Agung UMM

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Tag | 1 Komentar

Penanganan Proses Kelahiran Pada Ternak Kambing

Penulis: Arief “Kandang Bambu”, Januari 2010.

Pemirsa kandang bambu yang terhormat, kesempatan kali ini saya coba mengetengahkan sebuah uraian tentang penanganan proses kelahiran ternak kambing. Saya mengangkat tema ini karena cukup banyak diskusi dan pertanyaan yang masuk pada kami tentang hal tersebut. Mudah-mudahan dengan membaca artikel ini, pemirsa sekalian memiliki wacana dan pemahaman tentang proses kelahiran serta bagaimana menanganinya.

A. Tanda-tanda kambing akan melahirkan.

Setelah kandungan berusia kurang lebih 5 bulan, induk kambing biasanya menunjukan tanda-tanda melahirkan cempenya. Tanda-tanda umum adalah sebagai berikut:

  • Ternak gelisah, sering menggaruk-garukan kaki depan ke lantai kandang/tanah sambil mengembik-embik.
  • Vagina berlendir dan memerah disertai dengan mencekungnya pinggul atas.
  • sering memperhatikan bagian belakangnya sambil mengembik.
  • Proses kelahiran biasanya dilakukan dalam posisi induk terbaring.

Gambar tanda-tanda induk akan melahirkan

Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 50 by: Rosalee sinn

B. Proses Kelahiran

Setelah tanda-tanda tersebut diatas, biasanya segera akan terjadi proses kelahiran cempe. Jumlah anak yang dilahirkan biasanya adalah 2 ekor, namun sering juga terjadi 1,3 atau 4 ekor per kelahiran. Proses awal kelahiran adalah keluarnya ketuban dari vagina induk. Biasanya berbentuk bulat seperti bola berisi air, tak berapa lama gelembung keluar akan pecah diikuti oleh proses kelahiran cempe. Pada posisi  cempe normal, akan keluar dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan peternak. Posisi cempe yang normal pada perut induk menjelang kelahiran adalah sebagai berikut:

Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 51 by: Rosalee sinn

Penjelasan gambar diatas memperlihatkan posisi cempe pada kelahiran normal biasanya 2 kaki depan keluar dahulu diikuti bagian kepala dan yang lain hingga keluar sempurna. Selain itu posisi keluar yang didahului oleh 2 kaki belakang masih dikategorikan sebagai posisi normal. Selisih kelahiran antara cempe satu dengan yang lainnya biasanya dalam hitungan menit hingga setengah jaman.

Namun demikian, sering juga induk mengalami kesulitan kelahiran sebagai akibat dari posisi atau letak cempe yang tidak normal didalam kandungan. Pada keadaan seperti ini mutlak dibutuhkan bantuan manusia (peternak), hal ini untuk memudahkan kelahiran dan menghindarkan terjadinya kegagalan kelahiran akibat induk kehabisan tenaga dan cairan hingga menyebabkan kematian bagi induk dan cempe. Gambar posisi kelahiran tidak normal adalah sebagai berikut:

Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 52 by: Rosalee sinn

C. Penanganan persalinan untuk posisi tidak normal pada kambing

Pastikan tangan anda bersih dan kuku anda pendek, potong kuku jika panjang kemudian lanjutkan dengan mencuci tangan dengan menggunakan sabun.

Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 53 by: Rosalee sinn

Ada beberapa posisi tidak normal pada saat cempe akan lahir seperti tampak pada gambar diatas, masing-masing posisi memerlukan bantuan penanganan yang berbeda. Memang pada awalnya agak sulit, namun pelan tapi pasti saya yakin rekan-rekan sekalian mampu mempraktekannya. Saya berikan contoh penanganan pada posisi kelahiran satu kaki depan normal namun satu kaki lainnya posisinya tertekuk. Pada posisi ini masukan tangan anda pada organ kelahiran induk, jangan kuatir tangan anda akan bisa masuk karena tekstur organ kelahiran tersebut sangat elastis. Upayakan meraih kaki yang tertekuk dengan menggunakan jari telunjuk dengan memposisikan kepala cempe berada diantara jari telunjuk dan jari tengah. jika sulit, sedikit dorong bagian kepala kembali kedalam secara perlahan hingga tangan anda mampu meraih kaki yang tertekuk tersebut. Setelah itu posisikan kedua kaki depan sejajar (seperti posisi normal) dan tarik keluar secara perlahan mengikuti dorongan sang induk. Perhatikan, jangan menarik paksa tanpa mengikuti irama dorongan dari induk!! Lebih mudahya bisa anda lihat melalui ilustrasi gambar dibawah ini, salam kandang bambu:)

Sumber gambar: Raising Goat for milk and meat, page 53 by: Rosalee sinn

Dipublikasi di Perternakan | Meninggalkan komentar

Usaha Ternak Penggemukan Kambing Jawa untuk Hari Raya Kurban Iedul Ad’ha

Usaha Ternak Penggemukan Kambing Jawa untuk Hari Raya Kurban Iedul Ad’ha

Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak, namun kebanyakan dari mereka tidak memiliki pengetahuan tentang bisnis peternakan dan pertanian. Ini adalah peluang bagi kita yang tertarik di bisnis peternakan, karena kita memiliki banyak tenaga ahli di desa-desa yang dapat kita manfaatkan dengan mengajak mereka bekerja sama dengan kita sebagai pemodal dan mereka sebagai pekerja dan penyedia lahan. dengan demikian kita sebagai pengusaha diuntungkan dengan pengiritan modal lahan. begitu pula para pekerja yang merupakan penduduk desa yang ahli dalam peternakan kambing tapi tidak memiliki modal diuntungkan oleh kita para pengusaha yang menyediakan modal untuk mereka dalam bentuk kerja sama, sehingga pihak pengusaha dan peternak sama-sama diuntungkan.

Langkah-langkah yang dibutuhkan

Mulailah usaha ternak kambing kurban iedulad’ha ini yaitu 5 bulan sebelum iedulad’ha tersebut. Sebulan pertama untuk menyiapkan kandang-kandang dan pembelian kambing umur 10 bulan untuk digemukan, sehingga pada saat hari raya tiba kambing tadi sudah berumur lebih dari setahun dan siap dijual untuk kurban. karena salah satu syarat kambing untuk kurban adalah berumur lebih dari setahun. sebaiknya anda membaca juga syarat-syarat dari kambing kurban seperti tidak cacat, tidak sakit, dalam keadaan sehat, dan lain-lain.

Usaha ini dapat kita mulai dengan mencari lokasi yang baik untuk memelihara kambing. Daerah yang ideal adalah yang sepi jauh dari keramaian, tapi mempunyai fasilitas jalur transport untuk mobil, tidak jauh dari daerah tempat tanaman pakan buat ternak. Daerah demikian hanya ada di desa-desa.

Setelah menemukan daerah yang cocok untuk peternakan kambing, carilah penduduk desa daerah tadi yang memiliki lahan yang diinginkan untuk diajak kerja sama dengan menjadikan mereka sebagai peternak dengan perjanjian bagi hasil sehingga dapat mengirit modal lahan atau dengan system gaji. Biasanya orang-orang desa lebih suka system gaji, sebab dengan system gaji mereka menerima hasil kerjanya setiap bulan. walaupun system bagi untung hasilnya lebih besar namun karena hasil dibagikan pada saat panen mereka akan merasa itu terlalu lama jadi mereka akan lebih suka menerima gaji. Begitu pula dengan pemilik lahan, mereka akan lebih suka dengan system sewa daripada system bagi hasil. Ini juga disebabkan oleh minimnya jiwa ataupun ilmu bisnis mereka sehingga mereka lebih suka menjadi pekerja daripada menjadi partner kerja.

Setelah sepakat dengan pemilik lahan dengan harga sewa yang diinginkan, mulailah mencari kambing yang akan digemukkan ke peternak-peternak rumahan ataupun ke pasar-pasar hewan. Tapi kambing-kambimg tadi jangan langsung dibeli. Setelah memeriksa dan menemui kambing yang cocok (sehat, bagus, berumur 10 bulan, harga sesuai) dikasi tanda dan uang muka saja dulu sebagai tanda jadi sisanya dibayar saat pengambilan sebulan kemudian saat kandang dan pekerja sudah disiapkan. Ini bertujuan agar tidak tergesa-gesa dalam membeli kambing yang akan digemukkan. dengan tidak tergesa-gesa akan didapatkan kambing yang baik sesuai yang diinginkan dengan harga yang murah juga sebab kita punya banyak waktu untuk menego harga.

Pilihlah jenis kambing jawa randu! Sebenarnya jenis kambing kibas juga bisa, hanya saja akan lebih repot dalam pemeliharaannya. Sebab harus rajin mencukur bulu-bulunya, sementara kambing jawa hanya butuh perawatan kebersihan kandang dan makanan saja sehingga lebih praktis.

Buatlah kandang dengan ukuran 6 x 6 meter untuk kapasitas 20 ekor kambing per kandang, kandang di sekat per kamar per seekor kambing dengan ukuran 150cm x 60cm, dengan tujuan agar tidak terjadi perkelahian yang dapat mencedrai. Maka dibutuhkan 5 unit kandang untuk 100 ekor kambing. Penargetan 100 ekor kambing bertujuan agar mendapatkan keuntungan yang layak, karena semakin banyak jumlah kambing yang digemukkan makin banyak pula keuntungan yang dihasilkan. Tapi tergantung dari besarnya modal yang dimiliki. (Di sini akan dibahas penggemukan 100 ekor kambing sebagai barometer akan dihitung per kandang yaitu untuk 20 ekor kambing). Kandang tadi menghadap ke timur atau ke barat agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup supaya tidak lembab.

Buatlah rumah semi permanen untuk dijadikan basecamp dan gudang tempat menyimpan peralatan, sumur bor untuk kebutuhan air dan buatlah pagar pembatas wilayah peternakan agar keamanan terjamin.

Carilah dua orang pekerja yang akan bertugas sebagai peternak dan pencari pakan yang rajin dan memiliki pengalaman beternak dan siapkanlah peralatan mereka seperti cangkul, sekop, arit, sepatu but, dll.

Buatlah perjanjian jika mereka bekerja tidak rajin atau melakukan kesalahan mereka akan diberi peringatan 1, 2, dan ketiga kalinya dipecat. Jika mereka melakukan kesalahan yang mengakibatkan kambing mati, mereka harus bertanggung jawab dengan ganti rugi dengan pemotongan gaji sesuai harga kambing yang mati.

Setelah semua langkah tadi selesai dilaksanakan dan para peternak mulai bekerja, mulailah menyebarkan pamflet ke masjid-masjid atau membuat iklan di website-website yang menyediakan iklan gratis seperti http://www.pengusahamuslim.com, dll, untuk mempermudah penjualan nantinya.

Proses kerja usaha ini

Mengontrol setiap hari para pekerja dan hewan ternak agar didapatkan hasil yang maksimal dan menangani langsung jika terjadi masalah. Setiap pekerja bertanggung jawab atas 50 ekor kambing. sebelum pekerja-pekerja tadi berangkat mencari pangan ke hutan mereka harus membersihkan kotoran ternak untuk dimasukkan ke dalam karung-karung. Kemudian memberi makan ternak dengan sisa pakan kemarin. Para pekerja pergi mencari pakan dua kali sehari, yaitu : 1- Pada waktu pagi setelah membersihkan kandang dan kembali membawa pakan ternak (dedaunan dan rerumputan) siangnya pada waktu makan siang, pakan tadi ditaruh dulu tidak langsung diberikan kepada ternak. Setelah itu biarkan mereka pulang istirahat dan makan siang ke rumah masing-masing selama satu jam. setelah mereka (pekerja) balik dari istirahat barulah pakan tadi diberikan ke ternak untuk dimakan, ini bertujuan agar pakan tadi layu terlebih dahulu. Jika pakan diberikan ke ternak dalam keadaan segar akan mengakibatkan perut ternak kembung karena masih banyaknya kadar gas pada pakan tadi.

2- Setelah memberi makan ternak para pekerja berangkat lagi mencari pakan dan kembali membawa pakan pada sore harinya. Pakan ditaruh dulu kemudian mereka (para pekerja) istirahat solat Asar selama setengah jam, setelah itu memberi makan hewan ternak. sisakan secukupnya pakan untuk diberikan keesokan pagi hari setelah membersihkan kotoran ternak sebelum berangkat lagi mencari pakan.

Mengikuti organisasi ternak setempat agar mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat buat usaha ternak ini. Biasanya dengan mengikuti organisasi peternak kita mendapatkan informasi bantuan dari pemerintah berupa pelayanan kesehatan ternak geratis. Mengikuti organisasi peternak juga dapat mempermudah informasi pemasaran.

Menjaga agar kandang tetap bersih dan kering agar tidak ada parasit-parasit yang dapat hidup di udara lembab dan basah. Ini untuk menghindari penyakit kulit yang biasa diderita kambing ternak.

Agar mendapat keuntungan yang layak maka dibutuhkan minimal 100 ekor kambing untuk digemukkan, sebab keuntungan diterima setahun sekali. Perhitungannya adalah per seekor kambing akan didapatkan keuntungan Rp550.000,- jadi jika 100 ekor kambing keuntungannya berjumlah Rp55.000.000,-. Artinya dengan 100 ekor kambing perbulan dapat dihasilkan keuntungan Rp4.580.000,-(55jt : 12). Semakin banyak jumlah kambingnya maka semakin banyak keuntungan yang dihasilkan. Tentunya semakin banyak pula modal yang dibutuhkan. Penentuan jumlah kambing minimal 100 ekor diperhitungkan agar bisa didapat keuntungan Rp4.580.000,- per bulan supaya keuntungan tersebut dapat layak membiayai kebutuhan hidup yang semakin mahal. Sehingga bisa focus dalam usaha ini selama menunggu hari raya tahun berikutnya. Tapi perhitungan keuntungan Rp4,5juta per bulan tersebut hanya sebagai biaya untuk pemeliharaan kambing selanjutnya selama setahun kedepan. Kita bebas mengelola keuntungan sebesar Rp55jt per tahun tersebut selama menunggu hari raya kurban yang berikutnya. Untuk perincian perhitungan keuntungan, pengeluaran dan lain-lain akan dibahas berikutnya.

Menjual kotoran ternak kepada petani untuk dijadikan pupuk, kemudian hasil penjualan tadi dibelikan makanan konsentrat (gabah, limbah jagung, limbah pisang dan ampas tahu)

Membeli bibit kambing yang sapih (baru selesai menyusui) untuk dipelihara satu tahun sebulan sebelum panen dengan cara memberi uang muka (seperti cara pembelian pertama)

Modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut

  • Biaya sewa tanah Rp10.000.000,-untuk sewa 10 tahun.
  • Biaya pembuatan 5 kandang Rp10.000.000,-.
  • Biaya pembelian 100 ekor kambing jantan berumur 10 bulan Rp40.000.000,-
  • Biaya pembuatan basecamp Rp5.000.000,-
  • Biaya pembuatan sumur bor Rp1.000.000,-
  • Biaya gaji 2 orang pekerja selama 4bulan kerja per orang per bulan Rp1.000.000,- total 2 orang selama 4 bulan Rp8.000.000,-
  • Total jumlah modal yang dikeluarkan : Rp74.000.000,-
  • Setelah lima bulan tepatnya pada saat penjualan Iedul Ad’ha pertama akan didapatkan hasil penjualan 100 ekor kambing sebesar Rp100.000.000,- dengan penjualan Rp1.000.000,- per kambing.

Keuntungan yang di dapat pada setiap tahunnya

Hasil penjualan 100 ekor kambing adalah Rp100.000.000,- dengan penjualan per ekor kambing Rp1.000.000,- dikurangi pengeluaran untuk usaha setahun berikutnya:

  • Pembelian 100 ekor kambing sapih (baru selesai menyusui) biasanya berumur 3 bulan @Rp200.000,- sama dengan Rp20.000.000,-
  • Gaji 2 orang pekerja selama satu tahun masing-masing Rp1.000.000,- per bulan sama dengan 2 jt kali 12 sama dengan Rp24.000.000,-
  • Uang jaga-jaga untuk kesehatan dan tambahan pakan Rp10.000.000,-(10% dari jumlah uang Rp100.000.000,-) .
  • Total pengeluaran selama setiap setahun berikut Rp45.000.000,-
  • Jadi keuntungan yang dihasilkan setiap tahun: Rp100.000.000,- dikurangi Rp45.000.000,- sama dengan Rp55.000.000,-

Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dari yang dihitung tadi usahakanlah agar kambing peliharaan menjadi sehat-sehat dan gemuk-gemuk agar dapat dijual dengan harga lebih mahal sehingga mendapat untung lebih banyak.

Pemasaran

Karena usaha ternak ini ditujukan untuk penjualan pada hari raya kurban, maka pemasarannya tidak terlalu sulit. Sebab ternak tersebut dibutuhkan oleh orang-orang yang mau mengadakan kurban. Jadi pasarnya sangat prospektif. Namun tetap diadakan penawaran pemasaran melalui famplet-famplet agar dikenal dan dapat bersaing, sebab pasti banyak juga yang melihat peluang ini dan menjadi pesaing. Kemudian buatlah iklan-iklan di website jauh hari sebelum Iedul Ad’ha tiba. Usahakan mengiklankan di website yang menyediakan iklan gratis seperti http://www.pengusahamuslim.com, untuk memperkecil biaya pengeluaran.

Penutup

Berusahalah agar perhitungan diatas dapat sesuai dicapai, namun jika ternyata kurang sesuai maka janganlah putus asa. Berusahalah memperbaiki diri agar mendapatkan hasil yang lebih dan lebih. Walaupun usaha ini adalah hasilnya musiman tapi harus focus agar dapat hasil maksimal. Tetaplah berfikiran untuk maju dengan ide-ide baru yang menguntungkan kemudian berdoa dan pasrah kepada Allah supaya mendapatkan rizki yang banyak dan berkah. Amin!

Wassalamualaikum

Dipublikasi di Perternakan, Usaha | Meninggalkan komentar

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

  1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia disingkat MSDM adalah suatu proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.

MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis sehingga manusia memiliki nilai penting bagi perusahaan.

Pengertian menurut tokoh :

  1. Menurut A.F Stoner

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

  1. Menurut Flippo

Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu  proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan  pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian             kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM      agar tercapai tujuan yang diinginkan.

  1. Menurut French

French mendefinisikan manajemen personalia sebagai proses penarikan, seleksi dan pengembangan serta pemeliharaan sumberdaya manusia oleh organisasi.

