel utk tiap level produksi tertentu.
Biaya rata-rata = total biaya : produksi.
Untuk dpt menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu mengetahui bagaimana biayanya bervariasi bila level produksinya berubah. Biaya juga berubah sbg akibat dr usaha terpusat para perancang, tknisi dan agen pembelian perusahaan utk mengurangi biaya.
Perusahaan Jepang sering menggunakan metode “penetapan biaya berdasarkan sasaran” :
– Menggunakan riset pasar utk menetapkan fungsi-fungsi yg diinginkan dari suatu produk baru
– Menentukan harga jual produk tsb dgn memperhatikan daya tarik produk dan harga pesaing
– Mengurangi margin laba yg diinginkan dr harga tsb, shg diperoleh harga sasaran yg hrs dicapai.
– Meneliti setiap unsur biaya-perancangan,rekayasa,manufaktur,penjualan dll serta menguraikannya mjd unsur-unsur yg lebih kecil
– Merekayasa berbagai komponen,menghilangkan beberapa fungsi dan menurunkan biaya pemasok dgn tujuan agar proyeksi biaya akhir sesuai dg kisaran biaya berdasarkan sasaran.
Jika tdk berhasil, maka pengembangan produk tdk dialnjutkan.
Menganalisa Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing
Dalam rentang kemungkinan harga yg ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, harus diperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing.
– Jika tawaran perusahaan serupa dg tawaran pesaing utamanya, perusahaan hrs menetapkan harga yg dekat dg harga pesaing
– Jika tawaran perusahaan lebih rendah mutunya, maka tdk dpt menetapkan harga yg lebih tinggi dari pesaing
– Jika penawaran perusahaan lebih tinggi mutunya, dpt ditetapkan harga yg lebih tinggi drpd pesaing.
Perlu disadari bahwa pesaing dapat merubah hargabya sebagai tanggapan atas harga yg ditetapkan perusahaan.
Memilih Metode Penetapan Harga
Model 3C utk penetapan harga :
Metode penetapan harga :
Penetapan harga markup ( markup pricing )
Biaya per unit = biaya variabel + ( biaya tetap : unit penjualan )
Harga markup = biaya per unit : ( 1 – pengembalian atas penjualan yg diinginkan )
Markup biasanya lebih tinggi utk produk musiman ( guna menutup resiko produk yg tdk terjual ); produk khusus; produk yg penjualannya lambat; produk yg biaya penyimpanan dan penangannnya tinggi; serta produk degn permintaan yg tdk elastis.
Penetapan Harga berdasarkan Sasaran Pengembalian
Harga sasaran pengembalian = ( biaya per unit + tingkat pengembalian yg diinginkan X Modal yg diinvestasikan ) : Unit Penjualan
Kurva pendapatan total dan kurva biaya total berpotongan pada volume titik impas :
Volume titik impas = biaya tetap : ( harga – biaya variabel )
Penetapan harga berdasar sasaran pengembalian cenderung mengabaikan elastisitas harga dan harga pesaing.
Penetapan harga berdasar nilai yg dipersepsikan :
Perusahaan melihat persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual sebagai kunci untuk penetapan harga. Mereka menggunakan berbagai variabel non harga dalam bauran pemasaran utk membentuk nilai yg dipersepsikan dlm pikiran pembeli
Penetapan harga nilai
Yaitu menetapkan harga yg cukup rendah utk tawaran yg bermutu tinggi. Hal itu merupakan rekayasa ulang operasi perusahaan supaya benar-benar mjd produsen yg berbiaya rendah tanpa mengorbankan mutu, serta menurunkan harga secara berarti utk menarik sejumlah pelanggan yg sadar – nilai
Penetapan harga sesuai Harga Berlaku
Perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing, bisa sama, lebih tinggi atau lebih rendah. Jika biaya sulit untuk diukur atau tanggapan pesaing tdk pasti, perusahaan berpendapat bahwa harga yg berlaku merupakan pemecahan yg baik, dan dianggap mencerminkan kebijakan bersama industri sbg harga yg akan menghasilkan tingkat pengembalian yg layak dan tdk membahayakan keselarasan industri.