  1. B. Tujuan Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

  1. C. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Mengelola sumber daya manusia adalah proses menentukan orang-orang yang tepat untuk bekerja di berbagai kegiatan perusahaan. Mereka harus digunakan dalam kegiatan yang akan memenuhi kebutuhan organisasi, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia memainkan peran yang demikian penting dalam mensukseskan tujuan-tujuan perusahaan. Oleh karena itu perhatian terhadap sumber daya manusia ini memiliki tempat khusus dalam organisasi perusahaan.

Ruang Lingkup Kegiatan Pengelolaan SDM

Secara sederhana proses yang dapat dilakukan oleh manajer personalia adalah sebagai berikut :

  1. Merancang dan mengorganisasikan pekerjaan serta mengalokasikannya kepada karyawan.
  2. Merencanakan, menarik dan menyeleksi, melatih dan menembangkan karyawan secara efektif agar dapat melaksanakan pekerjaan yang telah dirancang sebelumnya.
  3. Menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang dapat memuaskan berbagai kebutuhan karyawan.
  4. Mempertahankan dan menjamin evektifitas dan semangat kerja yang tinggi dalam jangka waktu lama.

Proses sederhana di atas dapat dijabarkan dalam bagian-bagian kecil yang lebih spesifik mengatur hal-hal penting dalam tahap-tahap yang diperlukan.

  1. D. Fungsi Perencanaan, Penarikan, dan Seleksi Sumber Daya Manusia

Fungsi perencanaan, penarikan dan seleksi untuk mendapatkan dan mengelola input berupa sumber daya manusia agar dapat digunakan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan.

Perencanaan Sumberdaya Manusia

Perencanaan Sumberdaya manusia adalah proses menentukan kebutuhan SDM dan menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan kualitas yang sesuai dengan yang dibutuhkan pada saat yang tepat.

Perencanaan ini dapat dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Secara jangka pendek adalah pemenuhan terhadap kebutuhan tenaga kerja satu tahun mendatang, dan jangka panjang adalah estimasi tenaga kerja dalam skala lima sampai sepuluh tahun mendatang.

Dalam proses perencanaan sangat rumit dan melibatkan berbagai pertimbangan internal dan eksternal untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pada sisi permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal, organisasional dan lingkungan kerja.

Sedang di sisi penawaran tenaga kerja yang perlu dilakukan adalah dengan melihat bagan penempatan tenaga kerja di perusahaan.

Gambar  Perencanaan Sumberdaya Manusia

Tidak ada perbedaan

Permintaan= Penawaran

Ada Perbedaan Permintaan ≠ Penawaran

Sistem perencanaan SDM ini memberikan manfaat bagi perusahaan karena :

  • Sebagai landasan bagi pengadaan tenaga kerja yang ekonomis dan efektif bagi perusahaan.
  • Mengembangkan informasi dasar manajemen personalia untuk membantu kegiatan-kegiatan personalia dan unit-unit organisasi lainnya.
  • Mengkoordinasikan progam-progam personalia yang berbeda-beda.

Analisis Pekerjaan, Deskripsi Pekerjaan, dan Spesifikasi Pekerjaan

Analisis pekerjaan yaitu proses penentuan tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan kualifikasi pengetahuan, keahlian, dan kemampuan (KSA  Knowlodge, Skill, and Ability).

Deskrepsi Pekerjaan adalah uraian mengenai profil pekerjaan secara menyeluruh.

Menyusun spesifikasi pekerjaan adalah pernyataan mengenai siapa saja yang berhak untuk memegang pekerjaan tersebut dengan melihat karakteristik manusia.

  • Penarikan  Sumberdaya Manusia

Merupakan  proses pencarian dan memikat calon tenaga kerja yang mampu melamar sebagai karyawan perusahaan dengan kualifikasi yang baik.

  • Proses Penarikan dan Kendala-kendala

Proses ini dimulai dengan mencari pelamar dan diakhiri dengan penyerahan lamaran-lamaran dari calon karyawan. Pelaksana dari proses ini biasanya departemen personalia dengan nama tim recruiters.

Dalam gambar di bawah di terangkan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui kesuksesan atau kegagalan penarikan, antara lain dengan melihat faktor internal dan faktor eksternal. Evaluasi tersebut dapat dijadikan perbaikan dan juga dapat diketahui kendala-kendala yang menghambat

Proses Penarikan Sumberdaya Manusia

Seleksi Sumberdaya Manusia

Proses yang dimulai dengan penyaringan awal dan diakhiri dengan pengambilan keputusan tentang siapa yang akan diterima.

Secara umum proses seleksi melewati tahap-tahap :

  1. Melengkapi formulir lamaran
  2. Wawancara awal dan wawancara lanjutan
  3. Tes seleksi, misalnya tes pengetahuan umum dan tes psikologi
  4. Pemeriksaan latar belakang calon tenaga kerja
  5. Tes fisik atau kesehatan
  6. Percobaan

Proses seleksi memerlukan persiapan yang matang dan perlu adanya penilaian yang obyektif untuk mendapatkan karyawan berkualitas. Tahap yang paling rumit adalah pada saat wawancara, karena situasi berhadapan langsung membuat dua pihak mengalami gangguan komunikasi dan kesalahan. Padahal wawancara berfungsi mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai pelamar kerja dan juga pelamar mengetahui situasi kerja perusahaan.

Sedangkan prosedur resmi ada tes kesehatan dan tes psikologi kemudian yang terakhir adalah referensi pelamar sebagai bahan pertimbangan keputusan diterima / tidaknya pelamar tersebut.

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

  • Masa Orientasi

Masa orientasi merupakan masa pengenalan kndisi kerja dan lingkungan kerja. Orientasi ini dapat bersifat formal ataupun bersifat informal.

  • Pelatihan Sumberdaya Manusia

Merupakan suatu aktivitas untuk mendidik karyawan tentang bagaimana melaksanakan pekerjaan agar menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Pelatihan ini seringkali diserahkan kepada instruktur atau pelatih yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian.

Progam pelatihan pada dasarnya memiliki dua kategori utama yaitu:

  1. Metode praktis (on the job training)

Contoh : rotasi jabatan, magang, penugasan sementara, dll

  1. Metode presentasi dan simulasi di kelas (off the job training)

Contoh : studi kasus, presentasi video, kuliah dll

  • Pengembangan Sumberdaya Manusia

Merupakan aktivitas untuk mempersiapkan karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaan melalui proses membangun dan mendidik karyawan terseleksi sehingga memiliki KSA (Knowledge, Skill, and Ability di masa datang.

  • Manfaat Pelatihan dan Pengembangan

PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN

Penilaian prestasi yaitu pengevaluasian tingkat prestasi kerja untuk menentukan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan.

Penilaian kinerja mencakup kegiatan-kegiatan berikut :

  1. Penetapan standar prestasi
  2. Mengkomunikasikan standar kerja
  3. Mengukur prestasi
  4. Mendiskusikan hasil pengukuran dengan karyawan
  5. Mengambil tindakan koreksi
  6. Menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan

KOMPENSASI ATAU BALAS JASA TERHADAP KARYAWAN

Kompensasi adalah semua jenis imbalan yang diterima karyawan atas pengorbanan dan unjuk kerjanya sebagai anggota organisasi.

  • Keadilan dan Kompensasi
  • Proses dalam Kebijakan Kompensasi
  • Jenis-jenis kompensasi

IMPLEMENTASI KEPUTUSAN TERHADAP KARYAWAN

Pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap karyawan sering dilakukan oleh manajer untuk menjaga sirkulasi dan kesinambungan kerja.

  • Promosi

Perubahan pekerjaan yang menuntut tanggung jawab yang lebih besar dengan meningkatkan gaji sebagai kompensasinya.

  • Transfer

Perpindahan pekerjaan secara setara, dalam arti bahwa posisi baru memiliki tingkat tanggung jawab dan penggajian yang sama dengan pekerjaan sebelumnya.

  • Demosi

Perpindahan dari suatu posisi ke posisi lain yang memiliki tingkat tanggung jawab dan penggajian yang lebih rendah. Demosi kadang-kadang disebut juga transfer ke bawah.

  • Terminasi

Tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang baik.

  • Pemberhentian

Keluarnya karyawan dari lingkungan organisasi, baik secara sukarela maupun secara paksa.

Dipublikasi di Manajemen | Meninggalkan komentar

MODAL DISETOR

  1. UNSUR UTAMA MODAL PEMILIK PERSEROAN TERBATAS (Dewi Ratnaningsih,1998 : 28)
        1. Modal Disetor

Modal yang berasal dari setoran atau transaksi dengan pemilik

          1. Modal Saham:

Nilai nominal/nilai yang dinyatakan untuk saham biasa dan saham prioritas yang beredar.

          1. Tambahan Modal Disetor

Meliputi agio saham, hasil dari transaksi saham treasuri, dsb.

        1. Saldo Laba/Laba Ditahan
          1. Modal yang berasal dari hasil kegiatan operasi perusahaan.
          2. Unsur modal yang lain adalah: Modal Sumbangan, Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap, dsb.
  1. HAK DASAR PEMEGANG SAHAM

(Dewi Ratnaningsih,1998 : 29)

              1. Hak berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan.
              2. Hak atas laba perusahaan.
              3. Hak atas pembagian aktiva dalam hal perusahaan dilikuidasi.
              4. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham para pemegang saham dapat dipertahankan (hak preentif).
  1. PENGGOLONGAN SAHAM BERDASARKAN HAK PEMILIKAN(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 29)
        1. Saham Biasa
        2. Saham Prioritas/Preferen;

Saham dengan hak yang berbeda dari saham biasa.

          1. Kumulatif
          2. Berpartisipasi
          3. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa (konvertible)
  1. AKUNTANSI PENJUALAN SAHAM
              1. Dijual tunai (Dewi Ratnaningsih,1998 : 30)
                1. Saham bernilai nominal

Kas …………………………………….xx

Modal Saham ……………………………….xx

Tambahan Modal Disetor ……..……..….. xx

(harga jual > nilai nominal)

Kas …………………………………….xx

Tambahan Modal Disetor………..….xx

Modal Saham ………………………….. xx

(harga jual < nilai nominal)

Contoh: Saham Dengan Nilai Nominal

(Harnanto, 2003 : 190 – 191)

PT KFC didirikan pada awal tahun 2002, dengan modal dasar sebesar Rp.1 milyar yang terdiri dari 100.000 lembar saham biasa sebesar nilai nominal @ Rp.10.000 per saham. Pada tanggal 3 Maret 2002, 25.000 lembar saham dijual tunai dengan harga @ Rp.11.000.

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp.275 juta hasil penjualan saham sebanyak 25.000 lembar dengan nilai nominal Rp.250 juta tersebut adalah sebagai berikut (ribuan rupiah).

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
3/3/02 Kas atau Bank

Modal Saham Biasa

Modal Disetor-Agio Saham

(Penjualan 25.000 saham @ Rp.10.000 dengan harga Rp.275 juta)

275.000 250.000

25.000

b. Saham tidak bernilai nominal

(Dewi Ratnaningsih,1998 : 30)

1). Dicatat berdasarkan harga jual:

Kas …………………………………….xx

Modal Saham ……………………………….xx

2). Dicatat berdasarkan harga yang dinyatakan (stated value):

Kas …………………………………….xx

Modal Saham ……………………………….xx

Tambahan Modal Disetor ……….……….. xx

(harga jual > harga yang ditetapkan)

Contoh : Saham Tanpa Nilai Nominal

(Harnanto, 2003 : 191 – 192)

PT MNC didirikan pada awal tahun 2002, dengan otorisasi untuk menerbitkan Saham Biasa sebanyak 100.000 lembar tanpa nilai nominal dan tanpa nilai ditetapkan. Pada tanggal 1 April 2002, sebanyak 25.000 lembar saham dijual tunai dengan harga @ Rp.15.000 per saham.

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penerimaan kas sebesar Rp.275 juta dari hasil penjualan saham tanpa nilai nominal dan tanpa ditetapkan sebanyak 25.000 lembar, pada tanggal 1 April 2002 adalah sebagai berikut (ribuan rupiah).

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/02 Kas atau Bank

Modal Saham Biasa

(Penjualan 25.000 saham biasa tanpa nilai nominal)

275.000 275.000
              1. Dijual dengan pesanan

(Dewi Ratnaningsih,1998 : 31 – 32)

a. Rekening yang diperlukan:

1). Modal Saham Yang Dipesan : untuk mencatat nilai nominal saham yang dipesan. Merupakan rekening modal dan disajikan dibawah rekening. Modal Saham.

2). Piutang kepada Pesanan Saham: untuk mencatat jumlah tagihan yang masih harus dibayar oleh pemesan.

Penyajian di neraca:

a). sebagai elemen aktiva lancar bila akan dilunasi dalam waktu 1 tahun sejak tanggal neraca

b). sebagai pengurangan Modal Saham Yang Dipesan di kelompok modal bila akan dilunasi lebih dari satu tahun.

b. Pada saat dipesan

Kas …………………………………………..xx

Piutang kepada Pemesan Saham …….… xx

Tambahan Saham yang Dipesan …………………. xx

Tambahan Modal Disetor ……………………………xx

  1. Pada saat harga saham dilunasi dan saham diserahkan ke pemesan

Kas …………………………………………..xx

Modal Saham yang Dipesan …….……… xx

Piutang kepada Pemesan Saham …………..……. xx

Modal Saham …………………………………………xx

  1. Pemesan gagal melunasi sisa tagihan

Kebijakan yang dapat ditentukan adalah:

1). Mengembalikan pembayaran yang sudah diterima

2). Mengembalikan jumlah pembayaran yang sudah diterima setelah dikurangi dengan jumlah tertentu

3). Jumlah yang sudah diterima tidak dikembalikan ke pemesan melainkan diakui sebagai unsure penambah modal dari pembatalan penjualan saham

4). Menyerahkan saham yang nilainya sesuai dengan pembayaran yang telah diterima

Contoh: Saham Diterbitkan Melalui Pesanan

(Harnanto, 2003 : 193 – 194)

PT JEC didirikan pada awal triwulan-4 tahun 2002, dengan otorisasi untuk menerbitkan saham biasa sebanyak 100.000 lembar nominal @ Rp.10.000. Berikut adalah ikhtisar transaksi yang terjadi dalam hubungannya dengan penerbitan dan penjualan sahamsaham tersebut sampai dengan tanggal 31 Desember 2002.

  1. Tanggal 1 s/d 30 November, diterima pesanan saham sebanyak 50.000 lembar dengan harga @ Rp.12.500 per saham. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, atas pesanan saham tersebut diterima pembayaran uang muka 50%, sedang sisanya akan dibayar dalam jangka waktu 60 hari.
  2. Tanggal 1 s/d 31 Desember, diterima pembayaran dari para pemesan saham sebagai pelunasan atas saham yang dipesan sebanyak 25.000 lembar, dan sertifikat saham diserahkan kepada pemesan.

Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi terkait dengan penerbitan saham tersebut, dan efeknya terhadap saldo rekening-rekening eukitas atau hak-hak pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut :

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-30/11/02 Kas atau Bank

Piutang Pemesan Saham

Modal Saham Biasa Dipesan

Modal Disetor-Agio

312.500.000

312.500.000

500.000.000

125.000.000

1-31/12/02 Kas atau Bank

Piutang Pemesan Saham

Modal Saham Biasa Dipesan

Modal Saham Biasa

156.250.000

250.000.000

156.250.000

250.000.000

EKUITAS
Modal Disetor:

Saham Biasa (100.000 lembar diotorisasi; 25.000 lembar beredar)

Dipesan sebanyak 25.000 lembar

Modal Disetor-Agio Saham

250.000.000

250.000.000

125.000.000

Jumlah

Krg: Piutang Pemesan Saham

625.000.000

156.250.000

Jumlah Modal Disetor 468.750.000

Contoh: Pembatalan Pesanan Saham

(Harnanto, 2003 : 194 – 196)

Masih dalam kaitannya dengan kasus pemesanan saham PT JEC tersebut, diumpamakan sebagai berikut. Seorang pemesan saham sebanyak 5.000 lembar tidak membayar sisa harga saham yang telah dipesan sebesar seluruhnya Rp.31,25 juta (0,5 x 5.000 x Rp.12.500) yang jatuh tempo dalam bulan Januari 2003, sehingga sesuai dengan ketentuan kontraktualnya pesanan saham dibatalkan.

Ikhtisar jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembatalan pesanan saham, pada masing-masing alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan seperti dikemukakan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

  1. Seluruh pembayaran yang telah diterima dikembalikan kepada pemesan saham.
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/1/03 Modal Saham Biasa Dipesan

Modal Disetor-Agio Saham

Piutang Pemesan Saham

Kas atau Bank

(Pembatalan pesanan saham, uang dikembalikan)

50.000.000

12.500.000

31.250.000

31.250.000

  1. Uang muka pesanan saham yang dibatalkan minus penurunan harga atau biaya penjualan saham dikembalikan kepada pemesan

Diumpamakan pesanan saham sebanyak 5.000 lembar yang dibatalkan dapat dijual kembali dengan harga @ Rp11.250, sehingga terdapat penurunan harga sebesar Rp.1.250 per saham atau sebesar seluruhnya Rp.6,25 juta (5.000 x Rp.1.250). Sebagai akibatnya, maka hanya uang muka sebesar Rp.25 juta (Rp.31,25 juta – Rp.6,25 juta) dikembalikan kepada pemesan saham.

Ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pembatalan pesanan dan penjualan kembali saham tersebut adalah sebagai berikut :

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/03 Modal Saham Biasa Dipesan

Modal Disetor-Agio Saham

Piutang Pemesan Saham

Utang Pemesan Saham

(Pembatalan pesanan saham)

50.000.000

12.500.000

31.250.000

31.250.000

Kas atau Bank

Utang Pemesan Saham

Modal Saham Biasa

Modal Disetor-Agio Saham

(Penjualan kembali saham, penurunan harga dibebankan kepada pemesan)

56.250.000

6.250.000

50.000.000

12.500.000

Utang Pemesan Saham

Kas atau Bank

(Pengembalian uang muka pesanan saham yang dibatalkan)

25.000.000 25.000.000
  1. Uang muka pesanan saham yang dibatalkan tidak dikembalikan atau disita

Uang muka pesanan saham yang disita diakui sebagai Tambahan Modal Disetor-Uang Muka Pesanan Saham Dibatalkan sebagai berikut :

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/03 Modal Saham Biasa Dipesan

Modal Disetor-Agio Saham

Piutang Pemesan Saham

Modal Disetor-U/M Pesanan Saham Dibatalkan

(Pembatalan pesanan saham, uang muka pesanan disita)

50.000.000

12.500.000

31.250.000

31.250.000

  1. Sertifikat saham dalam jumlah yang ekuivalen dengan uang muka pesanan diserahkan kepada pemesan.
Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1-31/03 Modal Saham Biasa Dipesan

Modal Disetor-Agio Saham

Piutang Pemesan Saham

Modal Saham Biasa

(Pembatalan pesanan saham, saham yang ekuivalen dengan uang muka, pesanan diserahkan kepada pemesan saham)

50.000.000

6.250.000

31.250.00

25.000.000

        1. Dijual secara lump-sum

(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 32)

Harga jual harus dialokasikan ke setiap jenis saham dengan metode:

          1. Metode Proporsional : bila harga pasar setiap jenis saham diketahui
          2. Metode Inkrimental: bila tidak semua jenis saham diketahui harga pasarnya

Contoh: Penerbitan Saham Dengan Harga Tergabung

(Harnanto, 2003 : 192)

Untuk membiayai kegiatan ekspansinya, pada tanggal 1 April 2003, PT MSC menerbitkan dan menjual tunai beberapa jenis sekuritas saham tersebut di bawah ini dengan harga seluruhnya sebesar Rp.1.575 juta.

Sekuritas Saham Jumlah Saham Nilai Nominal Harga Pasar Jumlah

Harga Pasar

10% Saham Preferen

Saham Biasa-Klas A

Saham Biasa-Klas B

50.000 lembar

100.000 lembar

150.000 lembar

10.000

5.000

1.000

12.500

7.500

2.500

625.000.000

750.000.000

375.000.000

Jumlah 1.750.000.000

Dengan metode jumlah relatif harga pasar, penerimaan kas sebesar Rp.1.575 juta diakolasikan kepada setiap jenis sekuritas saham sebagai berikut (dalam ribuah rupiah).

Sekuritas Saham Kalkulasi Harga Jual Nilai Nominal Agio Saham
10% Saham Preferen

Saham Biasa-Klas A

Saham Biasa-Klas B

0,90 x Rp.625 jt

0,90 x Rp.750 jt

0,90 x Rp.375 jt

562.500

675.000

337.500

500.000

500.000

150.000

62.500

175.000

187.500

0,90 x Rp.1.750jt 1.575.000 1.150.000 425.000

Berdasar hasil alokasi harga jual kepada setiap jenis sekuritas saham tersebut di atas, maka ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi penjualan saham dengan harga tergabung pada tanggal 1 Apri 2003 adalah sebagai berikut (rupiah dalam ribuan).

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/02 Kas atau Bank

Modal Saham Preferen

Modal Saham Biasa-Klas A

Modal Saham Bisaa-Klas B

Modal Disetor-Agio Saham Preferen

Tambahan Modal Disetor-Agio S. B.Klas A

Tambahan Modal Disetor-Agio S.B.Klas B

1.575.000 500.000

500.000

150.000

62.500

175.000

187.500

        1. Ditukar dengan aktiva non-kas

(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 32)

Dasar pencatatan:

          1. Harga pasar saham yang ditukarkan, atau
          2. Harga pasar aktiva yang diterima, mana yang dapat ditentukan secara lebih andal

Contoh: Pertukaran Saham dengan Aktiva Nonkas

(Harnanto, 2003 : 197)

PT KFC menukarkan 2.000 lembar sahamnya sebesar nilai nominal @ Rp.10.000 dengan sebidang tanah pada tanggal 1 April 2004. Harga pasar saham biasa perusahaan pada saat itu adalah Rp.12.500 per saham.

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran saham dengan tanah, pada tanggal 1 April 2004 tersebut sebagai berikut:

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/04 Tanah

Modal Saham Biasa

Modal Disetor-Agio Saham

(Pertukaran saham dengan sebidang tanah)

25.000.000 20.000.000

5.000.000

Akan tetapi, apabila harga pasar tanah dapat ditentukan sebesar Rp.22,5 juta, sedang saham perusahaan tidak ada harga pasarnya, maka harga pasar tanah harus dipakai sebagai dasar pengukuran dan pencatatan transaksi pertukaran saham dengan tanah tersebut sebagai berikut:

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
1/4/04 Tanah

Modal Saham Biasa

Modal Disetor-Agio Saham

(Pertukaran saham dengan sebidang tanah)

25.000.000 20.000.000

5.000.000

        1. Biaya Pengeluaran Saham

(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 33)

Terdapat dua alternatif pengakuan:

          1. Sebagai pengurang hasil penjualan saham sehingga mengurangi rekening Tambahan Modal Disetor
          2. Sebagai aktiva tak berwujud yaitu Biaya Organisasi dan diamortisir menjadi biaya untuk periode maksimum 20 tahun
  1. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG SUDAH BEREDAR (Dewi Ratnaningsih, 1998 : 33)
              1. Saham Treasuri: saham sendiri yang sudah beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan. Saham ini dimaksudkan akan dihentikan sementara untuk kemudian dijual lagi atau dihentikan selamanya
              2. Saham treasuri bukan merupakan elemen aktiva bagi perusahaan. Penyajiannya di neraca adalah sebagai pengurang modal pemilik
              3. Tidak ada laba/rugi yang boleh diakui dari transaksi saham treasuri. Rekening Laba Ditahan dapat dikurangi, tetapi tidak akan bertambah karena transaksi saham ini
              1. Akuntansi Saham Treasuri

Metode pencatatan yang bisa dipakai:

                1. Metode Biaya Perolehan
                2. Metode Nilai Nominal
  1. Metode Biaya Perolehan

(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 34 – 36)

1). Pada saat dibeli kembali:

Saham treasuri dicatat sebesar biaya perolehannya.

Saham Treasuri ……………………………. xx

Kas ………………………………………………. Xx

2). Pada saat dijual lagi:

a). Harga jual = biaya perolehan

Kas ……………………………… xx

Saham Treasuri ……………………….xx

b). Harga jual > biaya perolehan

Kas ……………………………… xx

Saham Treasuri ……………………….xx

TMD Saham Treasuri ……………….. xx

c). Harga jual < biaya perolehan

Kas ………………………………… xx

TMD Saham Treasuri …………… xx

Laba Ditahan …………………….. xx

Saham Treasuri ……………………….xx

Rekening Laba Ditahan di debit bila selisih harga jual dibawah biaya perolehan lebih besar dari saldo rekening Tambahan Modal Disetor-Saham Treasuri

3). Saat dihentikan untuk selamanya

a). Biaya perolehannya = harga jual mula-mula

Modal Saham .……………………………… xx

Tambahan Modal Disetor …….…………… xx

Saham Treasuri …………..………..……….xx

b). Biaya perolehannya > harga jual mula-mula

Modal Saham ………………………….…… xx

Tambahan Modal Disetor …….…………… xx

Laba Ditahan ………………………….……. xx

Saham Treasuri ………………….………….xx

c). Biaya perolehannya < harga jual mula-mula

Modal Saham ……………………….……… xx

Tambahan Modal Disetor …….…………… xx

Saham Treasuri ……………………….…..xx

TMD Penghentian Saham ………………..xx

  1. Metode Nilai Nominal/Nilai Pari

(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 36 – 37))

1). Pada saat dibeli

Saham Treasuri dicatat sebesar nilai nominalnya

a). Biaya perolehan > harga jual mula-mula

Saham Treasuri ……………………………… xx

Tambahan Modal Disetor …….………….…  xx

TMD Saham Treasuri ……………………..… xx

Laba Ditahan …………………………………. xx

Kas ………………………………………………….xx

b). Biaya perolehan < harga jual mula-mula

Saham Treasuri ……………………………….. xx

Tambahan Modal Disetor ……………………. xx

Kas ………………………………………….xx

TMD Saham Treasuri ……………………..xx

2). Pada saat dijual lagi

a). Harga jual > nilai nominal

Kas ……………………………….. xx

Saham Treasuri……………………………  xx

Tambahan Modal Disetor………………… xx

b). Harga jual < nilai nominal

Kas ……………………………….. xx

TMD Saham Treasuri …..………. xx

Laba Ditahan ………………………xx

Saham Treasuri………………….xx

3). Dihentikan untuk selamanya

Modal Saham ………………………xx

Saham Treasuri………………….xx

Contoh: Transaksi Saham Treasuri – Metode Kos

(Harnanto, 2003 : 202 – 204)

PT BIC didirikan dan memulai usaha komersialnya pada awal tahun 2002. Berikut adalah ikhtisar hak-hak pemegang sahamnya pada tanggal 31 Desember 2003.

PT BIC

Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah)

Ekuitas (Catatan-1)

Saham Preferen (7 % kumulatif: 10.000 saham dalam peredaran)

Saham Biasa, nom.@ Rp.5.000 (30.000 saham dalam peredaran)

Modal Disetor-Agio Saham Biasa

Laba Ditahan

100.000

150.000

7.500

425.000

Jumlah hak-hak pemegang saham 682.500
Catatan-1: Saham Preferen dijual dengan harga sama dengan nilai pari dan callable berdasar kurs 103

Berikut adalah ikhtisar transaksi saham treasuri yang terjadi dalam tahun 2004.

10/3/04 Ditarik kembali dari peredaran sebagai saham treasuri sebanyak 7.500 lembar saham biasa dengan harga @ Tp.7.000 per saham
10/4/04 Saham treasuri sebanyak 1.500 lembar dijual kembali dengan harga @ Rp.7.500 per saham
10/5/04 Saham treasuri sebanyak 1.000 lembar dijual kembali dengan harga @ Rp.6.000 per saham
10/6/04 Saham treasuri sebanyak 2.500 lembar dinyatakan sebagai pelunasai secara formal.

Akuntansi Saham Treasuri – Metode Kos

Berdasar informasi tersebut, maka ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi terkati saham treasuri menurut metode kos adalah sebagai berikut:

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
10/3/04 Saham Treasuri

Kas atau Bank

(Pembelian 7.500 lembar saham

treasuri @ Rp.7000)

52.500.000 52.500.000
10/4/04 Kas atau Bank

Saham Treasuri

Modal Disetor-Transaksi

Saham Treasuri

(Penjualan 1.500 lembar saham

treasuri @ Rp.7500)

11.250.000 10.500.000

750.000

10/5/04 Kas atau Bank

Modal Disetor-Transaksi Saham Treasuri

Laba Ditahan

Saham Treasuri

(Penjualan 1000 lembar saham

treasuri @ Rp.6000)

6.000.000

750.000

250.000

7.000.000
10/6/04 Modal Saham Biasa

Modal Disetor-Agio Saham Biasa

Lab Ditahan

Saham Treasuri

(Pembatalan 2.500 lembar saham treasuri)

12.500.000

625.000

4.375.000

17.500.000

Pembukuan ayat-ayat jurnal transaksi tersebut membuat jumlah saham treasuri masih tersisa pada akhir Juni 2004 berjumlah 2.500 lembar atau sebesar Rp.17,5 juta (2.500 x Rp.7.000). Di dalam neraca pada akhir Juni 2004, Saham Treasuri disajikan sebagai berikut:

PT BIC

Neraca Parsial (dalam ribuah rupiah)

Ekuitas (Catatan-1)

Saham Preferen nom (7 % kumulatif: 10.000 saham dalam peredaran)

Saham Biasa, nom.@ Rp.5.000 (27.500 saham beredar; 2.500

dalam treasuri)

Modal Disetor-Agio Saham Biasa (Rp.7,5 juta – 0,625 juta)

Laba Ditahan (Rp.425 juta – Rp.4,625 juta)

Krg: Saham Treasuri (2.500 saham @ Rp.7.000)

100.000

137.500

6.875

420.375

(17.500)

Jumlah hak-hak pemegang saham 647.250

Akuntansi Saham Treasuri – Metode Nilai Pari

(Harnanto, 2003 : 205)

Dengan metode nilai pari, ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi terkait dengan saham treasuri pada kasus PT BIC tersebut akan tampak sebagai berikut:

Tgl Rekening dan Deskripsi Debit Kredit
10/3/04 Saham Treasuri

Modal Disetor-Agio Saham

Laba Ditahan

Kas atau Bank

(Pembelian 7.500 lembar saham

treasuri @ Rp.7000)

37.500.000

1.875.000

13.125.000

52.500.000
10/4/04 Kas atau Bank

Saham Treasuri

Modal Disetor-Agio Saham

(Penjualan 1.500 lembar saham

treasuri @ Rp.7500)

11.250.000 7.500.000

3.750.000

10/5/04 Kas atau Bank

Saham Treasuri

Modal Disetor-Agio Saham

(Penjualan 1000 lembar saham

treasuri @ Rp.6000)

6.000.000 5.000.000

1.000.000

10/6/04 Modal Saham Biasa

Saham Treasuri

(Pembatalan 2.500 lembar saham treasuri)

12.500.000 12.500.000

Dengan metode nilai pari, saham treasuri dicatat berdasar nilai nominal sahamnya (7.500 @ Rp.5.000 atau Rp.37,5 juta). Selisih antara kos atau nilai perolehan saham treasuri (Rp.52,5 juta) dengan nilai nominal sahamnya diperlakukan sebagai pengurang terhadap Modal Disetor-Agio Saham secara proporsional (Rp.1,875 juta); sedang selebihnya (Rp.13,125 juta = Rp.52,5 juta – Rp.39,375 juta) diperlakukan sebagai pengurang atau dibebankan kepada Laba Ditahan.

              1. Penyajian Saham Treasuri Di Neraca
                1. Metode Biaya Perolehan

Sebagai pengurang total modal

    1. Metode Nilai Nominal

Sebagai pengurang nilai nominal Modal Saham yang sejenis

LATIHAN-LATIHAN SOAL

(Dewi Ratnaningsih, 1998 : 85 – 86)

    1. Berikut ini adalah 2 kejadian yang tidak saling berhubungan:
          1. Tanggal 1 Januari 2002, dijual secara lump sum saham biasa dan saha prioritas. Saham biasa sebanyak 400 lembar dengan nilai nominal Rp. 200,- per lembar. Total harga jual Rp. 200.000,-. Pada saat itu harga pasar saham biasa dan saham prioritas masing-masing Rp. 500,- per lembar. Buat jurnal yang diperlukan.
  1. Tanggal 1 Desember 2001 dijual 1.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 100,- per lembar secara pesanan. Harga jual Rp. 500,- per lembar dan uang muka yang diterima 20% dari total harga jual. Tanggal 1 Februari 2002, ternyata pesanan tidak melunasi sisa pembayarannya. Untuk setiap alternatif kebijakan yang bisa ditentukan perusahaan, diminta:

1). Membuat jurnal pada 1 Desember 2001

2). Membuat jurnal pada 1 Februari 2002

  1. Modal perusahaan X di neraca per 31 Desember 2000 terdiri dari:

Modal Saham (10.000 lembar @ Rp. 50,-) Rp.    500.000,-

Agio Saham 1.000.000,-

Laba Ditahan              800.000,-

Total      Rp. 2.300.000,-

(agio saham timbul dari transaksi penjualan saham di atas nilai nominalnya)

Transaksi saham treasuri tahun 2001:

a. 1 Februari: membeli 1.000 lembar saham dengan harga Rp. 125,- per lembar

b. 1 Mei: menjual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp. 140,- per lembar

  1. 1 Agustus: menjual 300 lembar saham treasuri dengan harga Rp. 90,- per lembar
  2. 31 Desember: 100 lembar saham treasuri dihentikan untuk selamanya

Dengan metode Nilai nominal atau Biaya Perolehan:

1). Buat jurnal untuk setiap tanggal tersebut di atas!

2). Tunjukkan penyajian Saham Treasuri di neraca 31 Desember 2001

Dipublikasi di Akuntansi | Meninggalkan komentar

PENYUSUTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERHITUNGAN BEBAN POKOK PENJUALAN (COST OF GOOD SOLD)

KAJIAN TERHADAP BEBERAPA METODE

Juniady Slamed Setiawan

Dosen Luar Biasa Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Kristen Petra

ABSTRAK

Setiap perusahaan wajib menerbitkan laporan keuangan, yang

memberikan informasi mengenai hasil usaha, perubahan posisi keuangan

kepada pihak yang memerlukan. Dalam menyusun laporan keuangan,

perusahaan memiliki keleluasaan untuk memilih metode dan teknik

sepanjang metode yang dipilih tersebut ada dalam SAK (Standar

Akuntansi Keuangan).

Pemilihan metode akuntansi memiliki dampak yang sangat besar

terhadap laporan keuangan yang dihasilkan. Dengan demikian

dimungkinkan perusahaan yang sebenarnya memiliki kinerja yang sama

dapat melaporkan hasil yang berbeda. Tulisan ini mencoba untuk

mengetengahkan dampak pemilihan metode penyusutan terhadap

perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold).

Kata kunci: metode penyusutan, beban penyusutan, aktiva tetap, beban

pokok penjualan.

ABSTRACT

Every company must generate financial statement, that provide

information about income, changes in financial position to whom that

concerned. In preparing financial statement, each company has a power to

choose the accounting methods and technics that recommended by

Financial Accounting Standard.

Accounting policies adopted by firm has a substanstial impact in

financial statement.Therefore the company that has equal performance

will report different result.This article try to present the impact of

choosing depreciation method in calculating cost of goods sold.

Keywords: depreciation methods, depreciation expense, fixed assets, cost

of good sold.

158 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan yang ada dimanapun juga harus membuat apa yang dinamakan

dengan laporan keuangan (Financial Statement) yaitu laporan yang berisi informasi

perusahaan termasuk di dalamnya neraca, laba rugi, laporan perubahan modal, dan

laporan arus kas beserta rincian masing-masing pos dalam laporan keuangan. Dengan

adanya laporan keuangan ini maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan seperti pemilik modal dan pihak lain yang terkait dapat mengetahui

kinerja dari perusahaan.

Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pemilihan metode-metode, teknik,

dan kebijakan-kebijakan akuntansi. Pemilihan metode maupun teknik dalam

akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan dan beban (revenue

recognition principle), perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold),

sehingga pada akhirnya mempengaruhi laporan keuangan yang dihasilkan.