Penetapan Harga Tender Tertutup
Perusahaan menetapkan harga berdasarkan perkiraannya ttg bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan bukan berdasarkan hubungan yg kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan.
Memilih Harga Akhir
Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan termasuk penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga perusahaan dan dampak harga terhadap pihak-pihak lain.
Ketika melihat produk tertentu, pembeli memiliki suatu harga referensi dalam benaknya yg mungkin terbentuk dg memperhatikan harga-harga sekarang, harga masa lalu atau konteks pembelian dan biasanya penjual sering memanipulasi harga referensi itu dlm menetapkan harga.
Pengaruh elemen bauran pemasaran lain thd harga, hubungan antara harga relatif, mutu relatif dan iklan relatif :
MENGADAPTASI HARGA
Beberapa strategi adaptasi harga :
– Penetapan harga segmen-pelanggan
– Penetapan harga bentuk produk
– Penetapan harga citra
– Penetapan harga lokasi
– Penetapan harga waktu
– Penetapan harga lini produk
– Penetapan harga keistimewaan pilihan
– Penetapan harga produk pelengkap
– Penetapan harga dua bagian
– Penetapan harga produk sampingan
– Penetapan harga bundel produk
MEMULAI DAN MENANGGAPI PERUBAHAN HARGA
Memulai penurunan harga karena beberapa keadaan sbb :
Penetapan harga yg berhasil dapat meningkatkan laba cukup besar. Sedangkan keadaan utama yg menyebabkan kenaikan harga adalah inflasi biaya dan kelebihan permintaan. Perusahaan bisa menaikkan harga dengan tajam atau sedikit demi sedikit beberapa kali namun jangan sampai terkesan sewenang-wenang. Namun harus dengan rasa keadilan dan para pelanggan diberi perhatian yg lebih jauh agar tetap menjadi pelanggan.
Perusahaan dapat juga menanggapi biaya yg lebih tinggi atau permintaan yg berlebih tanpa menaikkan harga, mencakup :
REAKSI ATAS PERUBAHAN HARGA
Reaksi pelanggan
Suatu penurunan harga ditafsirkan sebagai :
– Produk tsb akan diganti dg model yg baru
– Produk tsb cacat dan tidak laku
– Perusahaan dlm keadaan kesulitan keuangan
– Harga akan turun lebih jauh
– Mutu telah diturunkan
Jika terjaadi kenaikan harga maka ditafsirkan produk tsb laris dan mungkin tdk dapat diperoleh jika tdk segera membelinya, atau produk tsb mengandung nilai yg sangat baik.
Pelanggan menjadi sangat peka- harga utk produk yg mahal dan sering mereka beli dan beberapa pembeli kurang memperdulikan harga produk dibandingkan biaya total utk memperoleh, mengoperasikan dan merawat sepanjang masa hidup produk.
Seorang penjual dapat mengenakan harga yg lebih tinggi daripada pesaing dan tetap laris jika dapat meyakinkan pelanggan bahwa biaya total seumur hidup lebih rendah
Reaksi Pesaing
Perusahaan dapat mengantisipasi reaksi pesaing dg cara menganggap bhw pesaing :
– Bereaksi dg pola yg teratur
– Memperlakukan tisp perubahan harga sbg tantangan baru dan bereaksi menurut kepentingannya sendiri, maka perusahaan harus mempelajari keadaan keuangan, penjualan, kesetiaan pelanggan, serta tujuan perusahaan saat ini.