Berbicara mengenai aktiva tetap tidak terlepas dari kebijakan dan metode

penyusutan. Hal ini tergantung dari kebijakan perusahaan yang bersangkutan. Di

mana antara satu dan lain perusahaan terutama yang sejenis misalnya tekstil belum

tentu mempunyai kebijakan umur ekonomis aktiva yang sama walaupun metode

penyusutan yang digunakan bisa sama. Membahas penyusutan itu sendiri tidak hanya

membahas metode penyusutan yang ada berapa macam itu tapi juga dapat membahas

tentang penentuan umur ekonomis dari aktiva tetap dalam hal ini mesin dan peralatan

pabrik. Selain itu komposisi dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dan juga jenis

kegiatan usaha perusahaan tentunya dapat mempengaruhi pemilihan metode

penyusutan.Pemilihan metode penyusutan haruslah dilakukan dengan benar dan tepat

dan mempertimbangkan untung ruginya untuk masa mendatang. Karena itu beban

penyusutan harus dialokasikan secara rasional dan sistematik agar sesuai dengan

prinsip akuntansi yang telah berlaku umum. Beban penyusutan aktiva tetap harus

dialokasikan sepanjang umur ekonomis aktiva tersebut dalam menghasilkan

pendapatan. Sebab jika beban penyusutan dialokasikan tanpa dasar yang benar maka

hal itu dapat berpengaruh terhadap perhitungan beban pokok produksi/beban pokok

penjualan karena beban penyusutan terutama mesin dan peralatan serta bangunan

pabrik merupakan salah satu unsur yang signifikan dan bernilai material dari beban

overhead pabrik. Hal-hal yang berkaitan dengan penyusutan dapat meliputi beberapa

hal seperti metode penyusutan, kebijakan penentuan umur ekonomis aktiva tetap.

Dalam pemilihan metode penyusutan ini bisa dipengaruhi oleh jumlah dan jenis aktiva

tetap serta jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan.

2. PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali

untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang

dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan

arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 159

integral dari laporan keuangan. Informasi lain yang biasanya disertakan dalam laporan

keuangan adalah termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Tujuan dari laporan keuangan itu adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan sebagian

besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua

informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi

karena laporan keuangan secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari

kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi

nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.(SAK 1996)

2.2 Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu

perusahaan selama periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama

tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber

ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang.

Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan

suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di

masa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga

penting dalam hal ini.

Dalam laporan laba rugi diperlukan penggolongan, pengungkapan dan perlakuan

atas unsur tertentu sehingga semua perusahaan menyusun dan menyajikan laporan

laba rugi berdasar pada basis tertentu. Hal ini akan meningkatkan daya banding

laporan keuangan antar periode suatu perusahaan dan laporan keuangan antar

perusahaan. Di dalam Standar Akuntansi Keuangan ditetapkan standar tentang

penggolongan dan pengungkapan pos-pos luar biasa (extraordinary items),

pengungkapan tentang unsur-unsur tertentu sehubungan dengan laba rugi aktivitas

normal, perubahan estimasi akuntansi (accounting estimates), kebijakan akuntansi

(accounting policies) dan perlakuan akuntansi atas kesalahan yang mendasar

(fundamental errors).

2.3 Posisi Keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah

aktiva, kewajiban dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut :

a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan

akan diperoleh perusahaan.

b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa

masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber

daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

160 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban.

Dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau

ekuitas; perhatian ditujukan pada substansi yang mendasari serta realitas ekonomi dan

bukan hanya bentuk hukumnya. Jadi misalnya, dalam kasus sewa guna usaha

keuangan (finance leases), substansi dan realitas ekonomi tersebut adalah bahwa sewa

guna usaha memperoleh manfaat ekonomi dari penggunaan aktiva yang

disewagunausahakan selama sebagian besar masa manfaatnya sebagai imbalan dari

terlibatnya kewajiban untuk membayar hak tersebut dalam jumlah yang mendekati

nilai wajar dari aktiva dan beban keuangan yang bersangkutan. Jadi, sewa guna usaha

keuangan menimbulkan pos yang memenuhi definisi aktiva dan kewajiban dan diakui

seperti itu dalam neraca penyewa guna usaha.

2.3.1 Aktiva

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari

aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak

langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat

berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional

perusahaan, dapat pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara

kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti

penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif.

Banyak aktiva, misalnya aktiva tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian,

bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi aktiva, karena itu

paten dan hak cipta, misalnya merupakan aktiva kalau manfaaat ekonomi yang

diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau masing-masing aktiva tersebut dikuasai

perusahaan.

Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa

lalu. Perusahaan biasanya memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri,

tetapi transaksi atau peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya properti

yang diterima perusahaan dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk

merangsang pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah.

2.3.2 Kinerja

Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai

dasar bagi ukuran lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau

penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan

pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan

pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba),

tergantung sebagian pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan

perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya.

Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut:

a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 161

kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanam modal.

b. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

Penghasilan dan beban dapat disajikan dalam laporan laba rugi dengan beberapa

cara yang berbeda demi untuk menyediakan informasi yang relevan untuk

pengambilan keputusan ekonomi. Misalnya, pembedaan pos penghasilan dan beban

yang berasal dan tidak berasal dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa

(ordinary) merupakan praktek yang lazim. Pembedaan ini dilakukan berdasarkan

argumentasi bahwa sumber suatu pos adalah relevan dalam mengevaluasi kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan kas (dan setara kas) di masa depan.

Pembedaan antara pos penghasilan dan beban dan penggabungan pos tersebut

dengan cara berbeda juga memungkinkan penyajian beberapa ukuran kinerja

perusahaan, masing-masing dengan cakupan yang berbeda. Misalnya, laporan laba rugi

dapat menyajikan laba kotor, laba bersih dari aktivitas biasa sebelum pajak, laba

bersih dari aktivitas biasa setelah pajak, dan laba bersih.

2.4 Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa

depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah

terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan

dengan pangakuan kewajiban atau penurunan aktiva (penyusutan aktiva tetap).

Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya

yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut

pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues) ini melibatkan

pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan

secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama;

misalnya berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost or

expense of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh

dari penjualan barang. Namun penerapan konsep matching ini tidak memperkenankan

pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.

Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan

manfaat ekonomi masa depan atau manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi

syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.

Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya

pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.

2.5 Aktiva Tetap

Definisi aktiva tetap menurut PSAK No. 16 adalah aktiva berwujud yang diperoleh

dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Dalam hal ini, aktiva tetap memiliki beberapa unsur antara lain sebagai berikut :

162 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

a. Masa manfaat adalah:

1. periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau

2. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh

perusahaan.

b. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat

perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat

yang siap untuk dipergunakan.

c. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau

suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan

untuk melakukan transaksi wajar.

d. Jumlah tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu

aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

e. Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah jumlah yang

diharapkan dapat diperoleh kembali dari penggunaan suatu aktiva di masa yang

akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan aktiva.

2.5.1 Pengakuan

Untuk diakui sebagai aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap maka harus

dipenuhi syarat berikut:

1. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan

datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan.

Dalam menentukan suatu pos memenuhi kriteria pertama untuk pengakuan, suatu

perusahaan harus menilai tingkat kepastian aliran manfaat keekonomian masa

yang akan datang berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal.

Adanya kepastian yang cukup bahwa manfaat keekonomian masa yang akan datang

akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu kepastian bahwa perusahaan

akan menerima imbalan dan menerima resiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya

tersedia jika resiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal ini terjadi,

transaksi untuk memperoleh aktiva biasanya dapat dibatalkan tanpa sanksi yang

signifikan, dan karenanya aktiva tidak diakui.

2. Biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.

Kriteria kedua untuk pengakuan biasanya dapat dipenuhi langsung karena

transaksi pertukaran mempunyai bukti pembelian aktiva yang mengidentifikasikan

biayanya. Dalam keadaan suatu aktiva dikontruksi sendiri, suatu pengukuran yang

dapat diandalkan atas biaya dapat dibuat dari transaksi dengan pihak eksternal dan

perusahaan untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan input lain yang

digunakan dalam proses kontruksi.

3. aktiva yang digunakan dalam operasi/kegiatan utama perusahaan dan tidak untuk

dijual;

4. memiliki umur ekonomi yang panjang, biasanya lebih dari satu tahun dan

disusutkan nilainya; dan

5. memiliki bentuk fisik yang aktual.

Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama aktiva perusahaan, dan

karenanya signifikan dalam penyajian laporan keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 163

apakah suatu pengeluaran merupakan aktiva atau beban dapat berpengaruh signifikan

pada hasil operasi yang dilaporkan perusahaan.

2.5.2 Perolehan Aktiva Tetap

Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor

dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat

diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut pada kondisi untuk

penggunaan yang dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari

harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:

a. biaya persiapan tempat;

b. biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat

(handling cost);

c. biaya pemasangan (installation costs); dan

d. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

Biaya administrasi dan overhead umum lainnya bukan merupakan suatu komponen

biaya aktiva tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung

pada biaya perolehan aktiva atau membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Demikian pula

biaya permulaan (start-up costs) dan pra produksi tidak merupakan bagian baiya suatu

aktiva kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aktiva ke kondisi kerjanya. Rugi

operasi awal yang terjadi sebelum suatu aktiva mencapai kinerja yang direncanakan

diakui sebagai suatu beban. Harga perolehan dari masing – masing aktiva tetap yang

diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan

tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang

bersangkutan.

2.6 Pengertian Penyusutan

Definisi penyusutan menurut PSAK No. 17 adalah alokasi jumlah suatu aktiva

yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk

periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang:

a. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi; dan

b. memiliki suatu masa manfaat yang terbatas; dan

c. ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok

barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

Aktiva yang dapat disusutkan seringkali merupakan bagian signifikan aktiva

perusahaan. Penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam

menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Masa manfaat adalah:

a. periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan; atau

b. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh

perusahaan.

Estimasi dari masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan atau suatu

kelompok aktiva serupa yang dapat disusutkan adalah suatu masalah pertimbangan

yang biasanya berdasarkan pengalaman dengan jenis aktiva yang serupa. Untuk suatu

164 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

aktiva yang menggunakan teknologi baru atau yang digunakan dalam produksi suatu

produk baru atau yang digunakan dalam pembelian suatu jasa baru dan hanya sedikit

pengalaman mengenai jasa tersebut, estimasi masa manfaat lebih sulit namun tetap

dibutuhkan.

Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan untuk suatu perusahaan

mungkin lebih pendek daripada usia fisiknya. Sebagai tambahan terhadap aus dan

kerusakan fisik (physical wear and tear) yang tergantung pada faktor operasional

(seperti frekuensi penggunaan aktiva, program perbaikan dan pemeliharaan), faktorfaktor

lain juga perlu dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut termasuk keusangan

yang timbul dari perubahan teknologi atau perbaikan dalam produksi, keusangan yang

timbul dari perubahan dalam permintaan pasar terhadap output produk atau jasa dari

aktiva, dan pembatasan hukum seperti tanggal batas penggunaan.

Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan harus diestimasi setelah

mempertimbangkan faktor berikut:

a. taksiran aus dan kerusakan fisik (physical wear dan tear)

b. keusangan

c. pembatasan hukum atau lainnya atas penggunaan aktiva.

Masa manfaat dari aktiva yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan

persentase penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang dan yang akan datang jika

terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya. Pengaruh perubahan harus

diungkapkan dalam periode akuntansi di mana perubahan terjadi.

Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu

aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan

dikurangi nilai sisanya.

Penghapusan aktiva adalah penghapusan nilai buku suatu aktiva yang dilakukan

apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan manfaat dari aktiva

yang bersangkutan. Penghapusan aktiva berbeda dengan penyusutan.

Nilai sisa suatu aktiva seringkali tidak signifikan dan dapat diabaikan dalam

penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai tersebut

diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya revaluasi aktiva

(hanya mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah), berdasarkan nilai

yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut untuk kondisi yang hampir sama

dengan aktiva yang digunakan.

2.7 Metode Penyusutan

Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama

masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis. Metode apapun yang

dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu, tanpa memandang tingkat

profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya

banding hasil operasi perusahaan dari periode ke periode.

Menurut PSAK No.17 penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang

dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:

a. berdasarkan waktu:

i. metode garis lurus (straight line method)

ii. metode pembebanan yang menurun

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 165

  • · metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
  • · metode saldo menurun (declining balance method)

b. berdasarkan penggunaan

i. metode jam-jasa (service hours method)

ii. metode jumlah unit produksi (productive-output method)

c. berdasarkan kriteria lainnya

i. metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)

ii. metode anuitas (annuity method)

iii. sistem persediaan (inventory method)

2.7.1 Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu daripada aspek kegunaan.

Metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah

diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban

penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan

hasil/output yang diproduksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus

adalah sebagi berikut:

Tarif Penyusutan

Estimasi Umur Kegunaan

Harga Perolehan Nilai Sisa

=

Tabel 1.

Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Tahun Nilai Buku Tingkat Beban Saldo Nilai Buku

Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Ak.Peny. Akhir Tahun

1 $500,000 20% $90,000 $ 90,000 $410,000

2 $410,000 20% $90,000 $180,000 $320,000

3 $320,000 20% $90,000 $270,000 $230,000

4 $230,000 20% $90,000 $360,000 $140,000

5 $140,000 20% $90,000 $450,000 $ 50,000

* Karena Nilai buku tidak boleh lebih kecil dari nilai sisa

Metode penyusutan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari

metode ini adalah:

  • · Mudah digunakan dalam praktek.
  • · Lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutan.

Kelemahan dari metode penyusutan ini adalah:

  • · Beban pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama setiap periode.
  • · Manfaat ekonomis aktiva setiap tahun sama.
  • · Beban penyusutan yang diakui tidak mencerminkan upaya yang digunakan dalam

menghasilkan pendapatan.

  • · Laba yang dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian

yang sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva (dalam matching principle, beban

penyusutan harus proporsional pada penghasilan yang dihasilkan).

166 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

2.7.2 Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the Years Method )

Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar

penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi

dengan nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah tahun sebagai bilangan

penyebut (5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun akhir dari estimasi umur kegunaan

sebagi penghitung.

Tabel 2.

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digit Method)

Tahun Dasar

Penyusutan

Sisa Umur

dalam tahun

Pecahan

Penghitungan

Beban

Penyusutan

Nilai Buku

1 $450,000 5 5/15 $150,000 $350,000

2 $450,000 4 4/15 $120,000 $230,000

3 $450,000 3 3/15 $ 90,000 $140,000

4 $450,000 2 2/15 $ 60,000 $ 80,000

5 $450,000 1 1/15 $ 30,000 $

50,000*

15 15/15 $450,000

* Nilai Sisa

2.7.3 Metode Saldo Menurun (Declining BalanceMethod)

Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang

menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang merupakan

perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan

diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti

metode lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga

perolehan dalam mengitung nilai yang dapat disusutkan.

Tabel 3.

Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Tahun Nilai Buku

Awal Tahun

Tingkat

Penyusutan

Beban

Penyusutan

Saldo

Ak.Peny.

Nilai Buku

Akhir Tahun

1 $500,000 40% $200,000 $200,000 $300,000

2 $300,000 40% $120,000 $320,000 $180,000

3 $180,000 40% $ 72,000 $392,000 $108,000

4 $108,000 40% $ 43,200 $435,200 $ 64,800

5 $ 64,800 40% $ 14,800* $450,000 $ 50,000

* Karena Nilai buku tidak boleh lebih kecil dari nilai sisa

2.7.4 Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada

proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 167

jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.

Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel daripada

beban tetap seperti dalam metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

sesuai dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap

periode akuntansi. Kelemahan dari metode ini adalah ketika kapasitas produktif dari

perusahaan menjadi berkurang karena adanya pesaing baru yang mungkin lebih

efisien dan efektif, sehingga cepat atau lambat perusahaan dipaksa untuk mengakui

kelemahan dari kapasitas produksinya. Selain itu metode jasa jasa mengakui beban

penyusutan berdasarkan unit produksi, sehingga beban penyusutan yang diakui

menjadi kecil pada saat produksi yang dihasilkan sedikit, yang selanjutnya akan

menyebabkan overstatement terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

2.7.5 Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada

proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan

hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode.

Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel sesuai

dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti

dalam metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method). K7elemahan dari metode

ini adalah sama seperti kelemahan yang terdapat pada metode jam jasa.

2.7.6 Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group and Composite

Method)

Metode penyusutan biasanya digunakan untuk satu aktiva tetap. Dalam keadaan

tertentu bagaimanapun juga ada berbagai macam aktiva yang disusutkan dengan

menggunakan satu tarif penyusutan.

Ada 2 metode penyusutan untuk aktiva yang beragam ini yaitu group dan composite

method. Group mengindikasikan kumpulan dari aktiva yang memiliki jenis yang sama

dan composite mengarah kepada kumpulan aktiva yang memiliki jenis yang berbeda.

Metode group biasanya digunakan untuk kelompok aktiva yang hampir sama jenisnya

dan memiliki umur kegunaan yang sama. Sedangkan composite method digunakan

untuk aktiva yang bermacam – macam dan memiliki umur kegunaan yang berbeda.

Contoh dari metode komposit dalam dilihat dari tabel.

Tabel 4.

Metode Komposit (Composite Method)

Aktiva Harga Perolehan Nilai Sisa Nilai yang dapat disusutkan Estimasi Umur

Mobil $145,000 $25,000 $120,000 3 $40,000

Truk $ 44,000 $ 4,000 $ 40,000 4 $10,000

Campers $ 35,000 $ 5,000 $ 30,000 5 $ 6,000

$224,000 $34,000 $190,000 $56,000

Tingkat penyusunan Composite =

$224,00

$56,00

= 25%

Umur Composite – 3.39 thn ($190,000 : $56,000)

168 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

Tarif penyusutan untuk composite method ditentukan dengan membagi penyusutan

tiap tahun dengan nilai total dari aktiva yang disusutkan. Dalam metode ini tarif

penyusutan didasarkan pada umur kegunaan kelompok aktiva. Laba atau rugi dalam

keadaan normal akibat aktiva tersebut dipensiunkan/tidak lagi digunakan, tidak

diakui. Perbedaan antara nilai buku aktiva dan nilai sisa dibebankan atau

dikurangkan pada akumulasi penyusutan.

2.7.7 Metode Anuitas (Anuity Method)

Dalam metode anuitas ini beban penyusutan yang dihasilkan pada tahun / periode

awal adalah rendah dan akan meningkat jumlahnya tiap periode berikutnya. Metode ini

paling banyak digunakan dalam industri real estate dan beberapa penyedia jasa , tetapi

metode ini bukanlah metode penyusutan yang secara umum dapat diterima. Prinsip

Akuntansi Berterima Umum ( U.S. GAAP ) sendiri tidak mengijinkan bentuk metode

penyusutan ini.

2.7.8 Sistem Persediaan (Inventory Method)

Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai aktiva berwujud yang

nilainya kecil. Persediaan peralatan, sebagai contoh, mungkin ada pada awal dan akhir

periode. Kemudian jumlah beban penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan

nilai awal dari persediaan ditambah dengan beban yang dikeluarkan untuk

memperoleh peralatan tersebut dikurangi dengan nilai akhir persediaan. Keberatan

utama terhadap metode ini dikarenakan metode ini tidak sistematik dan rasional,

karena tidak ada seperangkat formula yang digunakan.

Pemilihan metode alokasi dan estimasi masa manfaat aktiva tetap yang dapat

disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan. Pengungkapan metode

penyusutan yang digunakan dan estimasi masa manfaat akan berguna bagi para

pemakai laporan keuangan, dalam menelaah kebijakan yang dipilih manajemen dan

dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa, perlu

untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan dalam suatu

periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.

2.8 Dampak Pemilihan Metode Penyusutan terhadap perhitungan Beban

Penyusutan (Depreciation Expense)

Berikut ini akan disajikan suatu ilustrasi perhitungan beban penyusutan dengan

menggunakan tiga metode penyusutan, dengan menggunakan asumsi harga perolehan

(cost) aktiva tetap adalah Rp. 22,500,000. Nilai sisa (salvage value) dari aktiva tetap

adalah Rp. 2,500,000. Estimasi umur ekonomis (useful life) yang digunakan adalah

perbandingan antara 5 tahun dan 10 tahun. Perhitungan penyusutan untuk masingmasing

metode dapat dilihat pada tabel 5,6,dan 7 berikut.

Dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus, maka beban penyusutan tiap

tahunnya akan sama besar nilainya. Dengan metode garis lurus, beban penyusutan

adalah sebesar 4,000,000 tiap tahunnya untuk jangka waktu 5 tahun, dan 2,000,000

setiap tahunnya untuk jangka waktu 10 tahun.

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 169

Tabel 5.

Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode Penyusutan : Garis Lurus

Umur Ekonomis 5 tahun

Tahun ke 1 2 3 4 5

4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

Umur Ekonomis 10 tahun

Tahun ke 1 2 3 4 5

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Tahun ke 6 7 8 9 10

2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Tabel 6.

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit)

Metode Penyusutan :

Jumlah Angka

Tahun

Umur Ekonomis 5 tahun

Tahun ke 1 2 3 4 5

6,666,667 5,333,333 4,000,000 2,666,667 1,333,333

Umur Ekonomis 10 tahun

Tahun ke 1 2 3 4 5

3,636,364 3,272,727 2,909,091 2,545,455 2,181,818

Tahun ke 6 7 8 9 10

1,818,182 1,454,545 1,090,909 727,273 363,636

Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun maka beban penyusutan tiap

tahun tidak akan sama besarnya, dimana beban penyusutan akan besar pada tahun

pertama dan semakin berkurang setiap tahunnya.

Tabel 7.

Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Metode Penyusutan :

Saldo Menurun

Ganda

Umur Ekonomis 5 tahun

Tahun ke 1 2 3 4 5

9,000,000 5,400,000 3,240,000 1,944,000 416,000

Umur Ekonomis 10 tahun

Tahun ke 1 2 3 4 5

4,500,000 3,600,000 2,880,000 2,304,000 1,843,200

Tahun ke 6 7 8 9 10

1,474,560 1,179,648 943,718 754,975 519,899

170 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

Dengan menggunakan metode jumlah angka tahun maka beban penyusutan tiap

tahun tidak akan sama besarnya, dimana beban penyusutan akan besar pada tahun

pertama dan semakin berkurang setiap tahunnya. Dimana beban penyusutan untuk

periode selanjutnya dicari dengan mengkalikan tarif penyusutan dengan nilai buku

awal tahun. Tarif penyusutan untuk saldo menurun adalah 2 kali dari tarif penyusutan

metode garis lurus.

2.9 Dampak Pemilihan Metode Penyusutan Terhadap Perhitungan Beban

Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

Berikut ini diberikan suatu ilustrasi perhitungan beban pokok penjualan (Cost of

Goods Sold) dengan menggunakan beban penyusutan dari ketiga metode untuk

perbandingan. Selain itu diasumsikan bahwa segala beban variabel dalam perhitungan

beban pokok penjualan (cost of goods sold) tidak berubah meskipun dalam prakteknya

tidak demikian.

Tabel 8.

Pengaruh Beban Penyusutan Terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan

Garis Lurus Saldo Menurun

Jumlah Angka

Tahun

Tahun ke 1 Tahun ke 1 Tahun ke 1

Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Beban Overhead

– Tenaga Kerja Tak

Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000

– Penyusutan 4,000,000 9,000,000 6,666,667

– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Total Beban Pokok

Penjualan 31,000,000 36,000,000 33,666,667

Laba Kotor 19,000,000 14,000,000 16,333,333

Garis Lurus Saldo Menurun

Jumlah Angka

Tahun

Tahun ke 2 Tahun ke 2 Tahun ke 2

Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 171

Lanjutan Tabel 8

Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Beban Overhead

– Tenaga Kerja Tak

Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000

– Penyusutan 4,000,000 5,400,000 5,333,333

– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Total Beban Pokok

Penjualan 31,000,000 32,400,000 32,333,333

Laba Kotor 19,000,000 17,600,000 17,666,667

Garis Lurus Saldo Menurun

Jumlah Angka

Tahun

Tahun ke 3 Tahun ke 3 Tahun ke 3

Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Beban Overhead

– Tenaga Kerja Tak

Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000

– Penyusutan 4,000,000 3,240,000 4,000,000

– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Total Beban Pokok

Penjualan 31,000,000 30,240,000 31,000,000

Laba Kotor 19,000,000 19,760,000 19,000,000

Garis Lurus Saldo Menurun

Jumlah Angka

Tahun

Tahun ke 4 Tahun ke 4 Tahun ke 4

Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Beban Overhead

– Tenaga Kerja Tak

Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000

– Penyusutan 4,000,000 1,944,000 2,666,667

– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Total Beban Pokok

Penjualan 31,000,000 28,944,000 29,666,667

Laba Kotor 19,000,000 21,056,000 20,333,333

172 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

Lanjutan Tabel 8

Garis Lurus Saldo Menurun

Jumlah Angka

Tahun

Tahun ke 5 Tahun ke 5 Tahun ke 5

Penjualan 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Bahan Baku 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Tenaga Kerja Langsung 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Beban Overhead

– Tenaga Kerja Tak

Langsung 5,000,000 5,000,000 5,000,000

– Penyusutan 4,000,000 416,000 1,333,333

– Lain – Lain 2,000,000 2,000,000 2,000,000

Total Beban Pokok

Penjualan 31,000,000 27,416,000 28,333,333

Laba Kotor 19,000,000 22,584,000 21,666,667

Dari ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode penyusutan

garis lurus, beban penyusutan adalah sama besar tiap tahun, hal ini berarti jika semua

komponen variabel perhitungan beban pokok penjualan tidak berubah, maka laba yang

diperoleh akan konstan. Sebaliknya jika menggunakan metode saldo menurun ganda

maupun jumlah angka tahun, maka beban penyusutan tidak akan sama tiap

tahunnya, sehingga beban pokok penjualan setiap tahun juga tidak sama. Beban pokok

penjualan pada awal periode penyusutan lebih besar daripada dengan menggunakan

metode garis lurus, akan tetapi pada akhir periode penyusutan akan lebih kecil

daripada dengan menggunakan metode garis lurus. Dengan menggunakan metode garis

lurus maka beban pokok penjualan setiap tahunnya sama besar sehingga laba yang

dihasilkan juga akan sama setiap tahunnya. Laba pada tahun pertama akan lebih

besar daripada laba yang dihasilkan dari metode saldo menurun maupun metode

jumlah angka tahun. Akan tetapi laba pada tahun akhir periode penyusutan lebih besar

dengan menggunakan metode saldo menurun ataupun jumlah angka tahun daripada

laba yang dihasilkan dengan menggunakan metode garis lurus. Jadi perusahaan dapat

memilih metode penyusutan untuk kepentingan perolehan laba maupun untuk

kepentingan pajak. Dengan laba yang kecil, maka pajak yang dibayarkan juga kecil.

Sebaliknya jika perusahaan menginginkan laba yang besar maka resikonya pajak yang

dibayarkan juga akan besar.

3. KESIMPULAN

Perusahaan yang banyak baik dari segi jenis maupun jumlahnya tentu memiliki

kebijakan dan metode akuntansi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun

ada juga yang memiliki persamaan dalam pemilihan metode akuntansi. Berdasarkan

pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan:

Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan ……. (Setiawan) 173

1. Beban penyusutan dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam

perhitungan beban pokok penjualan (cost of goods sold) sebagai komponen beban

overhead, dilihat dari besar kecilnya nilai dari aktiva tetap yang disusutkan, serta

metode penyusutan yang digunakan, seperti yang diberikan pada ilustrasi di

pembahasan.

2. Pemilihan metode penyusutan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengatur

besar kecilnya perolehan laba maupun besarnya pajak yang dibayarkan oleh

perusahaan.

3. Pengaruh beban penyusutan terhadap pembentukan beban pokok penjualan (cost of

goods sold ) tergantung pada 3 faktor berikut yaitu:

1. metode penyusutan yang dipilih (depreciation method)

2. estimasi nilai sisa (salvage value)

3. asumsi umur ekonomis (useful life)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia (1996), Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. (1999), Accounting Principles, 5th ed, John Wiley

& Sons Inc., Canada.

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. (1995), Intermediate Accounting, 8th ed, John

Wiley & Sons Inc., Canada.

Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. (2001), Intermediate Accounting, 10th ed, John

Wiley & Sons Inc., Canada.

White, Gerald I., Sondhi, Ashwinpaul C., Fried, Dov (1994), The Analysis and Use of

Financial Statements, John Wiley & Sons Inc., Canada.

INDEKS

Atmadja, Adwin S. Free Floating Exchange Rate System dan Penerapannya pada

Kebijaksanaan Ekonomi di Negara yang Berperekonomian Kecil dan Terbuka.

Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 18-29.

Ciptani, Monika Kussetya. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Biaya Melalui

Integrasi Time & Motion Study dan Activity-Based Costing. Vol. 3, No. 1, Mei

2001, hlm. 30-50.

Juniarti. Contemporary Theory Sebagai Pendekatan Alternatif dalam Penyusunan

Laporan Konsolidasi. Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 1-17.

174 Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173

Maharsi, Sri. Penerapan Digital Nervous Systems (DNS): Sebuah Usaha untuk

Meningkatkan Bisnis di Era Ekonomi Digital. Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 51-

66.

Mangoting, Yenny. Pajak Penghasilan dalam Sebuah Kebijaksanaan. Vol. 3, No. 2,

November 2001, hlm. 142-156

Santosa, Setyarini. The Application of E-Commerce in Shipping and Warehousing

Industry. Vol. 3, No. 2, November 2001, hlm. 126-141.

Setiawan, Juniady S. Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusunan dan

Pengaruhnya Terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan. Vol. 3, No. 2,

November 2001, hlm. 156-174.

Toly, Agus A. Analisis Faktot-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions pada

Staf Kantor Akuntan Publik. Vol. 3, No. 2, November 2001, hlm. 102-125.

Widyaningdyah, Agnes U. Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh Terhadap Earning

Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Vol. 3, No. 2, November

2001, hlm. 89-101.

Yuliana, Oviliani Y. Pendekatan Model REA dalam Perancangan Database Sistem

Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan. Vol. 3, No. 1, Mei 2001, hlm. 67-88.

Dipublikasi di Akuntansi | Meninggalkan komentar

PASAR MODAL

بسم الله الرّ حمن الرّ حيم

Ekonomi Syari’ah smt. VII

Universitas Muhammadiyah Magelang

Andi Triyanto, SEI.

Investasi sebagai bentuk kegiatan penundaan konsumsi atas dana yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu, dapat dilakukan salah satunya di pasar modal.

Pasar modal: tempat bertemunya perusahaan yang membutuhkan modal dalam bentuk emiten dengan masyarakat pemilik modal untuk melakukan transaksi, berfungsi sebagai media investasi dan mencari dana murah.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Proses transaksi di pasar modal harus melalui calo, yang kemudian disebut broker atau perusahaan sekuritas.

Perusahaan sekuritas adalah perusahaan perantara yang bertugas menjualkan dan membelikan saham.

Perusahaan emiten adalah perusahaan yang menjual saham di pasar modal.

Perusahaan go public adalah perusahaan yang memiliki wewenang atau sudah diberi hak/ ijin dari BAPEPAM untuk menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan jenis ini berinisial, Tbk. (terbuka).

Instrumen pasar modal adalah piranti keras yang menjadi objek jual beli, berupa: efek dan surat berharga. Efek berupa obligasi dan sekuritas (commercial paper), surat berharga berupa saham, derivatif: option, warrant, put and call, right issue.

  1. Saham: surat berharga sebagai bukti kepemilikan atas perusahaan yang tercantum dalam saham.
  2. Obligasi (bond): surat berharga sebagai bukti kepemilikan piutang kepada perusahaan tertentu yang selanjutnya menjadi modal bagi perusahaan tersebut.

Bursa efek: pihak penyelenggara dan penyedia sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

Pelaku Pasar Modal:

  1. Perusahaan sekuritas (pialang)
  2. Dealer (broker dealer): bisa mewakili pihak lain maupun diri sendiri
  3. Spesialis: menjadi pelaku pasar modal untuk kepentingan diri sendiri.

Lembaga penunjang:

  1. BAPEPAM (regulator)
  2. Bursa Efek (fasilitator)
  3. KDEI (Kliring Deposit Efek Indonesia).
  4. KSEI (Kliring Sertifikat Efek Indonesia).

Perusahaan pialang:

  1. Menjual dan membeli efek baik untuk orang lain dan atau untuk sendiri
  2. Peminjaman (margin) kepada klien
  3. Memberikan nasihat investasi pada klien.

Pembentukan harga efek:

  1. Pasar reguler: pembentukan harga dengan tawar menawar secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar
  2. Pasar negoisasi: pembentukan harga dengan negoisasi antara penjual dan pembeli, terdiri dari:

b.1. black trading, perdagangan dalam jumlah besar 1 blok = 200.000 saham.

b.2. odd lot trading, perdagangan kurang dari 1 lot saham

b.3. crossing trading, perdagangan untuk sendiri suatu anggota bursa

b.4. foreign trading, perdagangan untuk pihak di luar anggota bursa.

Pendapatan pemegang saham berasal dari deviden yang dibagikan berdasar keputusan rapat umum pemegang saham. Adapun obligasi berasal dari persentase bunga yang tercantum pada obligasi.

Pasar Perdana: pasar dimana terjadi transaksi jualbeli saham pada saat IPO (penawaran perdana terhadap efek yang dilakukan emiten kepada masyarakat calon investor) dan transaksi hanya diantara perusahaan emiten dan investor.

Pasar Sekunder: pasar yang terjadi setelah adanya IPO (Inittial Public Offering), bisa terjadi antara perusahaan emiten dengan investor, investor dengan investor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan investasi Pasar Modal:

  1. Kepribadian
  2. Kondisi industri
  3. Likuiditas
  4. Kondisi ekonomi internsional
  1. Kondisi ekonomi nasional
  2. Sains dan teknologi
  3. Siklus dan trend: Ketergantungan jualbeli saham berdasarkan pada mood.

Indeks:

  1. Indeks individual: indeks yang memperlihatkan harga saham perusahaan tertentu.
  2. IHSG: indeks yang mencerminkan kondisi pasar modal.

Manfaat go public:

  1. Meningkatkan efisiensi perusahaan melalui peningkatan laba perusahaan
  2. Meningkatkan profesionalisme perusahaan
  3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan.

Proses jual beli saham:

  1. Investor membeli/ menjual saham dengan cara membuka rekening atau memberi amanah order pada pialang
  2. Melakukan order di bursa efek
  3. Setelah bertransaksi terjadi perusahaan pialang menyerahkan saham/uang pada KDEI (Kliring Deposit Efek Indonesia).
  4. Setelah 5 (lima) hari KDEI menyerahkan saham kepada pialang.
  5. Saat itu juga perusahaan pialang menyerahkan uang/ saham pada investor.

KDEI: lembaga yang bertugas untuk menjadi perantara dan bertanggung jawab dalam proses transaksi administrasi.

Transaksi dilakukan di BEJ atau BES di lantai bursa, dengan waktu (sesi) perdagangan:

Hari Senin – Kamis     :  Sesi I            : pukul 09.30 – 12.00

Sesi II           : pukul 13.30 – 16.00

Hari Jum’at                  :  Sesi I            : pukul 09.30 – 11.00

Sesi II           : pukul 14.00 – 16.00

Penawaran Umum (Public Offering)

Sebelum Emisi Emisi Sesudah Emisi
Intern Perusahaan BAPEPAM Primary Market Secondary Market Pelaporan
  1. Rencana go public dan melakukan pendaftaran
  2. RUPS
  3. Penunjukkan under writer (jika ada), profesi/ lembaga penunjang .
  4. Mempersiapkan dokumen-dokumen.
  5. Konfirmasi sebagai agen penjual oleh penjamin emisi
  6. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek.
  7. Public Expose.
  8. Penandatanganan perjanjian-perjanjian.
    1. Emiten menyampaikan pendaftaran.
    2. Ekspose terbatas di BAPEPAM.
    3. Evaluasi kelengkapan dokumen, kecukupan dan kejelasan informasi, keterbukaan dari aspek hukum akuntansi dan manajemen.
    4. Komentar tertulis dalam 30 (tiga puluh) hari.
    5. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif.
  1. Penawaran oleh sindikasi penjamin emisi dan agen penjual.
  2. Penjatahan kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten.
  3. Penyerahan efek kepada pemodal.
  4. Emiten mencatatkan efeknya di bursa.
  5. Perdagangan efek di bursa.
    1. Laporan berkala, misal: laporan tahunan, laporan tengah tahunan.
    2. Laporan kejadian penting dan relevan, misal: akuisisi, pergantian direksi.

Syarat-syarat perusahaan emiten (go public):

  1. Sekurang-kurangnya memiliki 300 (tiga ratus) pemegang saham dan 3 (tiga) milyar modal disetor.
  2. Dua sampai tiga tahun berturut-turut perusahaan menunjukkan laporan laba.
  3. Laporan Keuangan harus menunjukkan pendapatan wajar tanpa pengecualian.
  4. Manajer komisaris dan dewan direktur belum pernah terlibat perkara pidana.
  5. Menunjuk perusahaan efek penjamin emisi efek untuk menawarkan sahamnya ke masyarakat luas.
  6. Membuat prospectus diajukan kepada BAPEPAM, Badan Pengawas Pasar Modal.
  7. Mendapat persetujuan BAPEPAM, yang bertugas membuat peraturan dan undang-undang tentang pasar modal.