MENANGGAPI PERUBAHAN HARGA PESAING
Ada beberapa cara dalam menanggapi perubahan harga pesaing :
– Biayanya turun karena volume meningkat
– Kehilangan pasar karena pasar peka-harga
– Sulit utk memperoleh kembali pangsa pasar yg hilang
Analisis mendalam ttg berbagai alternatif perusahaan tidak selalu dpt dilaksanakan ketika serangan terjadi. Tanggapan yg terbaik bervariasi tergantung situasi. Perusahaan yg diserang hrs mempertimbangkan :
**********-o0o**********
LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI
Dalam hal pencatatan Investasi Saham pada perusahaan anak, selalu diadakan penyesuaian terhadap adanya perubahan (perkembangan) yang terjadi dalam perusahaan anak, sehingga rekening Investasi Saham senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak maka prosedur pencatatan itu disebut Metode Equity. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak dengan menggunakan metode equity adalah :
Keuntungan yang didapat dan rugi yang diderita berakibat terjadinya perubahan/perkembangan perusahaan anak, maka terhadap keuntungan yang diperoleh dan atau rugi yang diderita oleh perusahaan anak, harus diakui dan dicatat oleh perusahaan induk. Untuk keuntungan : Investasi Saham pada Perusahaan Anak (D), dan Pendapatan dari Perusahaan Anak (K). Rugi : Kerugian dari Perusahaan Anak (D), dan Investasi Saham pada Perusahaan Anak (K).
Dilihat dari segi perusahaan anak, pembagian dividen ini akan berakibat kurangnya saldo Laba Yang Ditahan di satu pihak dan menaikkan jumlah hutang lancar (dalam hal pembayarnnya tidak dilakukan bersamaan dengan pengumuman pembagian dividen) atau mengurangi jumlah uang kas (dalam hal pembayarannya dilakukan tunai) di pihak yang lain. Dengan adanya pembagian dividen ini, perubahan yang terjadi pada perusahaan induk ialah perubahan bentuk kekayaan (aktiva) yang semula berupa hak atas laba pada perusahaaan anak (yang tercemin dalam rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak”) ke dalam bentuk kekayaan (aktiva) yang lain (“Piutang Dividen” atau “Kas”).
Modifikasi Metode Equity
Di mana perusahaan induk mencatat dan mengakui bagian atas laba atau rugi perusahaan anak yang ditampung dalam rekening Investasi Saham dan mengakui pembagian deviden dari perusahaan anak sebagai realisasi dari/pencarian dari sebagian Investasi/Penanaman Modal pada perusahaan anak di sebut dengan metode yang konvensional. Dari segi ekonomis, laba yang didapat oleh perusahaan anak juga harus diakui dan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan induk. Prosedur yang merupakan suatu modifikasi tersebut disebut sebagai Prosedur Penilaian oleh karena pencatatan yang dipakai didasarkan atas penilaian.
Hutang Piutang Antar Perusahaan Afiliasi
Di dalam neraca yang dikonsolidasikan tidak lagi dibenarkan melaporkan hak-hak dari perusahaan yang satu atas perusahaan yang lain yang berafiliasi atau sebaliknya kewajiban-kewajiban dari suatu perusahaan kepada perusahaan lain yang berafiliasi tersebut.saldo rekening-rekening timbal balik yang timbul dapat berasal dari transaksi-transaksi penjualan, pemberian uang muka/piutang di antara perusahaan afiliasi, pengumuman/pembagian dividen oleh perusahaan anak dll. Saldo rekening-rekening timbal balik tersebut, harus dieliminassi dalam neraca konsolidasi.
Masalah Eliminasi terhadap Wesel Tagih dan atau Wesel Bayar yang telah Didiskontokan
Dari sebagai satu kesatuan usaha bagi perusahaan-peusahaan yang berafiliasi, dengan didiskontokannya wesel tersebut berarti timbulnya kewajiban untuk membayar wesel tersebut pada saat jatuh tempo kepada pihak di luar perusahaan afiliasi. Oleh sebab itu proses penyusunan Neraca Konsolidasi mengikuti ketentuan sbb:
Masalah Penyesuaian dan Koreksi sebelum Penyusunan Neraca Konsolidasi
Sebagai contoh, pada akhir periode perusahaan anak telah mengumumkan adanya pembagian deviden dan dilaporkan di dalam neracanya sebagai “Hutang Deviden”. Jika neraca perusahaan induk pada akhir periode yang sama tidak melaporkan adanya “Piutang Deviden” atas bagian devidennya pada perusaahaan anak berarti bahawa neraca perusahaan induk tersebut belum lengkap. Dalam hal penyesuaian cukup dilakukan dalanm “Daftar Lajur Penyesuaian Neraca Konsolidasi”. Hal ini disebabkan informasi tersebut pada akhirnya nanti akan dicatat dan dilaporkan pula pada buku-buku perusahaan bersangkutan apabila informasi itu sudah sampai kepadanya.