Prospectus, dokumen yang dikeluarkan disaat perusahaan akan go public dan saat penjualan efek berisi analisis detil tentang:

  1. Uraian mengenai penawaran umum.
  2. Tujuan dan penggunaan dana penawaran umum.
  3. Analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan perusahaan.
  4. Keterangan dari sisi hukum.
  5. Informasi mengenai pemesanan pembelian efek.
  6. Keterangan tentang anggaran dasar.
  7. Sejarah keuangan perusahaan.
  8. Pertumbuhan usaha.
  9. Estimasi kedepan.
  10. Latar belakang serta pengalaman manajemen.
  11. Estimasi berbagai macam resiko yang mungkin dihadapi perusahaan.

Mekanisme pembelian saham di bursa efek:

  1. Membuka rekening pada perusahaan broker/ pialang

Pembukaan rekening dapat dilakukan dengan:

  1. cash acc: investor membayar langsung tiap membeli saham
  2. margin acc: investor meminjam dari perusahaan pialang untuk membeli saham.
  3. Memilih saham yang akan dibeli
  4. Menanyakan prospek dan kinerja perusahaan kepada broker
  5. Penjelasan broker terkait pont (c) pada screen bursa
  6. Ketertarikan calon investor kepada sebuah perusahaan dilanjutkan penginstruksian kepada broker perusahaan untuk membeli sahamnya

-Pembelian 20 (dua puluh) lot saham, 1 (satu) lot = 500 (lima ratus) lembar. (fee beli 0,004 dan fee jual 0,005).

  1. Pesanan akan diteruskan ke bursa efek oleh broker pada wakilnya
  2. WPPE langsung menghubungi pos perdagangan saham perusahaan, dimana para spesialis berkumpul dan menanyakan pada mereka mengenai saham perusahaan
  3. Spesialis menetapkan penawaran harga saham perusahaan permintaan calon investor
  4. Broker langsung mengambil order pelanggan dan menyampaikan kepada pelanggan
  5. Perdagangan akan dimunculkan dalam layar Bursa Efek.

Broker, juga disebut PPE (Perantara Pedagang Efek).

WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek).

Ketentuan jual beli saham dalam Pasar Modal:

Dahulu, t + 4h + 5: ketika kita membeli akan mendapatkan saham 4 (empat) hari kemudian. Dan jika menjual akan mendapatkan 5 (lima) hari kemudian.

Sekarang, t + 3h + 4: ketika kita membeli akan mendapatkan saham 5 (lima) hari kemudian. Dan jika menjual akan mendapatkan 4 (empat) hari kemudian.

Keuntungan Pasar Modal:

  1. Bagi Emiten

Mendapatkan modal, biaya go public murah, perusahaan menjadi lebih dikenal.

  1. Bagi Investor

Mendapatkan deviden, mendapatkan gain (kelebihan harga jual atas harga beli), memiliki perusahaan, diversifikasi resiko: menghindari pajak dan mengembangkan harta.

  1. Bagi Underwriter

Mendapatkan komisi dari emiten, keuntungan dari selisih harga jual efek yang dibeli dari emiten.

Konsekuensi perusahaan yang telah go public:

  1. Prinsip keterbukaan, transparan
  2. Menaati peraturan Pasar Modal, misal: kewajiban membuat pelaporan perusahaan
  3. Perubahan manajemen perusahaan dari informal ke formal
  4. Kewajiban membayar deviden ketika mendapatkan keuntungan
  5. Meningkatkan kualitas kinerja perusahaan.

Pelanggaran oleh emiten, sebagai misal tidak membuat laporan keuangan, maka:

  1. BEJ melakukan pinalti dengan tahapan:
    1. Peringatan
    2. Suspend, penahanan: tidak boleh untuk sementara menjual saham yang dimilikinya
    3. Delisting, dan keinginan perusahaan kembali setelah tahap ini harus memenuhi syarat melaksanakan kewajiban yang diberikan BEJ.
  2. BAPEPAM melakukan pinalti jika terdapat pelanggaran, seperti: tidak membagi deviden, kejahatan perdagangan.

Saham yang merupakan bukti pemilikan sebuah perusahaan memiliki beberapa hak, sbb :

  1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham
  2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk deviden yang dibagi oleh perusahaan
  3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham yang masing-masing pemegang saham tidak berubah
  4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan likuidasi.

Jenis-jenis saham :

  1. Saham Biasa (common stock)

Adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga tingkat resiko paling besar. Dengan tingkat resiko yang besar, ketika jalan perusahaan dalam kondisi normal maka hak atas pembagian deviden lebih tinggi dibanding saham priorotas.

  1. Sertifikat Saham

Sertifikat yang dikeluarkan oleh PT Danareksa Pemerintah untuk membeli saham perusahaan-perusahaan emiten melalui pasar modal dan menjualnya kembali kepada masyarakat umum dalam bentuk sertifikat saham.

  1. Saham Prioritas

Jenis saham yang memiliki beberapa kelebihan ketika dikaitkan dengan pembagian deviden atau aktiva pada saat likuidasi. Beberapa kelebihan tersebut :

  1. Saham Prioritas Kumulatif dan Tidak Kumulatif

Saham Prioritas Kumulatif, adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun devidennya harus dibayarkan kepada pemegang saham

Saham Prioritas Tidak Kumulatif, adalah deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi tahun-tahun berikutnya. Ketika akan membagi deviden untuk saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar deviden saham prioritas untuk tahun tersebut.

  1. Saham Prioritas Partisipasi dan Tidak Berpartipasi
  2. Saham Prioritas atas Aktiva dan Deviden pada saat likuidasi
  3. Saham Prioritas yang dapat ditukar dengan saham biasa.

Pencatatan modal saham, hal-hal yang berkaitan dengannya :

  1. Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi, adalah jumlah saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan.
  2. Modal saham beredar, adalah jumlah saham yang sudah dijual
  3. Modal saham belum beredar, adalah jumlah saham yang sudah diotorisasi tetapi belum dijual
  4. Treasury stock, adalah modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli kembali oleh perusahaan
  5. Modal saham dipesan, adalah jumlah saham yang disisihkan karena sudah dipesan untuk dibeli

Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan diserahkan kepada pemesan bila harga sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesan tidak dapat melunasinya, kebijakan yang dapat diambil perusahaan :

  1. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan
  2. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut
  3. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan)
  4. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima.

Lump Sum, adalah penjualan unit saham yang terdiri dari beberapa jenis saham.

Treasury Stock, sebagai saham yang dibeli kembali oleh perusahaan yang mengeluarkannya biasa terjadi karena beberapa alasan berikut :

  1. Untuk menaikkan harga saham
  2. Akan dijual kembali pada karyawan
  3. Akan dibagikan sebagai deviden
  4. Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan.

Perubahan yang mungkin terjadi dalam modal saham, yaitu :

  1. Pembelian kembali saham yang beredar untuk sementara waktu atau selamanya
  2. Penukaran saham yang beredar dengan jenis saham yang lain, ayau mungkin juga dilakukan reorganisasi yang menyeluruh terhadap struktur modal
  3. Emisi saham baru.

Early redemption: pembelian kembali sumber asset perusahaan setelah sebelumnya dijual, seperti halnya hostile take over dalam dunia perbankan. Contoh: buyback Eurobond Indofood oleh Indofood yang telah dijual tahun 2002 seharga 310 juta US dollar, dengan tingkat bunga 10,375%.

Forrex loss: rugi selisih kurs yang dialami perusahaan emiten akibat penundaan pengeluaran obligasi, disebabkan alasan / kebijakan tertentu.

Deviden adalah pembagian keuntungan kepada setiap pemegang saham perusahaan sesuai dengan jumlah lembar kepemilikan.

Deviden yang dibagi perusahaan :

  1. Deviden Kas
  2. Deviden Aktiva selain kas
  3. Deviden Utang (Scrip Devidens)
  4. Deviden Likuidasi
  5. Deviden Saham

Contoh kasus pembelian saham:

Tanggal 1 Januari 2005 dibeli 20 lot (20 x 500) dengan harga Rp. 5000,00/ lembar dan tanggal 6 dijual dengan Rp. 5.200,00/ lembar.

Jawab: 10.000 lembar saham : Rp. 50.000.000, 00 beli

: Rp. 52.000.000, 00 jual

Rp. 50.000.000, 00 x 4/1000: Rp. 200.000, 00 fee beli

Rp. 52.000.000, 00 x 5/1000: Rp. 260.000, 00 fee jual

Harga beli: Rp. 50.200.000, 00 dan harga jual: Rp. 51.740.000, 00

Jurnal: Membeli

Saham biasa Rp. 50.000.000, 00

Fee beli        Rp.      200.000, 00

Kas                     Rp. 50.200.000, 00

Menjual

Kas        Rp. 51.740.000, 00

Saham biasa    Rp.  50.200.000, 00

Pendapatan     Rp.    1.540.000, 00

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

Keputusan investor memilih suatu saham sebagai objek investasinya membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa. Baik, secara individual, kelompok maupun gabungan.

Informasi yang sederhana namun dapat mewakili suatu kondisi tertentu akan mewujudkan peta permasalahan yang disimbolkan oleh tanda-tanda angka atau peristilahan tertentu.

Berdasarkan peta permasalahan inilah para investor dapat membayangkan maupun memprediksi situasi yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Bentuk informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu adalah suatu indeks harga saham.

IHSG adalah suatu indeks yang diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. IHSG di bursa efek meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan preferen. IHSG mulai dikenalkan pada tanggal 1 April 1983 dengan landasan dasar (baseline) tanggal 10 Agustus 1982. Pada waktu itu hanya tercatat sebanyak 13 saham.

JENIS-JENIS INDEKS HARGA SAHAM

  1. Indeks Harga Saham Individual: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut.
  2. Indeks Harga Saham Gabungan

a. Seluruh saham: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutup di bursa pada hari tersebut (menggambarkan kinerja suatu saham gabungan).

b. Kelompok saham: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham kelompok seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutup di bursa pada hari tersebut (menggambarkan kinerja suatu saham kelompok).

  1. Indeks LQ45: indeks dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan (likuiditas, kapitalisasi pasar). Penggantian saham kelompok ini dilakukan setiap enam bulan sekali.
  2. Indeks JII (Jakarta Islamic Index): untuk mengembangkan pasar modal syari’ah, PT BEJ dan PT Danareksa Investment Management meluncurkan saham berdasarkan syari’ah Islam, yaitu: Jakarta Islamic Index digunakan sebagai ukuran kinerja investasi pada saham yang berbasis syari’ah.

c. Jenis usaha: menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham kelompok jenis usaha, sampai pada tanggal tertentu.

Rumus menghitung IHSG

IHSGt: Nilai Pasar t x 100

Nilai Dasar

IHSGt: indeks harga saham gabungan hari ke-t.

Nilai Pasar: rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar per lembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-t.

Nilai Dasar: sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982. Dengan demikian pada tanggal tersebut bernilai 100 (merupakan indeks dasar).

Nilai dasar dari IHSG selalu disesuaikan untuk kejadian, seperti:

  1. IPO
  2. Right Issue
  3. Partial/ company listing
  4. Konversi dari convertible bond
  5. Delisting (mengundurkan diri dari pencatatan, misalnya karena kebangkrutan).

Sembilan sektor yang diperhatikan dalam perhitungan IHSG:

  1. Sektor Primer:
  1. Sektor Pertanian
  2. Sektor Pertambangan
  3. Industri Dasar Kimia
  4. Aneka Industri
  5. Industri Barang Konsumsi
  1. Sektor Sekunder
  1. Sektor Tersier
  1. Properti dan Real Estate
  2. Transportasi dan Infrastruktur
  3. Keuangan
  4. Perdagangan jasa dan investasi.

Nilai pasar/ Kapitalisasi Pasar: jumlah saham hari x harga pasar hari ini.

Nilai dasar: jumlah saham pada hari dasar x harga pasar pada hari dasar.

Issued: seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh emiten. Kecuali untuk beberapa emiten yang belum listing atau belum mencatatkan semua sahamnya di bursa.

Perubahan indeks terjadi disebabkan:

  1. Perubahan harga saham (baik saham individual atau gabungan)
  2. Coorporate Actions: aktivitas emiten, seperti split. Contoh: saham A melakukan split saham dengan rasio 1:1, saham lama mendapat saham baru. Bila harga saham pada saat hari terakhir sebelum split, Rp. 2.000, 00 maka harga teoritis saham pada hari bursa berikutnya, Rp. 1.000, 00.

Rumus-rumus perhitungan harga teoritis:

  1. HT=  Hc

    n

    Perhitungan HT saham yang diakibatkan split saham dari nilai nominal Rp. NL menjadi Rp. NB.

Hc: harga akhir saham dengan nilai nominal lama

n   : nilai nominal lama : nilai nominal baru (faktor split)

  1. HTs: A x hc

    A+B

    Perhitungan HT saham yang diakibatkan pembagian saham bonus atau deviden dengan rasio A : B (sejumlah A saham lama mendapat sejumlah B saham baru).

A: jumlah saham lama

B: jumlah saham baru.

  1. Perhitungan HTS yang diakibatkan oleh penawaran terbatas dengan rasio A : B (sejumlah A saham lama mendapat hak untuk membeli sejumlah B saham baru) dan harga pelaksanaan hak ( hr ).
HTS’ : (B x hc) +  (B x hr)

A + B

Hr : exercise price, harga yang telah ditetapkan emiten untuk membeli saham baru

Contoh penghitungan indeks saham

Jumlah Saham (unit dalam juta) Harga Saham (dalam rupiah) Nilai Pasar (dalam juta rupiah)
Saham Sblmnya Hari ini Sblmnya Hari ini Sblmnya Hari ini
A 2 1000 2000
B 6 1200 7200
C 5 1250 6250
D 12 1975 23.700
E 8 2500 20.000
F 7 1525 10.675
G 9 1650 14.800

Hak beli saham (HBS)

Para investor mungkin menerima hak beli saham (stock right). Hak beli saham merupakan hak yang diberikan kepada investor untuk membeli saham baru dari perusahaan dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu. Setiap lembar saham akan memperoleh 1 lembar saham.

Perhitungan untuk alokasi harga perolehan hak beli saham adalah:

Cost HBS = Harga pasar HBS                         x Cost Inv.Saham

Harga pasar tanpa hak beli saham x Harga pasar beli saham

Contoh: Abdullah memiliki 200 lembar saham PT A dengan nominal Rp. 1000,00 / lembar dibeli dengan harga Rp. 2.000.000,00. Setahun kemudian diterima HBS yang dapat digunakan membeli 1 / 4 lembar saham baru dengan harga Rp. 1.000,00 / lembar. Pada saat itu diketahui harga pasar sbb:

Saham tanpa hak beli              Rp. 11.000,00

HBS                                        Rp.   5.000,00

Berapa harga pokok HBS dan berapa harga pokok  baru untuk saham

Peristiwa yang sifatnya tidak merubah nilai pasar total tidak berpengaruh terhadap nilai dasar IHSG, misal: pemecahan lembar saham (stock splits), deviden berupa saham (stock devidens), bonus issue.

Rumus untuk menyesuaikan nilai dasar

NBD: (NPL + NPTS)

(NPL x NDL)

NDB: nilai dasar baru yang disesuaikan

NPL: nilai pasar lama

NPTS: nilai pasar tambahan alam

NDL: nilai dasar lama

Contoh 1:

Nilai pasar seluruh saham yang beredar di pasar modal saat ini adalah sebesar Rp. 100 milyar. Nilai dasar pada saat ini adalah sebesar Rp. 25 milyar. Berapa IHSG?

Jawab: IHSG        : Rp. 100 milyar x 100

Rp. 25 milyar

: 400

Contoh 2:

Perusahaan X melakukan IPO sebanyak 1 juta lembar saham dengan harga Rp. 1000,- per lembar. Nilai tambahan saham (NPTS) ini adalah sebesar 1.000.000 x Rp. 1000,- = Rp. 1 milyar. Nilai pasar lama dan nilai dasar lama adalah berturut-turut adalah sebesar NPL: Rp. 100 milyar dan NDL = Rp. 25 milyar. Berapa nilai dasar baru yang baru yang disesuaikan?

Jawab:       NDB        : (Rp. 100 M + Rp. 1 M) x Rp. 25 M

Rp. 100 M

: Rp. 25, 25 M

IHSG baru: ( Rp. 101 M  ) x 100

Rp. 25, 25 M

: 400

Contoh 3:

Misalnya hanya harga saham X yang berubah dari Rp. 1.000 menjadi Rp. 2.000 per lembarnya, sehingga terjadi kenaikan nilai pasar sebesar (Rp. 2.000 – Rp. 1.000) x 1.000.000 = Rp. 1 Milyar. Nilai pasar keseluruhan yang baru menjadi Rp. 101 M + Rp. 1 M = Rp. 102 M. Maka, IHSG yang baru menjadi sebesar:

IHSG =    (Rp. 102 M) x 100 = 404

Rp. 25, 25 M

Referensi:

  1. Achsien, Irgin, Investasi Syariah di Pasar Modal, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  2. Fabozzi, Frank, Manajemen Investasi, Salemba Empat.
  3. Hamidi, Luthfi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Senayan Abadi Publishing, Jakarta.
  4. Karim, Adiwarman et all, Aplikasi Konsep Syariah untuk Lembaga Keuangan Syariah, BMT Network.
  5. Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Ekonosia, Jogjakarta
  6. Shawi, Shalah dan Muslih, Abdullah, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Daarul Haq, Jakarta.
  7. Sudarsono, Hari, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Jogjakarta.

والحمدالله ربّ العالمين

Dipublikasi di Akuntansi | Meninggalkan komentar

STRUKTUR ORGANISASI

Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Organisasi adalah suatu alat dan wadah atau tempat seorang manajer untuk melakukan kegiatan-kegiatannya mencapai tujuan yang diinginkan.Pengorganisasian adalah salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah melakukan perencanaan (planning).

organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak secara sendiri.

Bentuk-bentuk organisasi
1. Berdasarkan Tipe-tipe Struktur Organisasi
Jika dilihat dari strukturnya, organisasi dapat dibagi kepada beberapa tipe,yaitu:
(a) organisasi dalam bentuk lini (line organization)
(b) organisasi dalam bentuk lini dan staf (line and staf organization)
(c) organisasi dalam bentuk fungsional {functional, organization)
(d) organisasi dalam bentuk panitia (committe organization).

a. Organisasi dalam bentuk lini (line Organization)
Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur atau bentuk militer. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya orga¬nisasi ini dipakai oleh militer dan perusahaan-perusahaan kecil saja.

Dalam organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan bersangkutan.

Ciri-ciri dari organisasi dalam bentuk lini adalah:
1) Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi kepada berbagai tingkat operasional.
2) Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
3) Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top Management).
4) Ruang lingkup Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit.
5) Hubungan kerja antara atasan dan bawahan bersifat langsung.
6) Tujuan alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi bersifat sederhana.
7) Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan yang tertinggi.
8)Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah.
9) Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya.
10) Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk lini adalah:
1) Kekuatan dan tanggung-jawab dapat ditetapkan secara pasti.
2) Orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggung-jawab diketahui oleh semua pihak.
3) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat karena jumlah orang yang perlu diajak berkonsultasi tidak banyak.
4) Disiplin kerja mudah dipertahankan dan pengawasan dari pimpinan mudah dilaksanakan.
5) Besarnya solidaritas para anggota karena satu sama lainnya saling kenal-mengenal.
6) Tersedianya kesempatan yang banyak bagi pimpinan organisasi untuk melatih bakat-bakat yang dipunyai bawahan.
7) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat terbatas.

Keburukan dari organisasi bentuk lini adalah:
1) Tujuan organisasi cenderung sama, atau paling tidak didasarkan atas tujuan pribadi pimpinan tertinggi dari organisasi dimaksud.
2) Pimpinan organisasi cenderung bertindak otoriter, karena organisasi dipandang milik pribadi.
3) Seluruh kegiatan organsasi tertalu tergantung ke pada seseorang, dan kelangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh orang bersangkutan.
4) Kesempatan bagi para anggota organisasi untuk mengembangkan spesialisasinya sangat terbatas.

b. Organisasi dalam bentuk staf (Staff Organization)
Organisasi dalam bentuk staf hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan.Berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah.

c. Organisasi dalam bentuk lini dan staf (tine and staf or¬ganization)
Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization) adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.Biasanya organisasi bentuk lini dan staf terjadi pada organisasi yang lebih besar, di mana penyediaan tenaga spesialis sudah semakin dirasakan untuk memberikan nasehat-nasehat atau saran-saran teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf adalah:
1) Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
2) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
3) Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.
4) Organisasinya besar, karyawannya banyak dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5) Hubungan antara atasan dengan para bawahan tidak bersifat langsung.
6) Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling kenal-mengenal.
7) Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk lini dan staf adalah:
1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan tugas pokok organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan penunjang.
2) Asas spesialisasi yang ada dapat dilanjutkan menurut bakat bawahan masing-masing.
3) Prinsip “the right man on the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
4) Koordinasi dalam setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan mudah.
5) Dapat digunakan dalam organisasi yang lebih besar.

Keburukan dari organisasi bentuk lini dan staf adalah:
1) Pimpinan lini sering mengabaikan nasehat atau saran dari staf.
2) Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pimpinan lini.
3) Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui’batas kewenangannya.
4) Perintah lini dan perintah staf sering membingungkan anggota organisasi karena kedua jenis hirarki sering tidak seirama dalam memandang sesuatu.

d. Organisasi dalam bentuk fungsional
Organisasi fungsional adalah bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Setiap kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya.

Pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas/pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya. F. W. Taylor yang menciptakan organisasi fungsional ini.

Adapun ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut:
1) Dapat dibedakan pembidangan tugas secara tegas dan jelas.
2) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3) Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4) Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
1) Adanya pembagian tugas antara kerja pikir (mental) dan fisik,
2) Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik.
3) Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi.
4) Moral serta disiplin keija yang tinggi.
5) Koordinasi antara orang-orang yang ada daiam satu fungsi mudah dijalankan.

Keburukan dari organisasi bentuk fungsional adalah:
1) Insiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.
2) Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
3) Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.

d. Organisasi dalam bentuk panitia (committee)
Organisasi panitia/komite adalah organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif/ presidium/plural executive” dan komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat formal atau informal,komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.
Jadi, organisasi dalam bentuk panitia ini adalah organisasi di mana para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia.

Ciri-ciri organisasi bentuk panitia adalah:
1) Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas.
2) Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Or¬ganisasi ini hahya dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan.
3) Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif.
4) Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama.
5) Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas.

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
1) Keputusan dapat diambil dengan baik dan tepat
2) Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan.
3) Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.

Keburukan dari organisasi bentuk panitia adalah:
1) Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota or¬ganisasi.
2) Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung jawab melebihi yang lain.
3) Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak dari satu orang saja
4) Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas.
Organisasi panitia biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi.

Dipublikasi di Manajemen | Meninggalkan komentar

STRATEGI HARGA PENETAPAN HARGA

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika :

–          Mengembangkan produk baru

–          Memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru

–          Mengikuti lelang atas kontrak kerja baru

Sembilan Strategi Harga – Mutu :

H A R G A

Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 1. Strategi Premium 2. Strategi Penetrasi 3. Strategi Nilai Istimewa
Sedang 4. Strategi penetapan harga terlalu tinggi 5. Strategi nilai menengah 6. Strategi nilai – baik
Rendah 7. Strategi Peneuri 8. Strategi yg sesungguhnya tidak menghemat 9. Strategi penghematan

Prosedur penetapan harga ( 6 langkah )

  1. Memilih tujuan penetapan harga
  2. Menentukan permintaan
  3. Memperkirakan biaya
  4. Menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing
  5. Memilih metode penetapan harga
  6. Memilih harga akhir

Memilih Tujuan Penetapan Harga

Semakin jelas tujuan maka semakin mudah bagi perusahaan untuk menetapkan harga.

Ada lima tujuan utama :

  1. Mengejar kelangsungan hidup, jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yg ketat atau konsumen yg berubah-ubah.
  2. Memaksimumkan laba sekarang
  3. Memaksimumkan pangsa pasar
  4. Memaksimumkan skiming pasar
  5. Kepemimpinan mutu-produk

Menentukan Permintaan

Tiap harga yg dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yg berbeda-beda dan sebab itu akan memberikan pengaruh yg berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.

  1. Permintaan Inelastis                                                             (b) Permintaan Elastis

$ 15

$ 10

100    105                                                                                   50                                    150

Jumlah yang diminta per periode                                              Jumlah yang diminta per periode

Langkah  pertama dalam memperkirakan permintaan adalah memahami faktor-faktor yg mempengaruhi kepekaan harga yaitu :

  1. Pengaruh nilai unik : para pembeli kurang peka thd harga jika produk lebih bersifat unik
  2. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti : pembeli semakin kurang pekathd harga jika mereka tdk menyadari adanya produk pengganti
  3. Pengaruh perbandingan yg sulit : pembeli semakin kurang peka thd harga jika mrk tdk dpt dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti
  4. Pengaruh pengeluaran total : pembeli semakin kurang peka thd harga jika pengeluaran tsb semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya
  5. Pengaruh manfaat akhir : pembeli semakin kurang peka thd harga jika pengeluaran tsb semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir
  6. Pengaruh biaya bersama : pembeli semakin kurang peka thd harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain.
  7. Pengaruh investasi tertanam : pembeli semakin kurang peka thd harga jika produk tsb digunakan bersama dengan aktiva yg telah dibeli sebelumnya
  8. Pengaruh mutu-harga : pembeli semakin kurang peka thd harga jika produk tsb dianggap memiliki mutu, prestise atau eksklusifitas yg lebih
  9. Pengaruh persediaan : pembeli semakin kurang peka thd harga jika mrk tidak dapat menyimpan produk tsb.

Sejumlah kekuatan seperti deregulasi dan teknologi perbandingan harga langsung yg tersedia dlm internet telah mengubah produk menjadi komoditas di mata para konsumen dan meningkatkan kepakaan mrk thd harga.

Dalam mengukur kurva permintaan, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode :

  • Melibatkan analisis scr statistik atas data harga masa lalu, jml yg terjual dan faktor lain sbg dasar utk memperkirakan hubungannya
  • Melakukan eksperimen harga
  • Meminta pembeli utk menyatakan berapa unit yg akan mrk beli pada berbagai harga yg diusulkan.

Pemasar pelu mengetahui seberapa responsif atau elastis suati permintaan menanggapi perubahan harga., Jika permintaan hampir tidak berubah dgn adanya perubahan kecil pd harga, disebut permintaan inelastis. Jika permintaan mengalami perubahan, disebut permintaan elastis.

Permintaan akan mjd kurang elastis dlm kondisi-kondisi berikut :

  1. Terdapat hanya sedikit atau bahkan tdk ada brg pengganti atau pesaing
  2. Pembeli tdk segera menyadari harga yg lebih tinggi tsb
  3. Pembeli lambat dlm mengubah kebiasaan membelinya dan dlm mencari harga yg lebih rendah
  4. Pembeli berpikir bhw harga yg lebih tinggi itu pantas krn ada perbaikan mutu,inflasi yg normal dsb

Jika permintaan elastis, maka penjual akan mempertimbangkan utk menurunkan harga yg akan menghasilkan penerimaan total yg lebih besar.

Memperkirakan Biaya

Biaya perusahaan ada 2 jenis ( biaya tetap dan biaya variabel )

Biaya tetap (overhead) biaya yg tdk dipengaruhi oleh produksi atau penjualan

Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi.

Biaya total = biaya tetap + biaya variabel utk tiap level produksi tertentu.

Biaya rata-rata = total biaya : produksi.

Untuk dpt menetapkan harga dengan tepat, manajemen perlu mengetahui bagaimana biayanya bervariasi bila level produksinya berubah. Biaya juga berubah sbg akibat dr usaha terpusat para perancang, tknisi dan agen pembelian perusahaan utk mengurangi biaya.

Perusahaan Jepang sering menggunakan metode “penetapan biaya berdasarkan sasaran” :

–          Menggunakan riset pasar utk menetapkan fungsi-fungsi yg diinginkan dari suatu produk baru

–          Menentukan harga jual produk tsb dgn memperhatikan daya tarik produk dan harga pesaing

–          Mengurangi margin laba yg diinginkan dr harga tsb, shg diperoleh harga sasaran yg hrs dicapai.

–          Meneliti setiap unsur biaya-perancangan,rekayasa,manufaktur,penjualan dll serta menguraikannya mjd unsur-unsur yg lebih kecil

–          Merekayasa berbagai komponen,menghilangkan beberapa fungsi dan menurunkan biaya pemasok dgn tujuan agar proyeksi biaya akhir sesuai dg kisaran biaya berdasarkan sasaran.

Jika tdk berhasil, maka pengembangan produk tdk dialnjutkan.

Menganalisa Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing

Dalam rentang kemungkinan harga yg ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, harus diperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing.

–          Jika tawaran perusahaan serupa dg tawaran pesaing utamanya, perusahaan hrs menetapkan harga yg dekat dg harga pesaing

–          Jika tawaran perusahaan lebih rendah mutunya, maka tdk dpt menetapkan harga yg lebih tinggi dari pesaing

–          Jika penawaran perusahaan lebih tinggi mutunya, dpt ditetapkan harga yg lebih tinggi drpd pesaing.

Perlu disadari bahwa pesaing dapat merubah hargabya sebagai tanggapan atas harga yg ditetapkan perusahaan.

Memilih Metode Penetapan Harga

Model 3C utk penetapan harga :

  1. Kurva permintaan pelanggan ( customer’s demand schedule )
  2. Fungsi biaya ( cost function )
  3. Harga pesaing ( competitor’s prices )

Metode penetapan harga :

Penetapan harga markup ( markup pricing )

Biaya per unit = biaya variabel + ( biaya tetap : unit penjualan )

Harga markup = biaya per unit : ( 1 – pengembalian atas penjualan yg diinginkan )

Markup biasanya lebih tinggi utk produk musiman ( guna menutup resiko produk yg tdk terjual ); produk khusus; produk yg penjualannya lambat; produk yg biaya penyimpanan dan penangannnya tinggi; serta produk degn permintaan yg tdk elastis.

Penetapan Harga berdasarkan Sasaran Pengembalian

Harga sasaran pengembalian = ( biaya per unit + tingkat pengembalian yg diinginkan X Modal yg diinvestasikan )  :  Unit Penjualan

Kurva pendapatan total dan kurva biaya total berpotongan pada volume titik impas :

Volume titik impas = biaya tetap : ( harga – biaya variabel )

Penetapan harga berdasar sasaran pengembalian cenderung mengabaikan elastisitas harga dan harga pesaing.

Penetapan harga berdasar nilai yg dipersepsikan :

Perusahaan melihat persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual sebagai kunci untuk penetapan harga. Mereka menggunakan berbagai variabel non harga dalam bauran pemasaran utk membentuk nilai yg dipersepsikan dlm pikiran pembeli

Penetapan harga nilai

Yaitu menetapkan harga yg cukup rendah utk tawaran yg bermutu tinggi. Hal itu merupakan rekayasa ulang operasi perusahaan supaya benar-benar mjd produsen yg berbiaya rendah tanpa mengorbankan mutu, serta menurunkan harga secara berarti utk menarik sejumlah pelanggan yg sadar – nilai

Penetapan harga sesuai Harga Berlaku

Perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing, bisa sama, lebih tinggi atau lebih rendah. Jika biaya sulit untuk diukur atau tanggapan pesaing tdk pasti, perusahaan berpendapat bahwa harga yg berlaku merupakan pemecahan yg baik, dan dianggap mencerminkan kebijakan bersama industri sbg harga yg akan menghasilkan tingkat pengembalian yg layak dan tdk membahayakan keselarasan industri.

Penetapan Harga Tender Tertutup

Perusahaan menetapkan harga berdasarkan perkiraannya ttg bagaimana pesaing akan menetapkan harga dan bukan berdasarkan hubungan yg kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan.

Memilih Harga Akhir

Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan termasuk penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga perusahaan dan dampak harga terhadap pihak-pihak lain.

Ketika melihat produk tertentu, pembeli memiliki suatu harga referensi dalam benaknya yg mungkin terbentuk dg memperhatikan harga-harga sekarang, harga masa lalu atau konteks pembelian  dan biasanya penjual sering memanipulasi harga referensi itu dlm menetapkan harga.

Pengaruh elemen bauran pemasaran lain thd harga, hubungan antara harga relatif, mutu relatif dan iklan relatif :

  • Merk dgn mutu relatif rata-rata tetapi dg anggaran iklan yg relatif tinggi dpt mengenakan harga premium
  • Merk dengan mutu relatif tinggi dan iklan yg relatif tinggi memperoleh harga tertinggi
  • Hubungan positif yg paling kuat antara harga yg tinggi dg iklan yg tinggi terjadi pd tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi pemimpin pasar.

MENGADAPTASI HARGA

Beberapa strategi adaptasi harga :

  1. Penetapan Harga Geografis ( tunai, imbal dagang dan barter
  2. Diskon dan potongan harga
  3. Penetapan harga promosi
  4. Penetapan Harga Diskriminasi, jika suatu perusahaan  menjual suatu produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yg tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proposional. Ada beberapa bentuk :

–          Penetapan harga segmen-pelanggan

–          Penetapan harga bentuk produk

–          Penetapan harga citra

–          Penetapan harga lokasi

–          Penetapan harga waktu

  1. Penetapan Harga Bauran Produk, perusahaan mencari sekumpulan harga yg memaksimumkan laba keseluruhan bauran produk. Situasi yg melibatkan penetapan harga bauran produk :

–          Penetapan harga lini produk

–          Penetapan harga keistimewaan pilihan

–          Penetapan harga produk pelengkap

–          Penetapan harga dua bagian

–          Penetapan harga produk sampingan

–          Penetapan harga bundel produk

MEMULAI DAN MENANGGAPI PERUBAHAN HARGA

Memulai penurunan harga karena beberapa keadaan sbb :

  1. Kelebihan kapasitas pabrik
  2. Pangsa pasar yg menurun
  3. Mendominasi pasar pesaing

Penetapan harga yg berhasil dapat meningkatkan laba cukup besar. Sedangkan keadaan utama  yg menyebabkan kenaikan harga adalah inflasi biaya dan kelebihan permintaan. Perusahaan bisa menaikkan harga dengan tajam atau sedikit demi sedikit beberapa kali namun jangan sampai terkesan sewenang-wenang. Namun harus dengan rasa keadilan dan para pelanggan diberi perhatian yg lebih jauh agar tetap menjadi pelanggan.

Perusahaan dapat juga menanggapi biaya yg lebih tinggi atau permintaan yg berlebih tanpa menaikkan harga, mencakup :

  1. Mengurangi jumlah produk daripada menaikkan harga
  2. Mengganti dg bahan atau unsur yg lebih murah
  3. Mengurangi atau menghilangkan keistimewaan produk utk mengurangi biaya
  4. Mengurangi atau menghilangkan pelayanan produk
  5. Menggunakan bahan kemasan yg lebih murah atau mempromosikan ukuran kemasan yg lebih besar guna mengurangi biaya pengemasan
  6. Mengurangi jenis ukuran dan model yg ditawarkan
  7. Menciptakan merek ekonomis baru

REAKSI ATAS PERUBAHAN HARGA

Reaksi pelanggan

Suatu penurunan harga ditafsirkan sebagai :

–          Produk tsb akan diganti dg model yg baru

–          Produk tsb cacat dan tidak  laku

–          Perusahaan dlm keadaan kesulitan keuangan

–          Harga akan turun lebih jauh

–          Mutu telah diturunkan

Jika terjaadi kenaikan harga maka ditafsirkan produk tsb laris dan mungkin tdk dapat diperoleh jika tdk segera membelinya, atau produk tsb mengandung nilai yg sangat baik.

Pelanggan menjadi sangat peka- harga utk produk yg mahal dan sering mereka beli dan beberapa pembeli kurang memperdulikan harga produk dibandingkan biaya total utk memperoleh, mengoperasikan dan merawat sepanjang masa hidup produk.

Seorang penjual dapat mengenakan harga yg lebih tinggi daripada pesaing dan tetap laris jika dapat meyakinkan pelanggan bahwa biaya total seumur hidup lebih rendah

Reaksi Pesaing

Perusahaan dapat mengantisipasi reaksi pesaing dg cara menganggap bhw pesaing :

–          Bereaksi dg pola yg teratur

–          Memperlakukan tisp perubahan harga sbg tantangan baru dan bereaksi menurut kepentingannya sendiri, maka perusahaan harus mempelajari keadaan keuangan, penjualan, kesetiaan pelanggan, serta tujuan perusahaan saat ini.