Masalah Selisih Harga Perolehan dari Nilai Buku Saham
Pada metode ini eliminasi terhadap saldo rekening Investasi Saham-saham perusahaan anak (dimana jumlahnya selalu berubah-ubah), didasarkan atas posisi terakhir hak-hak para pemegang saham perusahaan anak (yang jumlahnya juga selalu berubah-ubah). Selisih antara hak-hak pemegang saham yang dieliminasi dengan saldo debit rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak” merupakan “Selisih Lebih atau Selisih Kurang Harga Perolehan dari Nilai Buku Saham.
Contoh :
PT SUKA memiliki 80% saham-saham PT JAYA yang dibeli pada tanggal 1 Juli 2008 sebanyak 800 dengan harga @ Rp 20.000,00 = Rp 16.000.000,00. Adapun posisi modal dari masing-masing perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, serta laba(rugi) dan deviden yang dibagilan selama periode tahun buku 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut :
Keterangan | PT SUKA
(Rp) |
PT JAYA
(Rp) |
Modal Saham, nominal @ Rp 15.000
Laba yang ditahan 31 Des 2007 Pembagian deviden, 30 Des 2008, dibayar 10 Jan 2009 Laba bersih tahun 2008 Pembagian deviden 30 Des 2009, dibayar bulan Jan 2010 Laba bersih tahun 2009 |
30.000.000
5.000.000 1.000.000 3.000.000 1.000.000 2.000.000 |
15.000.000
2.000.000 – 1.000.000 – 1.500.000 |
Berikut ini Neraca pada tanggal 31 Desember 2009 dari masing-masing perusahaan
Rekening-rekening Neraca | PT SUKA
(Rp) |
PT JAYA
(Rp) |
Aktiva
Kas Piutang Wesel (PT JAYA) Piutang Dagang Cadangan Kerugiaan Piutang Pendapatan yang Masih Harus Diterima Uang Muka Pembelian Persediaan barang Dagangan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin Investasi saham-saham PT JAYA |
650.000
2.000.000 2.500.000 ( 500.000) 50.000 2.000.000 3.000.000 20.000.000 ( 2.500.000) 20.000.000 |
500.000
– 5.000.000 ( 600.000) – – 2.500.000 17.000.000 ( 4.000.000) – |
Jumlah Aktiva | 47.200.000 | 20.400.000 |
Hutang & Modal
Hutang Wesel1) Hutang Dagang Biaya Bunga Yang Masih harus Dibayar2) Modal Saham Laba Yang Ditahan |
5.000.000
10.000.000 250.000 30.000.000 1.950.000 |
2.000.000
2.000.000 50.000 15.000.000 1.350.000 |
Jumlah Hutang & Modal | 47.200.000 | 20.400.000 |
Catatan : 1) Hutang Wesel PT JAYA sebesar Rp 2.500.000,00 adalah hutang kepada PT SUKA
2) Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar PT JAYA sebesar Rp 50.000,00 adalah merupakan bunga atas Hutang Wesel kepada PT SUKA.
Oleh karena pada metode equity perubahan dann perkembangan yang terjadi pada perusahan anak selalu diikuti oleh perusahaan induk, melalui rekening Investasinya dan rekening Laba Yang Ditahan, maka sejak pemilikannya sampai dengan akhir periode tahun buku 2009, perubahan dalam rekening-rekening tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Perubahan dalam hak-hak pemegang saham | Investasi
PT JAYA (Rp) |
Laba Yang Ditahan
PT SUKA (Rp) |
31 Desember 2007 :
Saldo Laba Yang Ditahan 1 Juli 2008 : Membeli 800 lembar saham PT JAYA @ Rp 20.000 30 Desember 2008 : Pembagian Deviden |
–
16.000.000 – |
5.000.000
– (1.000.000) |
31 Desember 2008 :
Laba tahun 2008 PT JAYA Rp 1.000.000 PT SUKA Rp 3.000.000 |
16.000.000
400.000 |
4.000.000
400.000 3.000.000 |
30 Desember 2009 :
Pembagian Deviden |
16.400.000
– |
7.400.000
(1.000.000) |
31 Desember 2009 :
Laba bersih tahun 2009 PT JAYA Rp 1.500.000 PT SUKA Rp 2.000.000 |
16.400.000
1.200.000 |
6.400.000
1.200.000 2.000.000 |
Saldo, 31 Desember 2009 | 17.600.000 | 9.600.000 |
PT JAYA
Saldo Laba Yang Ditahan 31 Desember 2007 Rp 2.000.000
Laba tahun 2008 sebesar Rp 1.000.000.
Bagian laba samapi dengan tanggal 1 Juli 2008 (tgl pemilikan saham)
6/12 x Rp 1.000.000 = Rp 500.000
Saldo laba yang ditahan 1 Juli 2008 Rp 1.500.000
Bagian laba selama pemilikan saham
(1 Juli sampai dengan 31 Desember 2008)
6/12 x Rp 1.000.000 = Rp 500.000
Saldo laba yang ditahan, 31 Desember 2008 Rp 1.000.000
Bagian laba yang harus diakui PT SUKA
atas laba usaha PT JAYA = 80% x Rp 500.000 Rp 400.000
Jurnal yang dicatat oleh PT SUKA
Laba Yang Ditahan Rp 400.000
Investasi Saham-saham PT JAYA Rp 400.000
Daftar Lajur Untuk Penyusunan Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 2009
Rekening-rekening Neraca | PT SUKA | PT JAYA | Eliminasi | Neraca Konsolidasi | ||
D | K | D | K | |||
Aktiva | ||||||
Kas | 650000 | 500000 | 1150000 | |||
Piutang Wesel (PT Jaya) | 2000000 | 2000000 | 0 | |||
Piutang Dagang | 2500000 | 5000000 | 7500000 | |||
Cadangan Kerugian Piutang | (500000) | (600000) | 1100000 | |||
Pendapatan yang masih harus diterima | 50000 | 50000 | 0 | |||
Uang Muka Pembelian | 2000000 | 2000000 | 0 | |||
Persediaan barang Dagangan | 3000000 | 2500000 | 5500000 | |||
Mesin | 20000000 | 17000000 | 37000000 | |||
Akumulasi Penyusutan Mesin | (2500000) | (4000000) | 6500000 | |||
Invesatsi Saham-saham PT JAYA | 20000000 | |||||
Eliminasi 80% Modal Saham | 12000000 | |||||
Eliminasi 80% Laba Yang Ditahan | 1080000 | |||||
SHPDNBS | 6920000 | |||||
Jumlah Aktiva | 47200000 | 20400000 | ||||
Hutang & Modal | ||||||
Hutang Wesel | 5000000 | 2000000 | 2000000 | 5000000 | ||
Hutang Dagang | 10000000 | 2000000 | 12000000 | |||
Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar | 250000 | 50000 | 50000 | 250000 | ||
Uang Muka Dari Langganan | 2000000 | 2000000 | ||||
Modal Saham PT Suka | 30000000 | 30000000 | ||||
Laba Yang Ditahan PT Suka | 1950000 | 1950000 | ||||
Modal Saham PT Jaya | 15000000 | |||||
Eliminasi 80% | 12000000 | |||||
Hak-hak pemegang saham minoritas | 3000000 | |||||
Laba Yang Ditahan PT Jaya | 1350000 | |||||
Eliminasi 80% | 1080000 | |||||
Hak-hak pemegang saham minoritas | 270000 | |||||
Jumlah Hutang & Modal | 47200000 | 20400000 | 17130000 | 17130000 | 60070000 | 60070000 |
PT SUKA (Dan Perusahaan Anaknya PT JAYA)
Neraca Konsolidasi per 31 Desember 2009
(Rp)
Aktiva | ||
Kas | 1.150.000 | |
Piutang Dagang | 7.500.000 | |
Cadangan Kerugian Piutang | ( 1.100.000) | |
Persediaan barang Dagangan | 5.500.000 | |
Mesin | 37.000.000 | |
Akumulasi Penyusutan Mesin | ( 6.500.000) | |
SHPDNBS | 6.920.000 | |
Jumlah Aktiva | 50.470.000 | |
Hutang dan Modal | ||
Hutang Wesel | 5.000.000 | |
Hutang Dagang | 12.000.000 | |
Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar | 250.000 | |
Uang Muka Dari Langganan | ( 2.000.000) | |