MENANGGAPI PERUBAHAN HARGA PESAING

Ada beberapa cara dalam menanggapi perubahan harga pesaing :

  1. Mempertahankan harga dan marjin laba, dengan keyakinan bhw ia akan kehilangan laba terlalu besar jika menurunkan harganya; ia tdk akan kehilangan banyak pangsa pasar; ia akan dpt merebut kembali pangsa pasar jika perlu
  2. Mempertahankan harga dan  nilai tambah, dg meningkatkan produk, pelayanan dan komunikasinya.
  3. Menurunkan harga, dg alasan :

–          Biayanya turun karena volume meningkat

–          Kehilangan pasar karena pasar peka-harga

–          Sulit utk memperoleh kembali pangsa pasar yg hilang

  1. Meningkatkan harga dan memperbaiki mutu
  2. Meluncurkan lini petarung berharga-murah

Analisis mendalam ttg berbagai alternatif perusahaan tidak selalu dpt dilaksanakan ketika serangan terjadi. Tanggapan yg terbaik bervariasi tergantung situasi. Perusahaan yg diserang hrs mempertimbangkan :

  • Tahap produk tsb dlm siklus hidup
  • Nilai pentingnya dlm portofolio produk perusahaan
  • Maksud dan sumber daya pesaing
  • Kepekaan pasar terhadap harga dan mutu
  • Perilaku biaya karena perubahan volume
  • Peluang alternatif perusahaan

**********-o0o**********

Dipublikasi di Akuntansi | Meninggalkan komentar

(METODE EQUITY)

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI

Dalam hal pencatatan Investasi Saham pada perusahaan anak, selalu diadakan penyesuaian terhadap adanya perubahan (perkembangan) yang terjadi dalam perusahaan anak, sehingga rekening Investasi Saham senantiasa mengikuti perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak maka prosedur pencatatan itu disebut Metode Equity. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak dengan menggunakan metode equity adalah :

  1. Rugi dan Laba bersih dari perusahaan anak

Keuntungan yang didapat dan rugi yang diderita berakibat terjadinya perubahan/perkembangan perusahaan anak, maka terhadap keuntungan yang diperoleh dan atau rugi yang diderita oleh perusahaan anak, harus diakui dan dicatat oleh perusahaan induk. Untuk keuntungan : Investasi Saham pada Perusahaan Anak (D), dan Pendapatan dari Perusahaan Anak (K). Rugi : Kerugian dari Perusahaan Anak (D), dan Investasi Saham pada Perusahaan Anak (K).

  1. Dividen yang dibagikan oleh Perusahaan Anak

Dilihat dari segi perusahaan anak, pembagian dividen ini akan berakibat kurangnya saldo Laba Yang Ditahan di satu pihak dan menaikkan jumlah hutang lancar (dalam hal pembayarnnya tidak dilakukan bersamaan dengan pengumuman pembagian dividen) atau mengurangi jumlah uang kas (dalam hal pembayarannya dilakukan tunai) di pihak yang lain. Dengan adanya pembagian dividen ini, perubahan yang terjadi pada perusahaan induk ialah perubahan bentuk kekayaan (aktiva) yang semula berupa hak atas laba pada perusahaaan anak (yang tercemin dalam rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak”) ke dalam bentuk kekayaan (aktiva) yang lain (“Piutang Dividen” atau “Kas”).

Modifikasi Metode Equity

Di mana perusahaan induk mencatat dan mengakui bagian atas laba atau rugi perusahaan anak yang ditampung dalam rekening Investasi Saham dan mengakui pembagian deviden dari perusahaan anak sebagai realisasi dari/pencarian dari sebagian Investasi/Penanaman Modal pada perusahaan anak di sebut dengan metode yang konvensional. Dari segi ekonomis, laba yang didapat oleh perusahaan anak juga harus diakui dan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan induk. Prosedur yang merupakan suatu modifikasi tersebut disebut sebagai Prosedur Penilaian oleh karena pencatatan yang dipakai didasarkan atas penilaian.

Hutang Piutang Antar Perusahaan Afiliasi

Di dalam neraca yang dikonsolidasikan tidak lagi dibenarkan melaporkan hak-hak dari perusahaan yang satu atas perusahaan yang lain yang berafiliasi atau sebaliknya kewajiban-kewajiban dari suatu perusahaan kepada perusahaan lain yang berafiliasi tersebut.saldo rekening-rekening timbal balik yang timbul dapat berasal dari transaksi-transaksi penjualan, pemberian uang muka/piutang di antara perusahaan afiliasi, pengumuman/pembagian dividen oleh perusahaan anak dll. Saldo rekening-rekening timbal balik tersebut, harus dieliminassi dalam neraca konsolidasi.

Masalah Eliminasi terhadap Wesel Tagih dan atau Wesel Bayar yang telah Didiskontokan

Dari sebagai satu kesatuan usaha bagi perusahaan-peusahaan yang berafiliasi, dengan didiskontokannya wesel tersebut berarti timbulnya kewajiban untuk membayar wesel tersebut pada saat jatuh tempo kepada pihak di luar perusahaan afiliasi. Oleh sebab itu proses penyusunan Neraca Konsolidasi mengikuti ketentuan sbb:

  1. Menghapuskan rekening-rekening Wesel Bayar pada perusahaan afiliasi
  2. Menghapuskan rekening Wesel Tagih Yang Didiskontokan dengan rekening lawan “Wesel Bayar” yang berarti timbulnya kewajiban pada pihak luar.

Masalah Penyesuaian dan Koreksi sebelum Penyusunan Neraca Konsolidasi

  1. Tidak dipercayanya oleh salah satu pihak dari perusahaan-perusahaan yang berafiliasi terhadap informasi keuangan tertentu.
  2. Adanya pos-pos yang masih dalam proses, sehingga suatu informasi telah dicatat oleh satu pihak akan tetapi belum dicatat oleh pihak yang lain berhubung dengan faktor waktu.

Sebagai contoh, pada akhir periode perusahaan anak telah mengumumkan adanya pembagian deviden dan dilaporkan di dalam neracanya sebagai “Hutang Deviden”. Jika neraca perusahaan induk pada akhir periode yang sama tidak melaporkan adanya “Piutang Deviden” atas bagian devidennya pada perusaahaan anak berarti bahawa neraca perusahaan induk tersebut belum lengkap. Dalam hal penyesuaian cukup dilakukan dalanm “Daftar Lajur Penyesuaian Neraca Konsolidasi”. Hal ini disebabkan informasi tersebut pada akhirnya nanti akan dicatat dan dilaporkan pula pada buku-buku perusahaan bersangkutan apabila informasi itu sudah sampai kepadanya.

Masalah Selisih Harga Perolehan dari Nilai Buku Saham

Pada metode ini eliminasi terhadap saldo rekening Investasi Saham-saham perusahaan anak (dimana jumlahnya selalu berubah-ubah), didasarkan atas posisi terakhir hak-hak para pemegang saham perusahaan anak (yang jumlahnya juga selalu berubah-ubah). Selisih antara hak-hak pemegang saham yang dieliminasi dengan saldo debit rekening “Investasi Saham Perusahaan Anak” merupakan “Selisih Lebih atau Selisih Kurang Harga Perolehan dari Nilai Buku Saham.

Contoh :

PT SUKA memiliki 80% saham-saham PT JAYA yang dibeli pada tanggal 1 Juli 2008 sebanyak 800 dengan harga @ Rp 20.000,00 = Rp 16.000.000,00. Adapun posisi modal dari masing-masing perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, serta laba(rugi) dan deviden yang dibagilan selama periode tahun buku 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut :

Keterangan PT SUKA

(Rp)

PT JAYA

(Rp)

Modal Saham, nominal @ Rp 15.000

Laba yang ditahan 31 Des 2007

Pembagian deviden, 30 Des 2008, dibayar 10 Jan 2009

Laba bersih tahun 2008

Pembagian deviden 30 Des 2009, dibayar bulan Jan 2010

Laba bersih tahun 2009

30.000.000

5.000.000

1.000.000

3.000.000

1.000.000

2.000.000

15.000.000

2.000.000

1.000.000

1.500.000

Berikut ini Neraca pada tanggal 31 Desember 2009 dari masing-masing perusahaan

Rekening-rekening Neraca PT SUKA

(Rp)

PT JAYA

(Rp)

Aktiva

Kas

Piutang Wesel (PT JAYA)

Piutang Dagang

Cadangan Kerugiaan Piutang

Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Uang Muka Pembelian

Persediaan barang Dagangan

Mesin

Akumulasi Penyusutan Mesin

Investasi saham-saham PT JAYA

650.000

2.000.000

2.500.000

(     500.000)

50.000

2.000.000

3.000.000

20.000.000

(  2.500.000)

20.000.000

500.000

5.000.000

(     600.000)

2.500.000

17.000.000

(  4.000.000)

Jumlah Aktiva 47.200.000 20.400.000
Hutang & Modal

Hutang Wesel1)

Hutang Dagang

Biaya Bunga Yang Masih harus Dibayar2)

Modal Saham

Laba Yang Ditahan

5.000.000

10.000.000

250.000

30.000.000

1.950.000

2.000.000

2.000.000

50.000

15.000.000

1.350.000

Jumlah Hutang & Modal 47.200.000 20.400.000

Catatan : 1) Hutang Wesel PT JAYA sebesar Rp 2.500.000,00 adalah hutang kepada PT SUKA

2) Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar PT JAYA sebesar Rp 50.000,00 adalah      merupakan bunga atas Hutang Wesel kepada PT SUKA.

Oleh karena pada metode equity perubahan dann perkembangan yang terjadi pada perusahan anak selalu diikuti oleh perusahaan induk, melalui rekening Investasinya dan rekening Laba Yang Ditahan, maka sejak pemilikannya sampai dengan akhir periode tahun buku 2009, perubahan dalam rekening-rekening tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

Perubahan dalam hak-hak pemegang saham Investasi

PT JAYA

(Rp)

Laba Yang Ditahan

PT SUKA (Rp)

31 Desember 2007 :

Saldo Laba Yang Ditahan

1 Juli 2008 :

Membeli 800 lembar saham PT JAYA @ Rp 20.000

30 Desember 2008 :

Pembagian Deviden

16.000.000

5.000.000

(1.000.000)

31 Desember 2008 :

Laba tahun 2008

PT JAYA Rp 1.000.000

PT SUKA Rp 3.000.000

16.000.000

400.000

4.000.000

400.000

3.000.000

30 Desember 2009 :

Pembagian Deviden

16.400.000

7.400.000

(1.000.000)

31 Desember 2009 :

Laba bersih tahun 2009

PT JAYA Rp 1.500.000

PT SUKA Rp 2.000.000

16.400.000

1.200.000

6.400.000

1.200.000

2.000.000

Saldo, 31 Desember 2009 17.600.000 9.600.000

PT JAYA

Saldo Laba Yang Ditahan 31 Desember 2007                                               Rp 2.000.000

Laba tahun 2008 sebesar Rp 1.000.000.

Bagian laba samapi dengan tanggal 1 Juli 2008 (tgl pemilikan saham)

6/12 x Rp 1.000.000 =                                                                                    Rp    500.000

Saldo laba yang ditahan 1 Juli 2008                                                               Rp 1.500.000

Bagian laba selama pemilikan saham

(1 Juli sampai dengan 31 Desember 2008)

6/12 x Rp 1.000.000 =                                                                                    Rp    500.000

Saldo laba yang ditahan, 31 Desember 2008                                                  Rp 1.000.000

Bagian laba yang harus diakui PT SUKA

atas laba usaha PT JAYA = 80% x Rp 500.000                                             Rp    400.000

Jurnal yang dicatat oleh PT SUKA

Laba Yang Ditahan                 Rp 400.000

Investasi Saham-saham PT JAYA                  Rp 400.000

Daftar Lajur Untuk Penyusunan Neraca Konsolidasi

Per 31 Desember 2009

Rekening-rekening Neraca PT SUKA PT JAYA Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Aktiva
Kas 650000 500000 1150000
Piutang Wesel (PT Jaya) 2000000 2000000 0
Piutang Dagang 2500000 5000000 7500000
Cadangan Kerugian Piutang (500000) (600000) 1100000
Pendapatan yang masih harus diterima 50000 50000 0
Uang Muka Pembelian 2000000 2000000 0
Persediaan barang Dagangan 3000000 2500000 5500000
Mesin 20000000 17000000 37000000
Akumulasi Penyusutan Mesin (2500000) (4000000) 6500000
Invesatsi Saham-saham PT JAYA 20000000
Eliminasi 80% Modal Saham 12000000
Eliminasi 80% Laba Yang Ditahan 1080000
SHPDNBS 6920000
Jumlah Aktiva 47200000 20400000
Hutang & Modal
Hutang Wesel 5000000 2000000 2000000 5000000
Hutang Dagang 10000000 2000000 12000000
Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar 250000 50000 50000 250000
Uang Muka Dari Langganan 2000000 2000000
Modal Saham PT Suka 30000000 30000000
Laba Yang Ditahan PT Suka 1950000 1950000
Modal Saham PT Jaya 15000000
Eliminasi 80% 12000000
Hak-hak pemegang saham minoritas 3000000
Laba Yang Ditahan PT Jaya 1350000
Eliminasi 80% 1080000
Hak-hak pemegang saham minoritas 270000
Jumlah Hutang & Modal 47200000 20400000 17130000 17130000 60070000 60070000

PT SUKA (Dan Perusahaan Anaknya PT JAYA)

Neraca Konsolidasi per 31 Desember 2009

(Rp)

Aktiva
Kas 1.150.000
Piutang Dagang 7.500.000
Cadangan Kerugian Piutang (  1.100.000)
Persediaan barang Dagangan 5.500.000
Mesin 37.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin (  6.500.000)
SHPDNBS 6.920.000
Jumlah Aktiva 50.470.000
Hutang dan Modal
Hutang Wesel 5.000.000
Hutang Dagang 12.000.000
Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar 250.000
Uang Muka Dari Langganan (  2.000.000)
Jumlah Hutang 15.250.000
Hak-hak pemegang saham minoritas
Modal Saham 3.000.000
Laba Yang Ditahan 270.000
3.270.000
Perusahaan Induk
Modal Saham 30.000.000
Laba Yang Ditahan 1.950.000
31.950.000
Jumlah Hutang & Modal 50.470.000

Referensi : Hadori Yunus dan Harnanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, BPFE

Dipublikasi di Akuntansi | Meninggalkan komentar

Hubungan kantor pusat dan cabang

Untuk meningkatkan omzet penjualan PT Putra membuka cabangnya diluar kota pada awal bulan desember 1987. Ikhtisar transaksi yang terjadi di kantor cabang dalam bulan desember 1987 dan jurnal untuk mencatat transaksi kantor cabang dan kantor pusat adalah sebagai berikut :

Transaksi-transaksi cabang Buku-buku cabang Buku-buku kantor pusat
1 s/d 31 desember 1987 :

  1. Diterima uang dari kantor pusat sebesar Rp. 500.000 sebagai modal kerja
Kas              500.000

R/K kantor pusat 500.000

R/K kantor cabang   500.000

Kas                       500.000

  1. Diterima barang-barang dari kantor pusat sebesar harga pokok Rp. 800.000
Pengiriman barang

Dari kantor

Pusat            800.000

R/K kantor pusat  800.000

R/K kantor pusat  800.000

Pengiriman barang

Dari kantor

Pusat                    800.000

  1. Pembelian alat-alat perlengkapan kantor oleh cabang secara tunai dengan harga Rp. 400.000
Alat kantor    400.000

Kas                     400.000

  1. Penjualan oleh kantor cabang terdiri :

Tunai  Rp. 450.000

Kredit Rp. 600.000

Jumlah

Rp. 10.500.000

Ka                450.000

Piutang dagang        600.000

Penjualan        10.500.000

  1. Penerimaan pembayaran piutang dari pelanggan :

Rp. 450.000

Kas              450.000

Piutang dagang    450.000

  1. Biaya yang dibayar :

– Komisi Rp. 57.000

Sewa

Kantor Rp. 42.000

Listrik Rp. 7.000

& air

Macam2 biaya

Rp. 27.000

Jumlah Rp 133.000

Gaji & komisi  57.000

Sewa kantor     42.000

Listrik               7.000

Macam2 biaya   27.000

Kas                    133.000

  1. Pengiriman uang ke kantor pusat sebesar Rp. 450.000
R/K kantor pusat 450.000

Kas                    450.000

Kas                      450.000

R/K kantor pusat      450.000

  1. Biaya yang dikeluarkan :

By asuransi

Rp. 40.000

Brosur & katalogus Rp. 50.000

Advertensi

Rp. 45.000

Bunga invest kantor cabang

Rp 95.000

Jumlah Rp. 230.000

Biaya asuransi     40.000

Brosur & catalog 50.000

Advertensi          45.000

Biaya bunga        95.000

R/K kantor pusat  230.000

R/K kantor pusat    230.000

Biaya asuransi           40.000

Brosur & catalog       50.000

Advertensi                  45.000

Biaya bunga              95.000

31 desember 1987

Penyesuaian dan tutup buku :

  1. Persediaan barang dagangan 31 des 1987 sebesar Rp. 455.000

Depresiasi alat kantor sebesar Rp. 7.000

Persediaan barang

Dagangan           455.000

Depresiasi alat

Kantor                  7.000

Ak depr alt

Kantor                  7.000

L/R                   455.000

j. Pemindahan saldo rekening pendapatan ke L/R Penjualan      10.500.000

R/L                  10.500.000

k. Pemindahan saldo rekening ke R/L Rugi/laba        1.170.000

Gaji                     57.000

Sewa kntr            42.000

Listrik                   7.000

By asuransi          40.000

Brosur                 50.000

By advertensi       45.000

By bunga             95.000

Dep alt kntr           7.000

Mcm by               27.000

Peng brg kntr

Pusat                 800.000

l. Pemindahan saldo laba ke R/K kntr pusat Rugi /Laba           27.000

R/K kntor pusat     27.000

m. Pengakuan laba atas operasi kantor cabang olh kantor pusat R/K kantor cabang   27.000

Rugi/laba cabang        27.000

n. Pemindahan saldo laba operasi cabang ke Rugi/Laba Rugi/laba cabang      27.000

Rugi/Laba                  27.000

Dipublikasi di Akuntansi | Meninggalkan komentar