Jumlah Hutang | 15.250.000 | |
Hak-hak pemegang saham minoritas | ||
Modal Saham | 3.000.000 | |
Laba Yang Ditahan | 270.000 | |
3.270.000 | ||
Perusahaan Induk | ||
Modal Saham | 30.000.000 | |
Laba Yang Ditahan | 1.950.000 | |
31.950.000 | ||
Jumlah Hutang & Modal | 50.470.000 |
Referensi : Hadori Yunus dan Harnanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, BPFE
Untuk meningkatkan omzet penjualan PT Putra membuka cabangnya diluar kota pada awal bulan desember 1987. Ikhtisar transaksi yang terjadi di kantor cabang dalam bulan desember 1987 dan jurnal untuk mencatat transaksi kantor cabang dan kantor pusat adalah sebagai berikut :
Transaksi-transaksi cabang | Buku-buku cabang | Buku-buku kantor pusat |
1 s/d 31 desember 1987 :
|
Kas 500.000
R/K kantor pusat 500.000 |
R/K kantor cabang 500.000
Kas 500.000 |
|
Pengiriman barang
Dari kantor Pusat 800.000 R/K kantor pusat 800.000 |
R/K kantor pusat 800.000
Pengiriman barang Dari kantor Pusat 800.000 |
|
Alat kantor 400.000
Kas 400.000 |
– |
Tunai Rp. 450.000 Kredit Rp. 600.000 Jumlah Rp. 10.500.000 |
Ka 450.000
Piutang dagang 600.000 Penjualan 10.500.000 |
– |
Rp. 450.000 |
Kas 450.000
Piutang dagang 450.000 |
– |
– Komisi Rp. 57.000 Sewa Kantor Rp. 42.000 Listrik Rp. 7.000 & air Macam2 biaya Rp. 27.000 Jumlah Rp 133.000 |
Gaji & komisi 57.000
Sewa kantor 42.000 Listrik 7.000 Macam2 biaya 27.000 Kas 133.000 |
– |
|
R/K kantor pusat 450.000
Kas 450.000 |
Kas 450.000
R/K kantor pusat 450.000 |
By asuransi Rp. 40.000 Brosur & katalogus Rp. 50.000 Advertensi Rp. 45.000 Bunga invest kantor cabang Rp 95.000 Jumlah Rp. 230.000 |
Biaya asuransi 40.000
Brosur & catalog 50.000 Advertensi 45.000 Biaya bunga 95.000 R/K kantor pusat 230.000 |
R/K kantor pusat 230.000
Biaya asuransi 40.000 Brosur & catalog 50.000 Advertensi 45.000 Biaya bunga 95.000 |
31 desember 1987
Penyesuaian dan tutup buku :
Depresiasi alat kantor sebesar Rp. 7.000 |
Persediaan barang
Dagangan 455.000 Depresiasi alat Kantor 7.000 Ak depr alt Kantor 7.000 L/R 455.000 |
– |
j. Pemindahan saldo rekening pendapatan ke L/R | Penjualan 10.500.000
R/L 10.500.000 |
– |
k. Pemindahan saldo rekening ke R/L | Rugi/laba 1.170.000
Gaji 57.000 Sewa kntr 42.000 Listrik 7.000 By asuransi 40.000 Brosur 50.000 By advertensi 45.000 By bunga 95.000 Dep alt kntr 7.000 Mcm by 27.000 Peng brg kntr Pusat 800.000 |
– |
l. Pemindahan saldo laba ke R/K kntr pusat | Rugi /Laba 27.000
R/K kntor pusat 27.000 |
– |
m. Pengakuan laba atas operasi kantor cabang olh kantor pusat | – | R/K kantor cabang 27.000
Rugi/laba cabang 27.000 |
n. Pemindahan saldo laba operasi cabang ke Rugi/Laba | – | Rugi/laba cabang 27.000
Rugi/Laba 27.000 |